Rabu, 28 Desember 2011

Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi dan Manajemen Sumber Informasi IRM


Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi
1. KONTROL PROSES PENGEMBANGAN
Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup system, Analis System, DBA dan Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam disain system. Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan cara menggabungkan kontrol software menjadi lima bagian pokok. Untuk memastikan bahwa CBIS yg diimplementasikan dpt memenuhi kebutuhan pemakai atau berjalan sesuai rencana :
1.1 Fase Perencanaan
Mendefinisikan tujuan dan kendala
1.2 Fase Analisis & Disain
Mengidentifikasi kebutuhan informasi
Menentukan kriteria penampilan Menyusun disain dan standar operasi CBIS
1.3 Fase Implementasi
Mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima Memastikan apakah memenuhi criteria penampilan Menetapkan prosedur utk memelihara CBIS
11.4 Fase Operasi & Kontrol
Mengontrol CBIS selagi berevolusi selama fase SLC
Memastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan
2. KONTROL DESAIN SISTEM

Tujuan untuk memastikan bahwa disainnya bisa meminimalkan kesalahan, mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya.Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai atau manfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
2.1 Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
2.2 Permulaan Dokumentasi Sumber
Perancangan dokumentasi
Pemerolehan dokumentasi
Kepastian keamanan dokumen
2
2.3 Kewenangan
Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh siapa
2.4 Pembuatan Input Komputer
Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan semua data input
diproses
2.5 Penanganan Kesalahan
Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan record yg
telah dikoreksi ke record entry
2.6 Penyimpanan Dokumen Sumber
Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi
bagaimana dapat dikeluarkan
3. KONTROL PENGOPERASIAN SISTEM

Kontrol pengoperasian sistem dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan
keamanan. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan
menjadi 5 area :
3.1 Struktur organisasional
Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis,
Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya
mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.
3.2 Kontrol perpustakaan
Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana
didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan
media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses
perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
3.3 Pemeliharaan Peralatan
Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer Engineer
(CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi Lapangan menjalankan pemeliharaan yang
terjadwal / yang tak terjadwal.
3.4 Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas
Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus seperti ruang computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus dilakukan dengan penguncian ruang peralatan dan komputer.
3.5 Perencanaan disaster
3.5.1 Rencana Keadaan darurat
Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan
3.5.2 Rencana Backup
Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya dari ketika terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
3.5.3 Rencana Record Penting
Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan tempat penyimpanan
3.5.4 Rencana Recovery
Rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan pengganti, fasilitas
komunikasi da pasokan-pasokan.
4. MENGAMANKAN SUMBER DAYA INFORMASI
Perusahaan melakukan investasi besar dalam sumber daya informasinya
Sumber daya tersebar di seluruh organisasi dan tiap manajer bertanggungjawab atas sumber daya yang berada di areanya, membuat mereka aman dari akses yang tidak sah.
Daftar Pustaka

Manajemen Sumber Informasi IRM
IRM adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan & manajemen.
Perencanaan manajemen puncak dari suatu perusahaan yang akan menetapkan penggunaan komputerisasi yang akan berguna untuk mengetahui penciptaan sumber informasi dan pengelolaannya Information resources management (IRM), jika perusahaan akan menerapkan IRM maka harus ada tiga unsur, yaitu :
1.     Eksekutif puncak bagian komputer melaporkan secara langsung kepada pimpinan yang disebut Chief Information Officer (CIO).
2.     CIO turut ambil bagian dengan Eksekutif lain dalam menyusun rencana jangka panjang untuk organisasi.
3.     Rencana jangka panjang harus dibuat agar kebutuhan informasi dapat memberi kepuasan pelayanan melalui komputerisasi personal.
Syarat-syarat Infromasi
Beberapa hal yang menetukan suatu infromasi layak atau tidaknya digunakan, diantaranya adalah:
1.     Relevansi: Infromasi memiliki keterkaitan yang lebih lekat dengan masalah atau kondisi yang sedang dihapi.
2.     Ketepatan: proses awal sampai akhir dalam membentuk infromasi harus akurat dengan objek yang sedang dianalisis.
3.     Tepat waktu: infromasi dapat dikirim dan diterima saat kondisi yang sedang diatasi, infromasi yang sudah usang atau tidak tepat waktu dalam pengkomunikasiannya dapat dikategorikan infrormasi itu hanya sebagai masukan /data masukan, semisal: Anda memberikan infromasi tentang kenaikan syarat masuk perkuliahan diman perkuliahan sudah dimulai.
4.     Kelengkapan: elemen-elemen atau kandungan yang membentuk suatu infromasi dapat dijelaskan dan dibuktikan dengan jelas.
Model
Model merupakan bentuk abstraksi dari tujuan yang ingin dicapai serta aktivitas dalam pemecahan masalah. Bebrapa bentuk model yang terdapat pada CBIS merupakan kumpulan sistem-sistem yang lebih kecil dikenal dengan subsitem memiliki bentuk masing-masing, untuk tiap sub sistem mereka saling berhubungan satu sama lain untuk mancapai suatu tujuan yang telah terkonsep.
Bebrapa bentuk model dari subsistem CBIS, yaitu: 
  • Model Fisik merupakan gambaran real atau bentuk yang nyata dari subsitem CBIS, misalkan: komputer, media penyimpanan, komputer(memilki subsitem yang lebih kecil dengan tujuan komputasi data). 
  • Model Naratif adalah bentuk dari komponen yang dapat digambarkan berupa instruksi lisan, lekat dengan subjek dari CBIS, atau user itu sendiri. 
  • Model Grafis merupaknan bentuk simbol berupa kumpulan titik-titik yang membentuk garis serta menjadi sebuah objek visual. 
  • Model Matematis merupakan model yang masuk dalam komponen CBIS berupa operasi-operasi matematis, model ini umumnya cenderung apada kegiatan pemrosesan data atau manipulasi data, seperti halnya membuat data statistik, laporan penjualan, laporan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
shymphonyatnight.blogspot.com/…/pentingnya-pengendalian-sistem


Rabu, 07 Desember 2011

Kasus pendekatan sistem yang mengacu pada CBIS


                  Dalam suatu masalah terdapat data yang harus diproses sehingga dapat dihasilkan menjadi sebuah keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan ini dibantu dengan menggunakan CBIS sehingga data yang diproses dengan menggunakan CBIS menjadi sebuah informasi dalam pengambilan keputusan.

Perancangan atau pembuatan SDM Pendidikan bermula dari masalah yang muncul dari lembaga pendidikan


Salah satu bidang penting dalam Administrasi/Manajemen Pendidikan adalah berkaitan dengan Personil/Sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik seperti guru maupun tenaga Kependidikan seperti tenaga Administratif. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan/organisasi sekolah dengan organisasi lainnya, ini sejalan dengan pernyataan Sergiovanni, et.al (1987:134) yang menyatakan bahwa:
”Perhaps the most critical difference between the school and most other organization is the human intensity that characterize its work. School are human organization in the sense that their products are human and their processes require the sosializing of humans”
Ini menunjukan bahwa manusia merupakan objek yang dominant dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah.
            Meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia memerlukan pengelolaan yang sistematis dan terarah, agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini berarti bahwa manajemen Sumber Daya Manusia merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan, besar atau kecil, apapun jenis industrinya (Schuller and Jackson, 1997:32), aspek Manajemen Sumberdaya Manusia menduduki posisi penting dalam suatu perusahaan/organisasi karena setiap organisasi terbentuk oleh orang-orang, menggunakan jasa mereka, mengembangkan keterampilan mereka, mendorong mereka untuk berkinerja tinggi, dan menjamin mereka untuk terus memelihara komitmen pada organisasi merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi (De Cenzo&Robbin, 1999:8). Menurut Barney (Bagasatwa,(ed),2006:12) sistem Sumber Daya Manusia dapat mendukung keunggulan kompetitif secara terus menerus melalui pengembangan kompetensi SDM dalam organisasi.
Berikut ini adalah masalah yang muncul pada lembaga pendidikan,yang dapat digolongkan menjadi;
a.       Masalah akademik
b.      Masalah personalia
c.       Masalah keuangan
d.      Masalah kesiswaan
e.       Masalah sarana dan prasarana
f.       Masalah pembelajaran
g.      Masalah perpustakaan
h.      Masalah promosi sekolah

Berikut ini adalah keterangan Elemen-elemen proses dari penyelesaian masalah :
  1. Masalah (problem ) adalah : Suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian atau keuntungan yang diluar kebiasaan
  2. Standard, menggambarkan keadaan yang diharapkan.
  3. Informasi, menggambarkan keadaan saat ini.
  4. Problem solver /Manajer, sebagai penyelesai masalah
  5. Kriteria Solusi (Solution Criterion) : Perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang diharapkan.
  6. Alternatif Pemecahan (alternative solution) : Diidentifikasi oleh manajer dengan mengandalkan pengalaman (experience), informasi dan masukan dari berbagai pihak.
  7. Kendala (contraints): Internal dan Ekstenal (dari lingkungan)
  8. Penyelesaian masalah (problem solving) adalah : Tindakan memberi respons/reaksi terhadap permasalahan dengan meminimalkan dampak buruknya dan memaksimalkan dampak baiknya.
  9.  Solution /Jalan keluar/solusi : Suatu aksi atau strategi yang dipilih dan diyakini akan memberikan solusi terbaik terhadap masalah yang dihadapi
Bentuk Berfikir Problem Solving
Dalam proses analisa situasi, dibutuhkan pula proses berfikir /  transfer of training sebab pada hakikatnya berfikir adalah sebuah latihan yg dilakukan secara terus menerus sehingga kerangka logis dan kebiasaan kerja keras dalam berfikir dapat berakibat pada kemajuan berfikir untuk bidang lain. Adapun bentuk2 berfikir dalam hubungannya dengan proses pemecahan masalah:
1.     Berfikir dengan pengalaman, pada bentuk ini seseorang lebih banyak menghimpun pengalaman2 dlm menyelesaikan masalah.
2.     Berfikir representative, pada bentuk ini proses berfikir sangat tergantung pada tanggapan dan ingatan2 saja.
3.     Berfikir creative, bentuk ini menekankan pentingnya menghasilkan temuan2 baru dgn menggunakan metode2 yg telah ada /dgn mengajukan metode baru yg lebih cocok.
4.     Berfikir reproduktif, metode ini dengan memikirkan kembali dan mencocokkan dengan sesuatu yg telah terfikirkan sebelumnya.
5.     Berfikir rasional, dalam menghadapi masalah maka dibutuhkan proses berfikir logis atau menggunakan keaktifan logis.
Proses pemecahan masalah di dunia pendidikan bila menggunakan kerangka pemecahan masalah (problem solving), yang terdiri dari: masalah, standar, yang telah terjadi, alternatif pemecahan masalah, dan solusi dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:






Dengan adanya problem solving tersebut kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih baik dalam dunia pendidikan, proses pengambilan keputusan tersebut tidak hanya digunakan pada tingkat dasar,tingkat menengah maupun perguruan tinggi tetapi juga dapat digunakan untuk masyarakat dalam proses operasional lembaga pendidikan.
sumber:

Rabu, 19 Oktober 2011

CBIS




Pemakaian sistem informasi

Meningkatnya penggunaan komputer menjadi perhatian yang semakin besar, terutama pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna. Di satu sisi, perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan. Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas.

Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru. Secara umum, perkembangan teknologi informasi ini mengganggu hak privasi individu. Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Belum lagi ada sebagian orang yang memanfaatkan komputer dan internet untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan serta hobinya. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal. Bukan suatu hal yang baru bila kita mendengar bahwa dengan kemajuan teknologi ini, maka semakin meningkat kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi ini.
Pada perkembangannnya, beberapa faktor negatif terjadi berkaitan dengan penggunaan sistem informasi oleh manusia, mengingat dalam menggunakan komputer, pengguna berhubungan dengan sesuatu yang tidak tampak. Dibalik kecepatan, kecermatan dan keotomatisan dalam memproses pekerjaan, ternyata teknologi informasi memuat dilema-dilema etis sebagai akibat sampingan dari adanya unsur manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus penggunanya.

Terdapat fakta-fakta yang mengindikasikan bahwa mayoritas penjahat komputer adalah mereka yang masih muda, cerdas dan kebanyakan laki-laki. Kemampuan mereka dalam menerobos bahkan merusak system semakin maju seolah kejar-mengejar dengan perkembangan proteksi yang dibuat untuk melindungi sistem tersebut. Berbagai macam bentuk fraud mengiringi pemakaian sistem informasi semisal pembelian barang melalui internet dengan menggunakan kartu kredit bajakan.

Manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus pengguna system tersebutlah yang akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanan sistem. Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayah-wilayah yang belum tercakup dalam wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer.

Identifikasi terhadap unethical behavior melibatkan unsur-unsur didalam dan diluar diri manusia sebagai atribut-atribut yang mempengaruhi perilaku manusia. Atribut-atribut karakteristik demografi manusia seperti umur, gender, tingkat kecerdasan, disamping nilai-nilai agama dan keluarga adalah unsur internal yang dimaksud. Sedangkan lingkungan sekitar seperti struktur organisasi, budaya dan situasi sekitar adalah faktor eksternal yang ikut menentukan perilaku manusia.

CBIS

Computer Based Information System  (CBIS) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga Sistem Informasi   Berbasis   Komputer   merupakan   sistem   pengolah   data   menjadi   sebuah   informasi yang berkualitas dan  dipergunakan   untuk  suatu  alat  bantu  pengambilan   keputusan. Beberapa  istilah yang terkait dengan CBIS yang akan dibahas pada bagian ini antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan “basis komputer” sebagai kata kuncinya.

Data
Banyak terdapat pengertian data yang dirangkum dari berbagai sumber. Bagian ini akan mengutip tiga pengertian data dari sudut pandang yang berbeda-beda.

1. Menurut berbagai kamus bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata “datum”  yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan.
2. Dari sudut pandang bisnis, terdapat pengertian data bisnis sebagai berikut : “Business data is an organization's description of things (resources) and events (transactions) that it faces”.
Jadi data, dalam hal ini disebut sebagai data bisnis, merupakan deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi.
3. Pengertian yang lain mengatakan bahwa “data is the description of things and events that we face”. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi.

Jadi   pada   intinya,   data   merupakan   kenyataan   yang   menggambarkan   suatu   kejadian   dan   merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.

Informasi
Berikut juga akan disampaikan pengertian informasi dari berbagai sumber.

1. Menurut   Gordon   B.   Davis   dalam   bukunya  Management   Informations   System   :   Conceptual Foundations,   Structures,   and   Development    menyebut   informasi   sebagai   data   yang  telah   diolah
menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam
keputusan sekarang maupun masa depan.

2. Menurut Barry E. Cushing dalam buku Accounting Information System and Business Organization, dikatakan   bahwa   informasi   merupakan   sesuatu   yang   menunjukkan   hasil   pengolahan   data   yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.

3. Menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam buku Management Control Systems, menyebut informasi sebagai suatu kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya.

4. Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam  bukunya Accounting Information Systems : Concepts and Practise   mengatakan informasi sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis.

Dari keempat pengertian seperti tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan  hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu   kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk   pengambilan suatu keputusan.

Sistem Informasi

Sistem Informasi merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar sub- sistemnya, sistem  informasi  akan  mampu  menyediakan   informasi   yang  berkualitas, tepat, cepat dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya.

Berbasis Komputer

Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer.   Sistem   Informasi   yang   akurat   dan   efektif,   dalam   kenyataannya   selalu berhubungan dengan istilah “computer-based”  atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer.

MANAJEMEN INFORMASI
Output informasi dari komputer digunakan oleh para manajer, nonmanajer,
serta orang-orang dan organisasi-organisasi dalam lingkungan
perusahaan. Manajer berada pada semua tingkat organisasi perusahaan, dan
dalam semua area bisnis. Manajer melaksanakan berbagai fungsi dan peran,
supaya berhasil dalam aktivitasnya manajer memerlukan keahlian dalam
komunikasi dan pemecahan masalah. Manajer perlu mengerti komputer
(computer literate), tetapi yang lebih penting mereka perlu mengerti informasi
(information literate).
Manajer harus mampu melihat bahwa unit yang berada di bawah
kendalinya merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem dan
berada dalam supersistem yang lebih besar. Perusahaan atau lembaga adalah
suatu sistem yang bersifat fisik, namun dikelola dengan menggunakan suatu
sistem konseptual. Sistem konseptual itu terdiri dari suatu pengolah informasi
yang mengubah data menjadi informasi dan menggambarkan sumber daya fisik.
Penjelasan di atas dapat dipertegas dengan ilustrasi sebagai berikut:
Manajer perusahaan berskala kecil dengan aset yang belum begitu besar, dan
sumber daya manusia terbatas, misalnya sebuah kios, masih mampu mengelola
usahanya dengan mengamati aktiva-aktiva berwujudnya seperti barang
dagangan, cash register, ruangan, dan bahkan arus pelanggan. Pada saat skala
operasi meningkat menjadi suatu perusahaan dengan ratusan atau ribuan
pekerja, dengan operasi yang tersebar di wilayah yang luas, manajer tidak lagi
dapat mengandalkan pengamatan, tetapi harus lebih mengandalkan informasi.
Manajer memanfaatkan banyak laporan atau informasi untuk memahami atau
mengetahui kondisi fisik perusahaan. Sehingga dapat dibayangkan betapa
mudahnya seorang direktur memahami seluruh kondisi perusahaan dalam sesaat
dengan memanfaatkan informasi, sekaligus mengandalkan informasi tersebut
untuk pengambilan keputusan.
Dengan demikian para manajer menyadari sepenuhnya bahwa informasi
merupakan suber daya yang sangat berharga, sehingga perlu dikelola sebaikbaiknya,
hal ini senada dengan pendapat Wahyudi Kumorotomo ((2001:2) yang
menjelaskan bahwa semakin banyak organisasi atau perusahaan yang
mencurahkan perhatian utamanya pada penciptaan informasi yang bermanfaat
bagi manajemen, namun yang lebih penting lagi adalah bahwa hanya
perusahaan atau organisasi yang mampu mencari dan mendapatkan informasi
secara efektif yang akan berhasil. Lebih jauh Reymond McLeod (2004:3)
menjelaskan tentang pentingnya sumber daya inforamsi, dengan memasukkan
informasi ke dalam lima jenis utama sumber daya, yaitu: manusia, material,
mesin (termasuk fasilitas dan energi), uang, dan informasi (termasuk data).
Tugas manajer adalah mengelola kelima sumber daya tersebut agar dapat
digunakan dengan cara yang paling efektif. Empat jenis sumber daya yang
pertama memiliki wujud (kasat mata), sehingga secara fisik dapat disentuh,
dikelola dan dimanfaatkan secara langsung. Sumber daya tersebut dikenal
dengan istilah sumber daya fisik, sedangkan sumber daya yang ke lima yaitu
informasi, hanya memiliki nilai dari apa yang diwakilinya, bukan dari bentuk atau
wujudnya. Sumber daya informasi disebut juga dengan sumber daya konseptual.
Para manajer dituntut agar dapat menggunakan sumber daya konseptual untuk
mengelola sumber daya fisik.
Terkait dengan pendapat di atas Wahyudi Kumorotomo (2001:9)
menjelaskan bahwa setiap unsur pembentuk organisasi adalah penting dan harus
mendapat perhatian yang utuh supaya manajer dapat bertindak lebih efekti.
Kemudian yang dimaksud dengan unsur atau komponen pembentuk organisasi
adalah bukan hanya bagian-bagian yang tampak secara fisik, tetapi juga hal-hal
yang bersifat abstrak atau konseptual.
Sumber daya diperoleh dan disusun agar siap digunakan pada saat
diperlukan. Pada proses penyusunan sumber daya mengharuskan kegiatan
pengubahan bahan mentah menjadi suatu bentuk yang lebih siap digunakan,
menjadi lebih halus, tepat ukuran, akurat, pasti, dan sebagainya.
Proses pengolahan atau penyusunan sumber daya menjadi lebih baik
tersebut, memerlukan biaya mahal, sehingga setelah sumber daya tersebut
disusun seorang manajer dituntut untuk memaksimalkan penggunaan sumber
daya dalam kegiatan manajemennya. Selanjutnya manajer harus meminimalkan
biaya dan waktu yang terbuang untuk perbaikan sumber daya dengan cara
menjaga berfungsinya sumber daya secara kontinyu pada titik efisiensi puncak.
Manajer baru melakukan penggantian sumber daya tersebut pada saat kritis,
sebelum sumber daya tersebut menjadi tidak efisien atau usang.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sumber daya terdiri dari
sumber daya fisik dan sumber daya konseptual. Manajer harus mampu
mengelola kedua sumber daya tersebut. Mengelola sumber daya konseptual
dalam hal ini informasi tidak semudah mengelola sumber daya fisik, karena
obyek yang dikelola hanya merupakan representasi dari suatu benda berujud
atau bahkan hanya sebuah fenomena yang hanya dapat dirasakan, didengar
atau dicium baunya. Dengan demikian dibutuhkan personal yang memahami
value added dari sebuah sumber daya konseptual, agar model dan cara
pengelolaannya tepat. Manajer harus memahami bahwa lahirnya sebuah
informasi melalui tahapan yang cukup rumit, sehingga mampu memfasilitasi
personal yang bertugas mengelola sumber daya konseptual.
Fasilitas yang disediakan harus mencakup semua proses pengelolaan
informasi mulai dari pengumpulan data mentah, sampai pada kegiatan proses
data menjadi sebuah informasi yang berguna. Informasi tersebut selanjutnya
akan didistribusikan kepada pihak-pihak dalam organisasi yang layak menerima,
dalam bentuk yang tepat, saat yang tepat sehingga dapat dimanfaatkan secara
optimal. Akhirnya manajer akan membuang atau memusnahkan informasi yang
tidak berguna untuk diganti dengan informasi yang lebih mutakhir dan akurat.
Kegiatan tersebut harus dilakukan oleh personal pengelola sumber daya
konseptual dengan dukungan fasilitas yang memadai. Seluruh aktivitas tersebut
mulai dari memperolah informasi, menggunakannya seefektif mungkin, dan
membuangnya pada saat tidak dibutuhkan lagi, dengan dukungan fasilitas yang
memadai oleh Reymond McLeod (2004:4) disebut dengan istilah manajemen
informasi.


Sumber: www.google.com

Informasi Bagi Organisasi

Definisi Informasi

Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. Penulis lain, Burch dan Strater, menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan. Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang diperlukan
George R. Terry, Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu:
1. Tujuan si penerima
Apabila informasi itu tujuannya untuk memberikan bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam usahanya untuk mendapatkannya.
2. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
penyampaian dan mengolah data, inti dan pentingnya info harus dipertahankan.
3. Waktu
Informasi yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan informasi itu sendiri.
4. Ruang dan tempat
Informasi yang didapat harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih terarah bagi si pemakai.
5. Bentuk
Dalam hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang diperlukan, kecenderungan-kecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen serta menekankan informasi tersebut ke situasi-situasi yang ada hubungannya.

6. Semantik
Agar informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara kata-kata dan arti yang cukup jelas dan menghindari kemungkinan salah tafsir.
Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam bentuk yang tepat pula.
Tidak semua data merupakan informasi. Ada kantor-kantor yang menyimpan data-data atau catatan yang sebenarnya tidak ada gunanya. Sebaliknya informasi yang diperlukan dilengkapi dengan data.
sumber ; www.google.com
































Senin, 23 Mei 2011


Mind Mp Statistik
Pernahkah anda mendengar tentang peta pikiran atau mind map? Jika belum sebaiknya anda mempelajari konsep serta penerapan peta pikiran ini. Mengapa? Karena peta pikiran berfungsi memperkuat ingatan tentang konsep-konsep yang kita pelajari termasuk statistik.
Peta pikiran (mind map) adalah konsep yang dicetuskan oleh tony buzan. Peta pikiran akan membantu setiap pelajar untuk mengingat konsep-konsep yang telah dipelajarinya dengan lebih baik. Hal ini karena peta pikiran bekerja sesuai dengan kerja otak kita. cara kerja otak dalam menyimpan informasi yang kita dapatkan adalah dengan pola dan asosiasi dan bukan dalam bentuk baris atau kolom sebagaimana yang selama ini kita lakukan ketika mencatat. Mungkin karena perbedaan tersebut kita sering lupa terhadap pelajaran yang telah dipelajari.

Oleh karena itu, saran saya, jangan hanya mencatat!. Buatlah peta pikiran. Buat dalam bentuk pohon, hiasi dengan warna dan gambar yang sesuai bahkan gunakan symbol, pola dan asosiasi. Ada beberapa buku yang bagus yang memuat tentang konsep ini seperti Mind Mapping And Memory oleh Ingemar Svatesson, Mapping Inner Space oleh Nancy Margulies ataupun Superbrain-nya Dilip Mukerjea. Dalam bahasa Indonesia, carilah Quantum learning Bobby de Porter serta Revolusi Cara Belajarnya Gordon Dryden.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat peta pikiran diantaranya adalah:
1. Tema utama terletak ditengah-tengah
2. Ada cabang-cabang utama untuk setiap subtema
3. Kata-kata tunggal digunakan untuk setiap konsep
4. Bila mungkin, gunakan warna dan gambar
Berangkat dari pentingnya peta pikiran di atas, saya telah membuat konsep peta pikiran tentang statistik seperti dibawah ini. Bagi anda yang berhasil membuka halaman ini, silahkan menambah atau mengurangi peta pikiran tersebut dengan apa yang anda ketahui. Nah, untuk perbaikan peta pikiran itu, silahkan email saya di statistikpendidikan@yahoo.com.
Untuk lebih membuat peta pikiran tersebut fungsional anda bisa mendownnloadnya dari link dibawah artikel ini kemudian digunakan sebagai wallpaper di kompi atau lapi anda. Ketika saya menggunakannya sebagai wallpaper ternyata bagus juga.

HAKEKAT PENDIDIKAN

HAKEKAT PENDIDIKAN
Menurut pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri.
Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan Alquran dan As-Sunnah (Hadits) sehingga menjadi manusia berakhlakul karimah (insan kamil)
Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik;
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat;
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup;Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.

HAKEKAT MANUSIA
Pada hakekatnya manusia adalah :
1. makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh tetapi hanya untuk sementara.
2. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
3. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
4. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
5. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
6. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
7. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan ketidakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
8. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
9. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Manusia sebagai mahluk sosial memiliki fungsi biologis, proteksi, sosialisasi/pendidikan, suportif dan ekspresif.
Manusia juga merupakan mahkluk monodualistis antara jiwa dan raga tidak dapat dipisahkan. Manusia juga merupakan mahkluk yang rasional dan juga irasional.
1. Aliran monoisme
Aliran ini menganggap bahwa seluruh semesta termasuk manusia hanya terdiri dari satu zat. Aliran ini dibagi menjadi :
- Aliran materialisme : Realitas yang sebenarnya adalah materi (benda).
- Aliran idealisme : Realitas yang sebenarnya adalah ide (rohani).
2. Aliran dualisme
Aliran ini menganggap bahwa realitas semesta merupakan perpaduan antara zat hidup dan zat mati. Manusia merupakan sintesis antara jasmani dan rohani.

PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN MANUSIA
1. Pendekatan multidisiplin
Yaitu pendekatan dalam mengkaji sesuatu dengan melibatkan beberapa disiplin ilmu secara berdiri sendiri. Dalam pendekatan ini pengkajinya adalah seorang spesialis.
2. Pendekatan interdisiplin
Yaitu pendekatan dengan menggunakan teori yang telah berkembang dalam berbagai disiplin ilmu dan diramu secara eklektif (campuran). Dalam pendekatan ini pengkajinya adalah seorang generalis.
DIMENSI KEMANUSIAAN
1. Dimensi individual
Sebagai mahkluk individu, manusia bersifat unik dan khas karena tidak ada manusia yang sama persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.
2. Dimensi religius
Sebagai mahkluk religius, manusia mengakui adanya kekuatan lain di luar diri manusia yang sifatnya supranatural, yang secara umum disebut Tuhan.
3. Dimensi kesosialan
Sebagai mahkluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
4. Dimensi kesusilaan
Sebagai mahkluk susila, manusia akan memunculkan suatu nilai untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hubungannya dengan manusia yang lainnya.

FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1. Belajar.
2. Mengajarkan ilmu.
3. Membudayakan ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.

Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.

Kepribadian

Kepribadian
Kepribadian menurut Gordon W.Allport adalah:
…sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik dan pikiran indvidu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.
Allport (1951) mengemukakan ”kepribadian adalah rangkaian peristiwa-peritiwa yang secara ideal mencakup seluruh rentang hidup sang pribadi”.
Murray (Hall & Lindzey, 1978) menyebutkan:
”kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisi yang menentukan cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan”.
W.S. Wikel (1997) mendefinisikan:
“kepribadian sebagai keseluruhan sifat psikologis yang dimiliki seseorang yang mencakup tempramen, vitalis psikis, kemampuan intelektual dan karakter”.
Holland (1985) menyatakan bahwa:
”tipe kepribadian adalah suatu tipe teoritis atau tipe ideal yang merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor internal dan eksternal, yang melahirkan suatu minat, kemampuan, dan keterampilan yang kuat pada diri seseorang, kombinasi dari minat dan kemampuan tersebut menciptakan suatu disposisis yang sangat pribadi, untuk menafsirkan, berfikir, dan berindak dengan cara-cara tertentu. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tipe kepribadian seseorang dapat terbentuk melalui minat, persepsi dan penilaian diri terhadap kemampuan/ kompetensi terhadap suatu pekerjaan.

Sedangkan menurut Pervin dan John:
“kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka ada beberapa kata kunci yang dapat dirumuskan dalam menguraikan kepribadian yaitu : Cara seseorang berespon terhadap masalah, bersipat unik, dinamis, yang merupakan hasil interaksi fisik/genetik, environment, emosional, cognition, serta menunjukan cara individu dalam mengelola (management) waktunya.

Dalam konsep text book yang lain digambarkan Personalities is :
1. The quality or condition of being a person.
2. The totality of qualities and traits, as of character or behavior, that are peculiar to a specific person.
3. The pattern of collective character, behavioral, temperamental, emotional, and mental traits of a person: Though their personalities differed, they got along as friends.
4. Distinctive qualities of a person, especially those distinguishing personal characteristics that make one socially appealing: won the election more on personality than on capability. See Synonyms at disposition.
a. A person as the embodiment of distinctive traits of mind and behavior.
b. A person of prominence or notoriety: television personalities.
5. An offensively personal remark. Often used in the plural: Let's not engage in personalities.
6. The distinctive characteristics of a place or situation: furnishings that give a room personality.

Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
• Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
Trait konsisten dari situasi ke situasi
• Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:
ada proses adaptif
adanya perbedaan kekuatan, dan
kombinasi dari trait yang ada
Tingkat trait kepribadian dasar berubah dari masa remaja akhir hingga masa dewasa. McCrae dan Costa yakin bahwa selama periode dari usia 18 sampai 30 tahun, orang sedang berada dalam proses mengadopsi konfigurasi trait yang stabil, konfigurasi yang tetap stabil setelah usia 30 tahun (Feist, 2006).
Teori trait dimunculkan pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat dua orang ahli lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans J. Eysenck.

Allport mengenalkan istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian, dua orang yang memiliki trait yang sama tidak selalu menampilkan tindakan yang sama. Mereka dapat mengekspresikan trait mereka dengan cara yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat masing-masing individu menjadi pribadi yang unik. Oleh sebab itu Allport percaya bahwa individu hanya dapat dipahami secara parsial jika menggunakan tes-tes yang menggunakan norma kelompok.
Sama seperti Allport, Cattell juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting kepada struktur kepribadian. Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell adalah bahwa Cattell percaya kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus dilakukan adalah dengan mencari trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada.
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan:
1. Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi
kepribadian
2. Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling bertanggungjawab
akan perbedaan lingkungan pada orang-orang
3. Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis
kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
4. Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Perkembangan kepribadian menurut Sigmund Freud
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun yaitu:
(1) tahap oral,
Mouth rule (menghisap, menggigit, mengunyah), Lima mode pada tahap oral yang masing-masing membentuk suatu prototipe karakteristik kepribadian tertentu dikemudian hari, yaitu mode : mengambil, memeluk, menggigit, meludah dan membungkam. Mengambil : menjadi petunjuk tingkah laku rakus, Memeluk : menjadi petunjuk dalam mengambil keputusan dan tingkah laku keras kepala. Menggigit : menjadi petunjuk tingkah laku destruktif; sarkasme, sinis & mendominasi, Meludah prototipe tingkah laku reject, Membungkam: tingkah laku reject, introvert
(2) tahap anal: 1-3 tahun,
Akhir tahap oral bayi dianggap telah dapat membentuk kerangka kasar kepribadian, meliputi : sikap, mekanisme untuk memenuhi tuntutan id dan realita, dan ketertarikan pada suatu aktivitas atau objek. Kebutuhan menyangkut pemuasan anak terhadap control mengenai hal-hal yang menyangkut anal (mis: bagaimana anak mengontrol keinginan untuk BAK dan bagaimana beradaptasi dengan toilet. Tujuan tahap ini : terpenuhinya pemuasan anak dengan tidak berlebihan akan membentuk self control yang adekuat
(3) tahap phalic: 3-6 tahun,
Solusi permasalahan pada fase oral & anal membentuk pola kerangka yang mendasar tahap berikutnya yaitu phalik. Pada tahap ini kesenangan dan permasalahan berpusat sekitar alat kelamin. Stimulasi pada alat genital menimbulkan dorongan biologis, dorongan dikurangi timbul kepuasan. Permasalah yang timbul : oedipus compleks
(4) tahap laten: 6-12 tahun,
Periode lambat , dimana desakan seksual mengendur. Sebaiknya digunakan untuk mencari keterampilan kognitif/pengetahuan dan mengasimilasi nilai-nilai budaya. Pada periode ini ego & superego terus dikembangkan
(5) tahap genital: 12-18 tahun
Dorongan/impuls-impuls menguat lagi dengan drastis. Pecapaian ego ideal sudah tercapaipada tahap ini
(6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.
Konsep psikolanalisis menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik.
Perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisis Erickson
1. Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun).
Perkembangan basic trust, essensial. Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan (mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak
2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood : 1/1,5-3 tahun).
Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu kegagalan terjadi.
3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood:3-6th).
Komponen positif adalah berkembangnya inisiatif. Modalitas dasar psikososialnya “membuat”, “ campur tangan”, “mengambil inisiatif” , membentuk”, melaksanakan
pencapaian tujuan dan berkompetisi”
4. Industri VS Inferiority ( usia sekolah:6-12 tahun).
Dimulai industrial age. Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasai dan kompetitif. Kegagalan menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas merasa diri tidak tidak berguna.
Perkembangan Kepribadian ( Harry Stack Sullivan)
Harry membagai perkembngan kepribadian menjadi beberapa masa.
1. Masa bayi : Kebutuhan akan rasa aman dalam mengembangkan rasa percaya yang mendasar (basic trust).
2. Masa kanak-kanak awal: belajar berkomunikasi
3. Pra sekolah : mengembangkan body image
4. Usia sekolah : mengembangkan hubungan dengan sebaya, melalui kompetisi, kompromi dan kooperatif
5. Remaja : mengembangkan kemandirian,melakukan hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda
6. Dewasa : belajar untuk saling tergantung, tanggung jawab terhadap orang lain.

Sumber :
Cooper, C.L., & Payne, R. (1991). Personality and stress: Individual differences in the stress process. England: John Wiley & Sons Ltd.
Feist, J. & Feist, G. J. (2006). Theories of personality. (Ed. Ke-6). New York: McGraw-Hill Inc.
Holland, John. L. (1985). Making vocational choise. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs, New Jersey 07632.
Hjelle, L.A., & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories. Singapore: McGraw Hill Book.
http://caroline-lisa.co.cc
http://rumahbelajarpsikologi.com
http://unpad.ac.id
McCrae, R.R., & Allik, J. (2002). The Five Factor Model of personality across cultures. New York: Kluwer Academic/ Plenum Publishers.
Pervin, L. A. (1993). Personality: theory and research. (Ed. ke-6). Canada: John Wiley & Sons.
Pervin, L. A. (1996). The Science of personality. USA: John Wiley & Sons
Linzey & Hall. (1993). Theories of personality. (4th ed). New York: John Wiley & Sons.
Yusuf, A. Muri. (2005a), Kiat Sukses dalam Karir. Edisi perbaikan April 2005.Bogor: Galia Indonesia.