Kepribadian
Kepribadian menurut Gordon W.Allport adalah:
…sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik dan pikiran indvidu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.
Allport (1951) mengemukakan ”kepribadian adalah rangkaian peristiwa-peritiwa yang secara ideal mencakup seluruh rentang hidup sang pribadi”.
Murray (Hall & Lindzey, 1978) menyebutkan:
”kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisi yang menentukan cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan”.
W.S. Wikel (1997) mendefinisikan:
“kepribadian sebagai keseluruhan sifat psikologis yang dimiliki seseorang yang mencakup tempramen, vitalis psikis, kemampuan intelektual dan karakter”.
Holland (1985) menyatakan bahwa:
”tipe kepribadian adalah suatu tipe teoritis atau tipe ideal yang merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor internal dan eksternal, yang melahirkan suatu minat, kemampuan, dan keterampilan yang kuat pada diri seseorang, kombinasi dari minat dan kemampuan tersebut menciptakan suatu disposisis yang sangat pribadi, untuk menafsirkan, berfikir, dan berindak dengan cara-cara tertentu. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tipe kepribadian seseorang dapat terbentuk melalui minat, persepsi dan penilaian diri terhadap kemampuan/ kompetensi terhadap suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut Pervin dan John:
“kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka ada beberapa kata kunci yang dapat dirumuskan dalam menguraikan kepribadian yaitu : Cara seseorang berespon terhadap masalah, bersipat unik, dinamis, yang merupakan hasil interaksi fisik/genetik, environment, emosional, cognition, serta menunjukan cara individu dalam mengelola (management) waktunya.
Dalam konsep text book yang lain digambarkan Personalities is :
1. The quality or condition of being a person.
2. The totality of qualities and traits, as of character or behavior, that are peculiar to a specific person.
3. The pattern of collective character, behavioral, temperamental, emotional, and mental traits of a person: Though their personalities differed, they got along as friends.
4. Distinctive qualities of a person, especially those distinguishing personal characteristics that make one socially appealing: won the election more on personality than on capability. See Synonyms at disposition.
a. A person as the embodiment of distinctive traits of mind and behavior.
b. A person of prominence or notoriety: television personalities.
5. An offensively personal remark. Often used in the plural: Let's not engage in personalities.
6. The distinctive characteristics of a place or situation: furnishings that give a room personality.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
• Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
Trait konsisten dari situasi ke situasi
• Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:
ada proses adaptif
adanya perbedaan kekuatan, dan
kombinasi dari trait yang ada
Tingkat trait kepribadian dasar berubah dari masa remaja akhir hingga masa dewasa. McCrae dan Costa yakin bahwa selama periode dari usia 18 sampai 30 tahun, orang sedang berada dalam proses mengadopsi konfigurasi trait yang stabil, konfigurasi yang tetap stabil setelah usia 30 tahun (Feist, 2006).
Teori trait dimunculkan pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat dua orang ahli lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans J. Eysenck.
Allport mengenalkan istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian, dua orang yang memiliki trait yang sama tidak selalu menampilkan tindakan yang sama. Mereka dapat mengekspresikan trait mereka dengan cara yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat masing-masing individu menjadi pribadi yang unik. Oleh sebab itu Allport percaya bahwa individu hanya dapat dipahami secara parsial jika menggunakan tes-tes yang menggunakan norma kelompok.
Sama seperti Allport, Cattell juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting kepada struktur kepribadian. Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell adalah bahwa Cattell percaya kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus dilakukan adalah dengan mencari trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada.
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan:
1. Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi
kepribadian
2. Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling bertanggungjawab
akan perbedaan lingkungan pada orang-orang
3. Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis
kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
4. Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Perkembangan kepribadian menurut Sigmund Freud
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun yaitu:
(1) tahap oral,
Mouth rule (menghisap, menggigit, mengunyah), Lima mode pada tahap oral yang masing-masing membentuk suatu prototipe karakteristik kepribadian tertentu dikemudian hari, yaitu mode : mengambil, memeluk, menggigit, meludah dan membungkam. Mengambil : menjadi petunjuk tingkah laku rakus, Memeluk : menjadi petunjuk dalam mengambil keputusan dan tingkah laku keras kepala. Menggigit : menjadi petunjuk tingkah laku destruktif; sarkasme, sinis & mendominasi, Meludah prototipe tingkah laku reject, Membungkam: tingkah laku reject, introvert
(2) tahap anal: 1-3 tahun,
Akhir tahap oral bayi dianggap telah dapat membentuk kerangka kasar kepribadian, meliputi : sikap, mekanisme untuk memenuhi tuntutan id dan realita, dan ketertarikan pada suatu aktivitas atau objek. Kebutuhan menyangkut pemuasan anak terhadap control mengenai hal-hal yang menyangkut anal (mis: bagaimana anak mengontrol keinginan untuk BAK dan bagaimana beradaptasi dengan toilet. Tujuan tahap ini : terpenuhinya pemuasan anak dengan tidak berlebihan akan membentuk self control yang adekuat
(3) tahap phalic: 3-6 tahun,
Solusi permasalahan pada fase oral & anal membentuk pola kerangka yang mendasar tahap berikutnya yaitu phalik. Pada tahap ini kesenangan dan permasalahan berpusat sekitar alat kelamin. Stimulasi pada alat genital menimbulkan dorongan biologis, dorongan dikurangi timbul kepuasan. Permasalah yang timbul : oedipus compleks
(4) tahap laten: 6-12 tahun,
Periode lambat , dimana desakan seksual mengendur. Sebaiknya digunakan untuk mencari keterampilan kognitif/pengetahuan dan mengasimilasi nilai-nilai budaya. Pada periode ini ego & superego terus dikembangkan
(5) tahap genital: 12-18 tahun
Dorongan/impuls-impuls menguat lagi dengan drastis. Pecapaian ego ideal sudah tercapaipada tahap ini
(6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.
Konsep psikolanalisis menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik.
Perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisis Erickson
1. Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun).
Perkembangan basic trust, essensial. Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan (mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak
2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood : 1/1,5-3 tahun).
Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu kegagalan terjadi.
3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood:3-6th).
Komponen positif adalah berkembangnya inisiatif. Modalitas dasar psikososialnya “membuat”, “ campur tangan”, “mengambil inisiatif” , membentuk”, melaksanakan
pencapaian tujuan dan berkompetisi”
4. Industri VS Inferiority ( usia sekolah:6-12 tahun).
Dimulai industrial age. Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasai dan kompetitif. Kegagalan menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas merasa diri tidak tidak berguna.
Perkembangan Kepribadian ( Harry Stack Sullivan)
Harry membagai perkembngan kepribadian menjadi beberapa masa.
1. Masa bayi : Kebutuhan akan rasa aman dalam mengembangkan rasa percaya yang mendasar (basic trust).
2. Masa kanak-kanak awal: belajar berkomunikasi
3. Pra sekolah : mengembangkan body image
4. Usia sekolah : mengembangkan hubungan dengan sebaya, melalui kompetisi, kompromi dan kooperatif
5. Remaja : mengembangkan kemandirian,melakukan hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda
6. Dewasa : belajar untuk saling tergantung, tanggung jawab terhadap orang lain.
Sumber :
Cooper, C.L., & Payne, R. (1991). Personality and stress: Individual differences in the stress process. England: John Wiley & Sons Ltd.
Feist, J. & Feist, G. J. (2006). Theories of personality. (Ed. Ke-6). New York: McGraw-Hill Inc.
Holland, John. L. (1985). Making vocational choise. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs, New Jersey 07632.
Hjelle, L.A., & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories. Singapore: McGraw Hill Book.
http://caroline-lisa.co.cc
http://rumahbelajarpsikologi.com
http://unpad.ac.id
McCrae, R.R., & Allik, J. (2002). The Five Factor Model of personality across cultures. New York: Kluwer Academic/ Plenum Publishers.
Pervin, L. A. (1993). Personality: theory and research. (Ed. ke-6). Canada: John Wiley & Sons.
Pervin, L. A. (1996). The Science of personality. USA: John Wiley & Sons
Linzey & Hall. (1993). Theories of personality. (4th ed). New York: John Wiley & Sons.
Yusuf, A. Muri. (2005a), Kiat Sukses dalam Karir. Edisi perbaikan April 2005.Bogor: Galia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar