Lawrence Kohlberg menekankan bahwa
perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral dan berkembang
secara bertahap. Kohlberg sampai pada pandangannya setelah 20 tahun melakukan
wawancara yang unik dengan anak-anak.
Dalam wawancara, anak-anak diberikan
serangkaian cerita dimana tokoh-tokohnya menghadapi dilema-dilema moral.
Bagaimana anak-anak dalam penyikapi setiap cerita yang dilakukan oleh
masing-masing tokoh dalam cerita yang disampaikan oleh kohlberg. Berikut ini
adalah salah satu cerita dilema Kohlberg yang paling populer:
Di Eropa seorang perempuan hampir
meninggal akibat sejenis kanker khusus. Ada suatu obat yang menurut dokter
dapat menyelamatkannya. Obat tersebut adalah sejenis radium yang baru-baru ini
ditemukan oleh seorang apoteker di kota yang sama. Biaya membuat obat ini
sangat mahal, tetapi sang apoteker menetapkan harganya sepuluh kali lipat lebih
mahal dari pembuatan obat tersebut. Untuk pembuatan satu dosis kecil obat ia
membayar 200 dolar dan menjualnya 2000 dolar. Suami pasien perempuan, Heinz,
pergi ke setiap orang yang ia kenal untuk meminjam uang, tetapi ia hanya bisa
mengumpulkan 1000 dolar atau hanya setengah dari harga obat tersebut. Ia
memberitahu apoteker bahwa istrinya sedang sakit dan memohon agar apoteker
bersedia menjual obatnya lebih murah atau memperbolehkannya membayar
setengahnya kemudian. Tetapi sang apoteker berkata, “Tidak, aku menemukan obat,
dan aku harus mendapatkan uang dari obat itu.” Heinz menjadi nekat dan membongkar
toko obat itu untuk mencuri obat bagi istrinya.
Cerita ini adalah salah satu dari
sebelas cerita yang dikembangkan oleh Kohlberg untuk menginvestigasi hakekat
pemikiran moral. Setelah membaca cerita, anak-anak menjadi responden menjawab
serangkaian pertanyaan tentang dilema moral. Haruskah Heinz mencuri obat?
Apakah mencuri obat tersebut benar atau salah? Mengapa? Apakah tugas suami
untuk mencuri obat bagi istrinya kalau ia tidak mendapatkannya dengan cara
lain? Apakah apoteker memiliki hak untuk mengenakan harga semahal itu
walaupun tidak ada suatu aturan hukum yang membatasi harga? Mengapa atau
mengapa tidak?
Berdasarkan penalaran di atas
kohlberg kemudian merumuskan tiga tingkat perkembangan moral, yang
masing-masing tahap ditandai oleh dua tahap. Konsep kunci dari teori Kohlberg,
ialah internalisasi, yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang
dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara
internal.
Tingkat Satu: Penalaran
Prakonvensional
Penalaran prakonvensional adalah
tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada
tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral,
penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.
Tahap 1 : Orientasi hukuman dan ketaatan
ialah tahap pertama dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini
perkembangan moral didasarkan atas hukuman. Anak-anak taat karena orang-orang
dewasa menuntut mereka untuk taat.
Tahap 2: Individualisme dan tujuan
adalah tahap kedua dari teori ini. Pada tahap ini penalaran moral didasarkan
pada imbalan dan kepentingan diri sendiri. Anak-anak taat bila mereka ingin
taat dan bila yang paling baik untuk kepentingan terbaik adalah taat. Apa yang
benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah.
Tingkat Dua: Penalaran Konvensional
Penalaran konvensional adalah
tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg.
Internalisasi individu pada tahap ini adalah menengah. Seorang mentaati
standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak mentaati
standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau masyarakat.
Tahap 3: Norma-norma interpersonal,
pada tahap ini seseorang menghargai kebenaran, kepedulian, dan kesetiaan pada
orang lain sebagai landasan pertimbangan-pertimbangan moral. Anak anak sering
mengadopsi standar-standar moral orangtuanya pada tahap ini, sambil
mengharapkan dihargai oelh orangtuanya sebagai seorang perempuan yang baik atau
laki-laki yang baik.
Tahap 4: Moralitas sistem sosial.
Pada tahap ini, pertimbangan moral didasarkan atas pemahaman aturan sosial,
hukum-hukum, keadilan, dan kewajiban.
Tahap Tiga: Penalaran
Pascakonvensional
Penalaran pascakonvensional adalah
tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini,
moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada
standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif,
menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral
pribadi.
Tahap 5: Hak-hak masyarakat versus
hak-hak individual, pada tahap ini seseorang mengalami bahwa nilai-nilai dan
aturan-aturan adalah bersifat relatif dan bahwa standar dapat berbeda dari satu
orang ke orang lain. Seseorang menyadari hukum penting bagi masyarakat, tetapi
nilai-nilai seperti kebebasan lebih penting dari pada hukum.
Tahap 6: Prinsip-prinsip etis
universal, pada tahap ini seseorang telah mengembangkan suatu standar moral
yang didasarkan pada hak-hak manusia yang universal. Bila menghadapi konflik secara
hukum dan suara hati, seseorang akan mengikuti suara hati, walaupun keputusan
itu mungkin melibatkan resiko pribadi.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar