Senin, 23 Mei 2011

Apa Itu Autis

Autis

Apa itu Autisme?
Autisme adalah suatu kelainan dimana seorang anak tidak bisa membangun hubungan sosial karena adanya kelainan kompulsif dan pengulangan yang biasanya disertai pula dengan kegagalan pembentukan intelegensia normal. Autisme berbeda dari retardasi mental atau cedera otak, walau pun beberapa penderita autisme juga mempunyai kelainan ini.

Apa penyebabnya?
Penyebab autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini tidak disebabkan oleh pola asuhan orang tua yang salah. Penelitian pada kembar identik menunjukkan adanya kemungkinan kelainan ini sebagian bersifat genetis karena cenderung terjadi pada kedua anak kembar. Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease), fenilketonuria (defisiensi enzim yang diturunkan) atau fragile X syndrome (kelainan kromosom).

Gejala klinis
Anak-anak autis adalah penyendiri, tidak bisa membangun hubungan dekat antarpersonal, tidak suka di sentuh, menghindari kontak mata, sulit menerima perubahan, tergantung pada benda-benda yang sering ditemui, dan melakukan gerakan atau ritual tertentu secara berulang-ulang.

Anak-anak ini biasanya terlambat bicara dibandingkan anak seusianya, menggunakan bahasa yang aneh bahkan tidak mau atau tidak bisa bicara sama sekali. Bila diajak bicara anak-anak ini mengalami kesulitan memahami isi pembicaraan. Mereka mungkin mengulangi kata-kata yang diucapkan pada mereka (echolalia) dan menggunakan kata ganti orang yang terbalik, terutama menyebut "kamu" sebagai pengganti "saya" untuk menyebut dirinya sendiri.

Sebuah varian dari autisme disebut kelainan perkembangan pervasive dengan onset pada masa kanak-kanak atau autisme atipikal. Kelainan ini dimulai pada usia yang lebih tua daripada autisme, sampai 12 tahun. Pada kasus ini penderita juga tidak bisa membangun hubungan sosial normal, mempunyai kebiasaan-kebiasaan aneh, dan pola bicara yang tidak umum. Penderita juga bisa menunjukkan kelainan obsesif-kompulsif dan hiperaktivitas. Pada umumnya dokter sulit membedakan kelainan ini dari autisme.

Gejala-gejala autisme pada seorang anak diikuti oleh observasi ketat memungkinkan dokter untuk memastikan diagnosa. Walaupun tidak ada tes tertentu untuk memeriksa autisme, bisa dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebabnya atau untuk melihat ada tidaknya kerusakan otak.

Kebanyakan anak autis mempunyai intelektualitas yang tidak stabil, sehingga sulit memeriksa intelegensianya. Tes sejenis ini harus dilakukan berulang-ulang. Anak-anak autis biasanya mempunyai nilai lebih baik pada kemampuan motorik dan spasial dibandingkan tes verbal pada tes IQ standar. Diduga sekitar 70% anak autis menderita retardasi mental ( IQ-nya kurang dari 70).
Sekitar 20 - 40% penderita autis dengan IQ kurang dari 50 akan mengalami kekejangan sebelum mencapai usia remaja. Beberapa penderita menampakkan pembesaran ruang otak yang disebut ventrikel pada pemeriksaan CT-scan. Pada orang dewasa dengan autisme akan terlihat kelainan otak tambahan pada pemeriksaan dengan MRI.

Faktor resiko
Gejala ini biasanya sudah timbul pada usia pertama kehidupan dan selalu sebelum 3 tahun. Kelainan ini 2 - 4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Pengobatan
Secara umum gejala autisme akan berlanjut seumur hidup. Banyak ahli yakin prognosa kelainan ini ditentukan oleh berapa banyak terapi bicara yang sudah diterima pada saat anak berusia 7 tahun. Autisme dengan kecerdasan subnormal (IQ < 50) harus mendapat terapi purna waktu. Penderita autisme dengan kecerdasan hampir normal atau di atas rata-rata bisa diberi psikoterapi atau pendidikan khusus. Terapi bicara dibicarakan bersamaan dengan terapi fisik dan okupasional. Bahasa isyarat bisa digunakan pada anak-anak yang tidak mau bicara. Terapi tingkah laku diberikan pada anak-anak yang menderita autisme berat agar dapat menyesuaikan diri di rumah dan di sekolah.

Kadang-kadang obat-obatan bisa membantu walaupun tidak bisa mengobati penyebabnya. Haloperidol diberikan untuk mengendalikan tingkah laku yang sangat agresif dan membahayakan diri sendiri. Obat-obat lain adalah fenfluramin, buspiron, risperidon, dan penghambat reuptake serotonin selektif ( fluoxetine, paroxetine, sertraline).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar