Senin, 23 Mei 2011
Mind Mp Statistik
Pernahkah anda mendengar tentang peta pikiran atau mind map? Jika belum sebaiknya anda mempelajari konsep serta penerapan peta pikiran ini. Mengapa? Karena peta pikiran berfungsi memperkuat ingatan tentang konsep-konsep yang kita pelajari termasuk statistik.
Peta pikiran (mind map) adalah konsep yang dicetuskan oleh tony buzan. Peta pikiran akan membantu setiap pelajar untuk mengingat konsep-konsep yang telah dipelajarinya dengan lebih baik. Hal ini karena peta pikiran bekerja sesuai dengan kerja otak kita. cara kerja otak dalam menyimpan informasi yang kita dapatkan adalah dengan pola dan asosiasi dan bukan dalam bentuk baris atau kolom sebagaimana yang selama ini kita lakukan ketika mencatat. Mungkin karena perbedaan tersebut kita sering lupa terhadap pelajaran yang telah dipelajari.
Oleh karena itu, saran saya, jangan hanya mencatat!. Buatlah peta pikiran. Buat dalam bentuk pohon, hiasi dengan warna dan gambar yang sesuai bahkan gunakan symbol, pola dan asosiasi. Ada beberapa buku yang bagus yang memuat tentang konsep ini seperti Mind Mapping And Memory oleh Ingemar Svatesson, Mapping Inner Space oleh Nancy Margulies ataupun Superbrain-nya Dilip Mukerjea. Dalam bahasa Indonesia, carilah Quantum learning Bobby de Porter serta Revolusi Cara Belajarnya Gordon Dryden.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat peta pikiran diantaranya adalah:
1. Tema utama terletak ditengah-tengah
2. Ada cabang-cabang utama untuk setiap subtema
3. Kata-kata tunggal digunakan untuk setiap konsep
4. Bila mungkin, gunakan warna dan gambar
Berangkat dari pentingnya peta pikiran di atas, saya telah membuat konsep peta pikiran tentang statistik seperti dibawah ini. Bagi anda yang berhasil membuka halaman ini, silahkan menambah atau mengurangi peta pikiran tersebut dengan apa yang anda ketahui. Nah, untuk perbaikan peta pikiran itu, silahkan email saya di statistikpendidikan@yahoo.com.
Untuk lebih membuat peta pikiran tersebut fungsional anda bisa mendownnloadnya dari link dibawah artikel ini kemudian digunakan sebagai wallpaper di kompi atau lapi anda. Ketika saya menggunakannya sebagai wallpaper ternyata bagus juga.
HAKEKAT PENDIDIKAN
HAKEKAT PENDIDIKAN
Menurut pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri.
Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan Alquran dan As-Sunnah (Hadits) sehingga menjadi manusia berakhlakul karimah (insan kamil)
Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik;
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat;
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup;Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.
HAKEKAT MANUSIA
Pada hakekatnya manusia adalah :
1. makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh tetapi hanya untuk sementara.
2. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
3. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
4. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
5. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
6. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
7. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan ketidakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
8. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
9. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Manusia sebagai mahluk sosial memiliki fungsi biologis, proteksi, sosialisasi/pendidikan, suportif dan ekspresif.
Manusia juga merupakan mahkluk monodualistis antara jiwa dan raga tidak dapat dipisahkan. Manusia juga merupakan mahkluk yang rasional dan juga irasional.
1. Aliran monoisme
Aliran ini menganggap bahwa seluruh semesta termasuk manusia hanya terdiri dari satu zat. Aliran ini dibagi menjadi :
- Aliran materialisme : Realitas yang sebenarnya adalah materi (benda).
- Aliran idealisme : Realitas yang sebenarnya adalah ide (rohani).
2. Aliran dualisme
Aliran ini menganggap bahwa realitas semesta merupakan perpaduan antara zat hidup dan zat mati. Manusia merupakan sintesis antara jasmani dan rohani.
PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN MANUSIA
1. Pendekatan multidisiplin
Yaitu pendekatan dalam mengkaji sesuatu dengan melibatkan beberapa disiplin ilmu secara berdiri sendiri. Dalam pendekatan ini pengkajinya adalah seorang spesialis.
2. Pendekatan interdisiplin
Yaitu pendekatan dengan menggunakan teori yang telah berkembang dalam berbagai disiplin ilmu dan diramu secara eklektif (campuran). Dalam pendekatan ini pengkajinya adalah seorang generalis.
DIMENSI KEMANUSIAAN
1. Dimensi individual
Sebagai mahkluk individu, manusia bersifat unik dan khas karena tidak ada manusia yang sama persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.
2. Dimensi religius
Sebagai mahkluk religius, manusia mengakui adanya kekuatan lain di luar diri manusia yang sifatnya supranatural, yang secara umum disebut Tuhan.
3. Dimensi kesosialan
Sebagai mahkluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
4. Dimensi kesusilaan
Sebagai mahkluk susila, manusia akan memunculkan suatu nilai untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hubungannya dengan manusia yang lainnya.
FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1. Belajar.
2. Mengajarkan ilmu.
3. Membudayakan ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
Menurut pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri.
Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan Alquran dan As-Sunnah (Hadits) sehingga menjadi manusia berakhlakul karimah (insan kamil)
Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik;
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat;
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup;Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.
HAKEKAT MANUSIA
Pada hakekatnya manusia adalah :
1. makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh tetapi hanya untuk sementara.
2. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
3. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
4. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
5. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
6. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
7. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan ketidakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
8. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
9. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Manusia sebagai mahluk sosial memiliki fungsi biologis, proteksi, sosialisasi/pendidikan, suportif dan ekspresif.
Manusia juga merupakan mahkluk monodualistis antara jiwa dan raga tidak dapat dipisahkan. Manusia juga merupakan mahkluk yang rasional dan juga irasional.
1. Aliran monoisme
Aliran ini menganggap bahwa seluruh semesta termasuk manusia hanya terdiri dari satu zat. Aliran ini dibagi menjadi :
- Aliran materialisme : Realitas yang sebenarnya adalah materi (benda).
- Aliran idealisme : Realitas yang sebenarnya adalah ide (rohani).
2. Aliran dualisme
Aliran ini menganggap bahwa realitas semesta merupakan perpaduan antara zat hidup dan zat mati. Manusia merupakan sintesis antara jasmani dan rohani.
PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN MANUSIA
1. Pendekatan multidisiplin
Yaitu pendekatan dalam mengkaji sesuatu dengan melibatkan beberapa disiplin ilmu secara berdiri sendiri. Dalam pendekatan ini pengkajinya adalah seorang spesialis.
2. Pendekatan interdisiplin
Yaitu pendekatan dengan menggunakan teori yang telah berkembang dalam berbagai disiplin ilmu dan diramu secara eklektif (campuran). Dalam pendekatan ini pengkajinya adalah seorang generalis.
DIMENSI KEMANUSIAAN
1. Dimensi individual
Sebagai mahkluk individu, manusia bersifat unik dan khas karena tidak ada manusia yang sama persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.
2. Dimensi religius
Sebagai mahkluk religius, manusia mengakui adanya kekuatan lain di luar diri manusia yang sifatnya supranatural, yang secara umum disebut Tuhan.
3. Dimensi kesosialan
Sebagai mahkluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
4. Dimensi kesusilaan
Sebagai mahkluk susila, manusia akan memunculkan suatu nilai untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hubungannya dengan manusia yang lainnya.
FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1. Belajar.
2. Mengajarkan ilmu.
3. Membudayakan ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
Kepribadian
Kepribadian
Kepribadian menurut Gordon W.Allport adalah:
…sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik dan pikiran indvidu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.
Allport (1951) mengemukakan ”kepribadian adalah rangkaian peristiwa-peritiwa yang secara ideal mencakup seluruh rentang hidup sang pribadi”.
Murray (Hall & Lindzey, 1978) menyebutkan:
”kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisi yang menentukan cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan”.
W.S. Wikel (1997) mendefinisikan:
“kepribadian sebagai keseluruhan sifat psikologis yang dimiliki seseorang yang mencakup tempramen, vitalis psikis, kemampuan intelektual dan karakter”.
Holland (1985) menyatakan bahwa:
”tipe kepribadian adalah suatu tipe teoritis atau tipe ideal yang merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor internal dan eksternal, yang melahirkan suatu minat, kemampuan, dan keterampilan yang kuat pada diri seseorang, kombinasi dari minat dan kemampuan tersebut menciptakan suatu disposisis yang sangat pribadi, untuk menafsirkan, berfikir, dan berindak dengan cara-cara tertentu. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tipe kepribadian seseorang dapat terbentuk melalui minat, persepsi dan penilaian diri terhadap kemampuan/ kompetensi terhadap suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut Pervin dan John:
“kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka ada beberapa kata kunci yang dapat dirumuskan dalam menguraikan kepribadian yaitu : Cara seseorang berespon terhadap masalah, bersipat unik, dinamis, yang merupakan hasil interaksi fisik/genetik, environment, emosional, cognition, serta menunjukan cara individu dalam mengelola (management) waktunya.
Dalam konsep text book yang lain digambarkan Personalities is :
1. The quality or condition of being a person.
2. The totality of qualities and traits, as of character or behavior, that are peculiar to a specific person.
3. The pattern of collective character, behavioral, temperamental, emotional, and mental traits of a person: Though their personalities differed, they got along as friends.
4. Distinctive qualities of a person, especially those distinguishing personal characteristics that make one socially appealing: won the election more on personality than on capability. See Synonyms at disposition.
a. A person as the embodiment of distinctive traits of mind and behavior.
b. A person of prominence or notoriety: television personalities.
5. An offensively personal remark. Often used in the plural: Let's not engage in personalities.
6. The distinctive characteristics of a place or situation: furnishings that give a room personality.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
• Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
Trait konsisten dari situasi ke situasi
• Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:
ada proses adaptif
adanya perbedaan kekuatan, dan
kombinasi dari trait yang ada
Tingkat trait kepribadian dasar berubah dari masa remaja akhir hingga masa dewasa. McCrae dan Costa yakin bahwa selama periode dari usia 18 sampai 30 tahun, orang sedang berada dalam proses mengadopsi konfigurasi trait yang stabil, konfigurasi yang tetap stabil setelah usia 30 tahun (Feist, 2006).
Teori trait dimunculkan pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat dua orang ahli lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans J. Eysenck.
Allport mengenalkan istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian, dua orang yang memiliki trait yang sama tidak selalu menampilkan tindakan yang sama. Mereka dapat mengekspresikan trait mereka dengan cara yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat masing-masing individu menjadi pribadi yang unik. Oleh sebab itu Allport percaya bahwa individu hanya dapat dipahami secara parsial jika menggunakan tes-tes yang menggunakan norma kelompok.
Sama seperti Allport, Cattell juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting kepada struktur kepribadian. Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell adalah bahwa Cattell percaya kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus dilakukan adalah dengan mencari trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada.
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan:
1. Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi
kepribadian
2. Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling bertanggungjawab
akan perbedaan lingkungan pada orang-orang
3. Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis
kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
4. Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Perkembangan kepribadian menurut Sigmund Freud
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun yaitu:
(1) tahap oral,
Mouth rule (menghisap, menggigit, mengunyah), Lima mode pada tahap oral yang masing-masing membentuk suatu prototipe karakteristik kepribadian tertentu dikemudian hari, yaitu mode : mengambil, memeluk, menggigit, meludah dan membungkam. Mengambil : menjadi petunjuk tingkah laku rakus, Memeluk : menjadi petunjuk dalam mengambil keputusan dan tingkah laku keras kepala. Menggigit : menjadi petunjuk tingkah laku destruktif; sarkasme, sinis & mendominasi, Meludah prototipe tingkah laku reject, Membungkam: tingkah laku reject, introvert
(2) tahap anal: 1-3 tahun,
Akhir tahap oral bayi dianggap telah dapat membentuk kerangka kasar kepribadian, meliputi : sikap, mekanisme untuk memenuhi tuntutan id dan realita, dan ketertarikan pada suatu aktivitas atau objek. Kebutuhan menyangkut pemuasan anak terhadap control mengenai hal-hal yang menyangkut anal (mis: bagaimana anak mengontrol keinginan untuk BAK dan bagaimana beradaptasi dengan toilet. Tujuan tahap ini : terpenuhinya pemuasan anak dengan tidak berlebihan akan membentuk self control yang adekuat
(3) tahap phalic: 3-6 tahun,
Solusi permasalahan pada fase oral & anal membentuk pola kerangka yang mendasar tahap berikutnya yaitu phalik. Pada tahap ini kesenangan dan permasalahan berpusat sekitar alat kelamin. Stimulasi pada alat genital menimbulkan dorongan biologis, dorongan dikurangi timbul kepuasan. Permasalah yang timbul : oedipus compleks
(4) tahap laten: 6-12 tahun,
Periode lambat , dimana desakan seksual mengendur. Sebaiknya digunakan untuk mencari keterampilan kognitif/pengetahuan dan mengasimilasi nilai-nilai budaya. Pada periode ini ego & superego terus dikembangkan
(5) tahap genital: 12-18 tahun
Dorongan/impuls-impuls menguat lagi dengan drastis. Pecapaian ego ideal sudah tercapaipada tahap ini
(6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.
Konsep psikolanalisis menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik.
Perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisis Erickson
1. Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun).
Perkembangan basic trust, essensial. Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan (mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak
2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood : 1/1,5-3 tahun).
Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu kegagalan terjadi.
3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood:3-6th).
Komponen positif adalah berkembangnya inisiatif. Modalitas dasar psikososialnya “membuat”, “ campur tangan”, “mengambil inisiatif” , membentuk”, melaksanakan
pencapaian tujuan dan berkompetisi”
4. Industri VS Inferiority ( usia sekolah:6-12 tahun).
Dimulai industrial age. Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasai dan kompetitif. Kegagalan menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas merasa diri tidak tidak berguna.
Perkembangan Kepribadian ( Harry Stack Sullivan)
Harry membagai perkembngan kepribadian menjadi beberapa masa.
1. Masa bayi : Kebutuhan akan rasa aman dalam mengembangkan rasa percaya yang mendasar (basic trust).
2. Masa kanak-kanak awal: belajar berkomunikasi
3. Pra sekolah : mengembangkan body image
4. Usia sekolah : mengembangkan hubungan dengan sebaya, melalui kompetisi, kompromi dan kooperatif
5. Remaja : mengembangkan kemandirian,melakukan hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda
6. Dewasa : belajar untuk saling tergantung, tanggung jawab terhadap orang lain.
Sumber :
Cooper, C.L., & Payne, R. (1991). Personality and stress: Individual differences in the stress process. England: John Wiley & Sons Ltd.
Feist, J. & Feist, G. J. (2006). Theories of personality. (Ed. Ke-6). New York: McGraw-Hill Inc.
Holland, John. L. (1985). Making vocational choise. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs, New Jersey 07632.
Hjelle, L.A., & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories. Singapore: McGraw Hill Book.
http://caroline-lisa.co.cc
http://rumahbelajarpsikologi.com
http://unpad.ac.id
McCrae, R.R., & Allik, J. (2002). The Five Factor Model of personality across cultures. New York: Kluwer Academic/ Plenum Publishers.
Pervin, L. A. (1993). Personality: theory and research. (Ed. ke-6). Canada: John Wiley & Sons.
Pervin, L. A. (1996). The Science of personality. USA: John Wiley & Sons
Linzey & Hall. (1993). Theories of personality. (4th ed). New York: John Wiley & Sons.
Yusuf, A. Muri. (2005a), Kiat Sukses dalam Karir. Edisi perbaikan April 2005.Bogor: Galia Indonesia.
Kepribadian menurut Gordon W.Allport adalah:
…sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik dan pikiran indvidu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.
Allport (1951) mengemukakan ”kepribadian adalah rangkaian peristiwa-peritiwa yang secara ideal mencakup seluruh rentang hidup sang pribadi”.
Murray (Hall & Lindzey, 1978) menyebutkan:
”kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisi yang menentukan cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan”.
W.S. Wikel (1997) mendefinisikan:
“kepribadian sebagai keseluruhan sifat psikologis yang dimiliki seseorang yang mencakup tempramen, vitalis psikis, kemampuan intelektual dan karakter”.
Holland (1985) menyatakan bahwa:
”tipe kepribadian adalah suatu tipe teoritis atau tipe ideal yang merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor internal dan eksternal, yang melahirkan suatu minat, kemampuan, dan keterampilan yang kuat pada diri seseorang, kombinasi dari minat dan kemampuan tersebut menciptakan suatu disposisis yang sangat pribadi, untuk menafsirkan, berfikir, dan berindak dengan cara-cara tertentu. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tipe kepribadian seseorang dapat terbentuk melalui minat, persepsi dan penilaian diri terhadap kemampuan/ kompetensi terhadap suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut Pervin dan John:
“kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka ada beberapa kata kunci yang dapat dirumuskan dalam menguraikan kepribadian yaitu : Cara seseorang berespon terhadap masalah, bersipat unik, dinamis, yang merupakan hasil interaksi fisik/genetik, environment, emosional, cognition, serta menunjukan cara individu dalam mengelola (management) waktunya.
Dalam konsep text book yang lain digambarkan Personalities is :
1. The quality or condition of being a person.
2. The totality of qualities and traits, as of character or behavior, that are peculiar to a specific person.
3. The pattern of collective character, behavioral, temperamental, emotional, and mental traits of a person: Though their personalities differed, they got along as friends.
4. Distinctive qualities of a person, especially those distinguishing personal characteristics that make one socially appealing: won the election more on personality than on capability. See Synonyms at disposition.
a. A person as the embodiment of distinctive traits of mind and behavior.
b. A person of prominence or notoriety: television personalities.
5. An offensively personal remark. Often used in the plural: Let's not engage in personalities.
6. The distinctive characteristics of a place or situation: furnishings that give a room personality.
Dalam teori-teori kepribadian, kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
• Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
Trait konsisten dari situasi ke situasi
• Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:
ada proses adaptif
adanya perbedaan kekuatan, dan
kombinasi dari trait yang ada
Tingkat trait kepribadian dasar berubah dari masa remaja akhir hingga masa dewasa. McCrae dan Costa yakin bahwa selama periode dari usia 18 sampai 30 tahun, orang sedang berada dalam proses mengadopsi konfigurasi trait yang stabil, konfigurasi yang tetap stabil setelah usia 30 tahun (Feist, 2006).
Teori trait dimunculkan pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat dua orang ahli lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans J. Eysenck.
Allport mengenalkan istilah central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya sebagai jendela menuju kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian, dua orang yang memiliki trait yang sama tidak selalu menampilkan tindakan yang sama. Mereka dapat mengekspresikan trait mereka dengan cara yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat masing-masing individu menjadi pribadi yang unik. Oleh sebab itu Allport percaya bahwa individu hanya dapat dipahami secara parsial jika menggunakan tes-tes yang menggunakan norma kelompok.
Sama seperti Allport, Cattell juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan seseorang untuk menggambarkan dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting kepada struktur kepribadian. Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell adalah bahwa Cattell percaya kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus dilakukan adalah dengan mencari trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada.
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan sendiri yang menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, terdapat 4 pemahaman penting yang perlu diperhatikan:
1. Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi
kepribadian
2. Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik adalah faktor yang paling bertanggungjawab
akan perbedaan lingkungan pada orang-orang
3. Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis
kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
4. Meski terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Perkembangan kepribadian menurut Sigmund Freud
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun yaitu:
(1) tahap oral,
Mouth rule (menghisap, menggigit, mengunyah), Lima mode pada tahap oral yang masing-masing membentuk suatu prototipe karakteristik kepribadian tertentu dikemudian hari, yaitu mode : mengambil, memeluk, menggigit, meludah dan membungkam. Mengambil : menjadi petunjuk tingkah laku rakus, Memeluk : menjadi petunjuk dalam mengambil keputusan dan tingkah laku keras kepala. Menggigit : menjadi petunjuk tingkah laku destruktif; sarkasme, sinis & mendominasi, Meludah prototipe tingkah laku reject, Membungkam: tingkah laku reject, introvert
(2) tahap anal: 1-3 tahun,
Akhir tahap oral bayi dianggap telah dapat membentuk kerangka kasar kepribadian, meliputi : sikap, mekanisme untuk memenuhi tuntutan id dan realita, dan ketertarikan pada suatu aktivitas atau objek. Kebutuhan menyangkut pemuasan anak terhadap control mengenai hal-hal yang menyangkut anal (mis: bagaimana anak mengontrol keinginan untuk BAK dan bagaimana beradaptasi dengan toilet. Tujuan tahap ini : terpenuhinya pemuasan anak dengan tidak berlebihan akan membentuk self control yang adekuat
(3) tahap phalic: 3-6 tahun,
Solusi permasalahan pada fase oral & anal membentuk pola kerangka yang mendasar tahap berikutnya yaitu phalik. Pada tahap ini kesenangan dan permasalahan berpusat sekitar alat kelamin. Stimulasi pada alat genital menimbulkan dorongan biologis, dorongan dikurangi timbul kepuasan. Permasalah yang timbul : oedipus compleks
(4) tahap laten: 6-12 tahun,
Periode lambat , dimana desakan seksual mengendur. Sebaiknya digunakan untuk mencari keterampilan kognitif/pengetahuan dan mengasimilasi nilai-nilai budaya. Pada periode ini ego & superego terus dikembangkan
(5) tahap genital: 12-18 tahun
Dorongan/impuls-impuls menguat lagi dengan drastis. Pecapaian ego ideal sudah tercapaipada tahap ini
(6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.
Konsep psikolanalisis menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan manusia. Walaupun banyak para ahli yang mengkritik, namun dalam beberapa hal konsep ini sesuai dengan konsep pembinaan dini bagi anak-anak dalam pembentukan moral individual. Dalam sistem pembinaan akhlak individual, Islam menganjurkan agar keluarga dapat melatih dan membiasakan anak-anaknya agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan norma agama dan sosial. Norma-norma ini tidak bisa datang sendiri, akan tetapi melalui proses interaksi yang panjang dari dalam lingkungannya. Bila sebuah keluarga mampu memberikan bimbingan yang baik, maka kelak anak itu diharapkan akan tumbuh menjadi manusia yang baik.
Perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisis Erickson
1. Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun).
Perkembangan basic trust, essensial. Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan (mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak
2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood : 1/1,5-3 tahun).
Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu kegagalan terjadi.
3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood:3-6th).
Komponen positif adalah berkembangnya inisiatif. Modalitas dasar psikososialnya “membuat”, “ campur tangan”, “mengambil inisiatif” , membentuk”, melaksanakan
pencapaian tujuan dan berkompetisi”
4. Industri VS Inferiority ( usia sekolah:6-12 tahun).
Dimulai industrial age. Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasai dan kompetitif. Kegagalan menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas merasa diri tidak tidak berguna.
Perkembangan Kepribadian ( Harry Stack Sullivan)
Harry membagai perkembngan kepribadian menjadi beberapa masa.
1. Masa bayi : Kebutuhan akan rasa aman dalam mengembangkan rasa percaya yang mendasar (basic trust).
2. Masa kanak-kanak awal: belajar berkomunikasi
3. Pra sekolah : mengembangkan body image
4. Usia sekolah : mengembangkan hubungan dengan sebaya, melalui kompetisi, kompromi dan kooperatif
5. Remaja : mengembangkan kemandirian,melakukan hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda
6. Dewasa : belajar untuk saling tergantung, tanggung jawab terhadap orang lain.
Sumber :
Cooper, C.L., & Payne, R. (1991). Personality and stress: Individual differences in the stress process. England: John Wiley & Sons Ltd.
Feist, J. & Feist, G. J. (2006). Theories of personality. (Ed. Ke-6). New York: McGraw-Hill Inc.
Holland, John. L. (1985). Making vocational choise. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs, New Jersey 07632.
Hjelle, L.A., & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories. Singapore: McGraw Hill Book.
http://caroline-lisa.co.cc
http://rumahbelajarpsikologi.com
http://unpad.ac.id
McCrae, R.R., & Allik, J. (2002). The Five Factor Model of personality across cultures. New York: Kluwer Academic/ Plenum Publishers.
Pervin, L. A. (1993). Personality: theory and research. (Ed. ke-6). Canada: John Wiley & Sons.
Pervin, L. A. (1996). The Science of personality. USA: John Wiley & Sons
Linzey & Hall. (1993). Theories of personality. (4th ed). New York: John Wiley & Sons.
Yusuf, A. Muri. (2005a), Kiat Sukses dalam Karir. Edisi perbaikan April 2005.Bogor: Galia Indonesia.
Aliran- aliran Filsafat
Aliran- aliran Filsafat
Sejarah perjalanan perkembangan keyakinan dan pemikiran umat manusia tentang pendidikan telah melahirkan sejumlah ajaran filsafat yang melandasinya. Ajaran filsafat adalah hasil pemikiran sesorang atau beberapa ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental. Dalam memecahkan suatu masalah terdapat pebedaan di dalam penggunaan cara pendekatan, hal ini melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula, walaupun masalah yang dihadapi sama. Perbedaan ini dapat disebabkan pula oleh faktor-faktor lain seperti latar belakang pribadi para ahli tersebut, pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat.
Ajaran filsafat yang berbada-beda tersebut, oleh para peneliti disusun dalam suatu sistematika dengan kategori tertentu, sehingga menghasilkan klasifikasi. Dari sinilah kemudian lahir apa yang disebut aliran filsafat. Banyak pemikiran-pemikiran dari para ahli filsafat masa lampau yang menghasilkan banyak aliran dalam filsafat. Semua aliran yang didasari atas pemikiran yang mendalam tersebut adalah sebagai berikut:
A. Naturalisme.
Aliran filsafat naturalisme lahir sebagai reaksi terhadap aliran filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik, dengan tokohnya antara lain. J.J. Rousseau (1712-1778) dan Schopenhauer (1788-1860 M). Naturalisme lahir pada abad ke 17 dan mengalami perkembangan pada abad ke 18. Naturalisme berkembang dengan cepat di bidang sains. Ia berpandangan bahwa “Learned heavily on the knowledge reported by man’s sense” .
Secara definitif naturalisme berasal dari kata “nature.” Kadang pendefinisikan “nature” hanya dalam makna dunia material saja, sesuatu selain fisik secara otomatis menjadi “supranatural.” Tetapi dalam realita, alam terdiri dari alam material dan alam spiritual, masing-masing dengan hukumnya sendiri. Era Pencerahan, misalnya, memahami alam bukan sebagai keberadaan benda-benda fisik tetapi sebagai asal dan fondasi kebenaran. Ia tidak memperlawankan material dengan spiritual, istilah itu mencakup bukan hanya alam fisik tetapi juga alam intelektual dan moral .
Salah satu ciri yang paling menakjubkan dari alam semesta adalah keteraturan. Benak manusia sejak dulu menangkap keteraturan ini. Terbit dan tenggelamnya Matahari, peredaran planet-planet dan susunan bintang-bintang yang bergeser teratur dari malam ke malam sejak pertama kali manusia menyadari keberadaannya di dalam alam semesta, hanya merupakan contoh-contoh sederhana. Ilmu pengetahuan itu sendiri hanya menjadi mungkin karena keteraturan tersebut yang kemudian dibahasakan lewat hukum-hukum matematika. Tugas ilmu pengetahuan umumnya dapat dikatakan sebagai menelaah, mengkaji, menghubungkan semua keteraturan yang teramati. Ilmu pengetahuan bertujuan menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Namun khusus untuk kosmologi, pertanyaan ‘mengapa’ ini di titik tertentu mengalami kesulitan yang luar biasa.
Naturalisme merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam.
Aliran filsafat naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu realisme, empirisme dan rasionalisme. Pada dasarnya, semua penganut naturalisme merupakan penganut realisme, tetapi tidak semua penganut realisme merupakan penganut naturalisme. Imam Barnadib menyebutkan bahwa realisme merupakan anak dari naturalisme. Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran realisme sejalan dengan naturalisme. Salah satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh dari alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut.
TOKOH DAN PANDANGAN ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
1. Plato. (427 – 347 SM)
Salah satu anasir dasar adalah perbedaan yang nyata antara gejala (fenomena) dan bentuk ideal (eidos), dimana plato berpandangan bahwa, disamping dunia fenomen yang kelihatan, terdapat suatu dunia lain, yang tidak kelihatan yakni dunia eidos. Dunia yang tidak kelihatan itu tercapai melalui pengertian (theoria). Apa arti eidos dan hubungannya dengan dunia fenomena bahwa memang terdapat bentuk-bentuk yang ideal untuk segala yang terdapat dibumi ini. Tetapi asalnya tidak lain daripada dari sumber segala yang ada, yakni yang tidak berubah dan kekal, yang sungguh-sungguh indah dan baik yakni budi Ilahi (nous), yang menciptakan eidos-eidos itu dan menyampaikan kepada kita sebagai pikiran. Sehinnga dunia eidos merupakan contoh dan ideal bagi dunia fenomena.
2. Aristoteles (384 – 322 SM).
Aristoteles menyatakan bahwa mahluk-mahluk hidup didunia ini terdiri atas dua prinsip :
• Prinsip formal, yakni bentuk atau hakekat adalah apa yang mewujudkan mahluk hidup tertentu dan menentukan tujuannya.
• Prinsip material, yakni materi adalah apa yang merupaakn dasar semua mahluk.
Sesudah mengetahui sesuatu hal menurut kedua prinsip intern itu pengetahuan tentang hal itu perlu dilengkapi dengan memandang dua prinsip lain, yang berada diluar hal itu sendiri, akan tetapi menentukan adanya juga. Prinsip ekstern yang pertama adalah sebab yang membuat, yakni sesuatu yang menggerakan hal untuk mendapat bentuknya. Prinsip ekstern yang kedua adalah sebab yang merupakan tujuan, yakni sesuatu hal yang menarik hal kearah tertentu. Misalnya api adalah untuk membakar, jadi membakar merupakan prinsip final dari api. Ternyata pandangan tentang prisnip ekstern keuda ini diambil dari hidup manusia, dimana orang bertindak karena dipengaruhi oleh tujuan tertentu, pandangan ini diterapkan pada semau mahluk alam. Seperti semua mahluk manusia terdiri atas dua prinsip, yaitu materi dan bentuk.
Materi adalah badan, karena badan material itu manusia harus mati, yang memberikan bentuk kepada materi adalah jiwa. Jiwa manusia mempunyai beberapa fungsi yaitu memberikan hidup vegetatif (seperti jiwa tumbuh-tumbuhan), lalu memberikan hidup sensitif (seperti jiwa binatang) akhirnya membentuk hidup intelektif. Oleh karena itu jiwa intelektif manusia mempunyai hubungan baik dengan dunia materi maupun dengan dunia rohani, maka Aristoteles membedakan antara bagian akal budi yang pasif dan bagian akal budi yang aktif. Bagian akal budi yang pasif berhubungan dengan materi, dan bagian akal budi yang yang aktif berhubungan dengan rohani. Bagian akal budi yang aktif itu adalah bersifat murni dan Illahi. Akal budi yang aktif menjalankan dua tugas. Tugas yang pertama adalah memandanf yang Illahi untuk mencari pengertian tentang mahluk-mahluk menurut bentuknya masing-masing. Tugas yang kedua dari akal budi manusia yang aktif adalah memberikan bimbingan kepada hidup praktis. Disini diperlukan sifat keberanian, keadilan dan kesederhanaan.
3. William R. Dennes. (Filsuf Modern)
Beberapa pandangan pandangannya menyatakan bahwa:
• Kejadian dianggap sebagai ketegori pokok, bahwa kejadian merupakan hakekat terdalam dari kenyataan, artinya apapun yang bersifat nyata pasti termasuk dalam kategori alam.
• Yang nyata ada pasti bereksistensi, sesuatu yang dianggap terdapat diluar ruang dan waktu tidak mungkin merupakan kenyataan dan apapun yang dianggap tidak mungkin ditangani dengan menggunakan metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam tidak mungkin merupakan kenyataan.
• Analisa terhadap kejadian-kejadian, bahwa faktor-faktor penyusun seganap kejadian ialah proses, kualitas, dan relasi.
• Masalah hakekat terdalam merupakan masalah ilmu, bahwa segenap kejadian baik kerohanian, kepribadian, dan sebagainya dapat dilukiskan berdasarkan kategori kategori proses, kualitas dan relasi. Pengetahuan ialah memahami kejadian-kejadian yang saling berhubungan, pemahaman suatu kejadian, atau bahkan kenyataan, manakala telah mengetahui kualitasnya, seginya, susunanya, satuan penyusunnya, sebabnya, serta akibat-akibatnya.
B. Pragmatisme.
Konsep pragmatisme mula-mula dikemukan oleh Charles Sandre Peirce pada tahun 1839. Dalam konsep tersebut ia menyatakan bahwa, sesuatu dikatakan berpengaruh bila memang memuat hasil yang praktis. Pada kesempatan yang lain ia juga menyatakan bahwa, pragmatisme sebenarnya bukan suatu filsafat, bukan metafisika, dan bukan teori kebenaran, melainkan suatu teknik untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah . Dari kedua pernyataan itu tampaknya Pierce ingin menegaskan bahwa, pragmatisme tidak hanya sekedar ilmu yang bersifat teori dan dipelajari hanya untuk berfilsafat serta mencari kebenaran belaka, juga bukan metafisika karena tidak pernah memikirkan hakekat dibalik realitas, tetapi konsep pragmatisme lebih cenderung pada tataran ilmu praktis untuk membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi manusia.
Jika ditelusuri dari akar kata, pragmatisme berasal dari perkataan “pragma” yang berarti praktek atau aku berbuat. Maksud dari perkataan itu adalah, makna segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan. Diulas dalam buku Pengantar Filsafat bahwa, tampaknya jalan pikiran Pierce tak lebih dari sebuah keinginan untuk mewujudkan pragmatisme sebagai ilmu yang mengorientasikan diri kepada makna praktis dari konsekuensi yang ditimbulkan oleh sebuah tindakan. Jika tidak menimbulkan konskuensi yang praktis maka tidak ada makna yang dikandungnya. Karena itu,munculah sebuah semboyan bahwa, “Apa yang tidak mengakibatkan perbedaan tidak mengandung makna” .
Sebagian penganut pragmatisme yang lain mengatakan bahwa, suatu ide atau tanggapan dianggap benar, jika ide atau tanggapan tersebut menghasilkan sesuatu, yakni jalan yang dapat membawa manusia ke arah penyelesaian masalah secara tepat (berhasil). Seseorang yang ingin membuat hari depan, ia harus membuat kebenaran, karena masa depan bukanlah sesuatu yang sepenuhnya ditentukan oleh masa lalu . Bahkan, Budi Darma mengatakan bahwa, masa depan itu tidak ada, masa lalu juga tidak ada, yang ada adalah masa sekarang maka berjuanglah untuk saat ini . Inti dari peryataan tersebut adalah, kebenaran pragmatik merupakan kebenaran yang bersifat fungsional, berguna atau praktis. Segala sesuatu dianggap benar jika ada konsekuensi yang bersifat manfaat bagi hidup manusia. Sebuah tindakan akan memiliki makna jika ada konsekuensi praktis atau hasil nyata yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Masa lalu dan masa depan adalah sesuatu yang telah dan belum terjadi. Sementara itu, masa sekarang adalah fakta, maka hadapilah kenyataan sekarang dengan penuh perjuangan.
Pada abad ke-20 ada aliran filsafat yang pengaruhnya dalam dunia cukup besar, yaitu aliran filsafat pragmatisme. Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika yang menjadi terkenal selama satu abad terakhir. Aliran filsafat ini merupakan suatu sikap, metode dan filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai ukuran untuk menetapkan nilai kebenaran.
Kelompok pragmatisme bersikap kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya seperti bentuk-bentuk aliran materialisme, idealisme dan realisme. Mereka mengatakan bahwa pada masa lalu filsafat telah keliru karena mencari hal-hal mutlak, yang ultimate, esensi-esensi abadi, substansi, prinsip yang tetap dan sistem kelompok empiris, dunia yang berubah serta problema-problemanya, dan alam sebagai sesuatu dan manusia tidak dapat melangkah keluar dari padanya.
Salah seorang tokoh Pragmatisme adalah William James (1842-1910), ia memandang pemikirannya sendiri sebagai kelanjutan empirisme inggris, namun empirismenya bukan merupakan upaya untuk menyusun kenyataan berdasar atas fakta-fakta lepas sebagai hasil pengamatan. James membedakan dua macam bentuk pengetahuan :
• Pengetahuan yang langsung diperoleh dengan jalan pengamatan.
• Pengetahuan tidak langsung yang diperoleh dengan melalui pengertian.
Kebenaran itu suatu proses, suatu ide dapat menjadi benar apabila didukung oleh peristiwa-peristiwa sebagai akibat atau buah dari ide itu. Oleh karena kebenaran itu hanya suatu yang potensial, baru setelah verifikasi praktis (berdasarkan hasil/buah pemikiran), kebenaran potensial menjadi real.
C. Idealisme.
Idealisme ialah filsafat yang pandangan yang menganggap atau memandang ide itu primer dan materi adalah sekundernya, dengan kata lain menganggap materi berasal dari ide atau diciptakan oleh ide. Jadi pengertian idealisme itu bukanlah seperti yang dianggap orang bahwa kaum Idealis adalah orang-orang yang menjunjung tinggi kesucian, lebih mementingkan berpikir dari pada makan, dll. Aliran Idealisme/Spritualisme, yang mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Idealisme adalah aliran filsafat yang menekankan “idea" (dunia roh) sebagai objek pengertian dan sumber pengetahuan. Idealisme berpandangan bahwa segala sesuatu yg dilakukan oleh manusia tidaklah selalu harus berkaitan dengan hal-hal yang bersifat lahiriah, tetapi harus berdasarkan prinsip kehorhanian (idea). Oleh sebab itu, Idealiseme sangat mementingkan perasaan dan fantasi manusia sebagai sumber pengetahuan.
Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.
Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang cukup dapat menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke bawah. Misalnya, dari atas ke bawah, dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan norahi yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam yang nyata. Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan dunia daya hidup yang kreatif (Peursen, 1978:36). Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki.
Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan tumpuan yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan Tuhan, arche, sifatnya kekal dan sedikit pun tidak mengalami perubahan.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia. Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh karena itu, adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban baru (Bakry, 1992:56). Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita, di mana manusia berpikir bahwa sumber pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga kepuasaan hanya bisa dicapai dan dirasakan dengan memiliki nilai-nilai kerohanian yang dalam idealisme disebut dengan idea.
Memang para filosof ideal memulai sistematika berpikir mereka dengan pandangan yang fundamental bahwa realitas yang tertinggi adalah alam pikiran . Sehingga, rohani dan sukma merupakan tumpuan bagi pelaksanaan dari paham ini. Karena itu alam nyata tidak mutlak bagi aliran idealisme. Namun pada porsinya, para filosof idealisme mengetengahkan berbagai macam pandangan tentang hakikat alam yang sebenarnya adalah idea. Idea ini digali dari bentuk-bentuk di luar benda yang nyata sehingga yang kelihatan apa di balik nyata dan usaha-usaha yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengenal alam raya. Walaupun katakanlah idealisme dipandang lebih luas dari aliran yang lain karena pada prinsipnya aliran ini dapat menjangkau hal-ihwal yang sangat pelik yang kadang-kadang tidak mungkin dapat atau diubah oleh materi, Sebagaimana Phidom mengetengahkan, dua prinsip pengenalan dengan memungkinkan alat-alat inderawi yang difungsikan di sini adalah jiwa atau sukma. Dengan demikian, dunia pun terbagi dua yaitu dunia nyata dengan dunia tidak nyata, dunia kelihatan (boraton genos) dan dunia yang tidak kelihatan (cosmos neotos). Bagian ini menjadi sasaran studi bagi aliran filsafat idealisme (Van der Viej, 2988:19).
Plato dalam mencari jalan melalui teori aplikasi di mana pengenalan terhadap idea bisa diterapkan pada alam nyata seperti yang ada di hadapan manusia. Sedangkan pengenalan alam nyata belum tentu bisa mengetahui apa di balik alam nyata. Memang kenyataannya sukar membatasi unsur-unsur yang ada dalam ajaran idealisme khususnya dengan Plato. Ini disebabkan aliran Platonisme ini bersifat lebih banyak membahas tentang hakikat sesuatu daripada menampilkannya dan mencari dalil dan keterangan hakikat itu sendiri. Oleh karena itu dapat kita katakan bahwa pikiran Plato itu bersifat dinamis dan tetap berlanjut tanpa akhir. Tetapi betapa pun adanya buah pikiran Plato itu maka ahli sejarah filsafat tetap memberikan tempat terhormat bagi sebagian pendapat dan buah pikirannya yang pokok dan utama.
Antara lain Betran Russel berkata: Adapun buah pikiran penting yang dibicarakan oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan idea yang belum pernah dikenal dan dikemukakan orang sebelumnya. Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan buah pikiran utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh persoalan itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga, pembahasan dan dalil yang dikemukakannya tentang keabadian. Yang keempat, buah pikiran tentang alam/cosmos, yang kelima, pandangannya tentang ilmu pengetahuan (Ali, 1990:28).
Aliran-aliran dalam filsafat Idealisme
1. Idealisme Obyektif
Idealisme obyektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan idealismenya itu bertitik tolak dari ide universil (Absolute Idea- Hegel / LOGOS-nya Plato) ide diluar ide manusia. Menurut idealisme obyektif segala sesuatu baik dalam alam atau masyarakat adalah hasil dari ciptaan ide universil.
Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu yang bukan materiil, yang ada secara abadi diluar manusia, sesuatu yang bukan materiil itu ada sebelum dunia alam semesta ini ada, termasuk manusia dan segala pikiran dan perasaannya. Dalam bentuknya yang amat primitif pandangan ini menyatakan bentuknya dalam penyembahan terhadap pohon, batu dsb-nya.
Akan tetapi sebagai suatu system filsafat, pandangan dunia ini pertama-tama kali disistimatiskan oleh Plato (427-347 S.M), menurut Plato dunia luar yang dapat di tangkap oleh panca indera kita bukanlah dunia yang riil, melainkan bayangan dari dunia “idea” yang abadi dan riil. Pandangan dunia Plato ini mewakili kepentingan klas yang berkuasa pada waktu itu di Eropa yaitu klas pemilik budak. Dan ini jelas nampak dalam ajarannya tentang masyarakat “ideal”.
Pada jaman feodal, filsafat idealisme obyektif ini mengambil bentuk yang dikenal dengan nama Skolastisisme, system filsafat ini memadukan unsur idealisme Aristoteles (384-322 S.M), yaitu bahwa dunia kita merupakan suatu tingkatan hirarki dari seluruh system hirarki dunia semesta, begitupun yang hirarki yang berada dalam masyarakat feodal merupakan kelanjutan dari dunia ke-Tuhanan. Segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia ini maupun dalam alam semesta merupakan “penjelmaan” dari titah Tuhan atau perwujudan dari ide Tuhan. Filsafat ini membela para bangsawan atau kaum feodal yang pada waktu itu merupakan tuan tanah besar di Eropa dan kekuasaan gereja sebagai “wakil” Tuhan didunia ini. Tokoh-tokoh yang terkenal dari aliran filsafat ini adalah: Johannes Eriugena (833 M), Thomas Aquinas (1225-1274 M), Duns Scotus (1270-1308 M), dsb.
Kemudian pada jaman modern sekitar abad ke-18 muncullah sebuah system filsafat idealisme obyektif yang baru, yaitu system yang dikemukakan olehGeorge.W.F Hegel (1770-1831 M). Menurut Hegel hakekat dari dunia ini adalah “ide absolut”, yang berada secara absolut dan “obyektif” didalam segala sesuatu, dan tak terbatas pada ruang dan waktu. “Ide absolut” ini, dalam prosesnya menampakkan dirinya dalam wujud gejala alam, gejala masyarakat, dan gejala fikiran. Filsafat Hegel ini mewakili klas borjuis Jerman yang pada waktu itu baru tumbuh dan masih lemah, kepentingan klasnya menghendaki suatu perubahan social, menghendaki dihapusnya hak-hak istimewa kaum bangsawan Junker. Hal ini tercermin dalam pandangan dialektisnya yang beranggapan bahwa sesuatu itu senantiasa berkembang dan berubah tidak ada yang abadi atau mutlak, termasuk juga kekuasaan kaum feodal. Akan tetapi karena kedudukan dan kekuatannya masih lemah itu membuat mereka tidak berani terang-terangan melawan filsafat Skolatisisme dan ajaran agama yang berkuasa ketika itu.
Pikiran filsafat idealisme obyektif ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam bentuk. Perwujudan paling umum antara lain adalah formalisme dan doktriner-isme. Kaum doktriner dan formalis secara membuta mempercayai dalil-dalil atau teori sebagai kekuatan yang maha kuasa , sebagai obat manjur buat segala macam penyakit, sehingga dalam melakukan tugas-tugas atau menyelesaikan persoalan-persoalan praktis mereka tidak bisa berfikir atau bertindak secara hidup berdasarkan situasi dan syarat yang kongkrit, mereka adalah kaum “textbook-thingking”.
2. Idealisme Subyektif
Idealisme subyektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik tolak pada ide manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu yang timbul dan terjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide manusia atau idenya sendiri, atau dengan kata lain alam dan masyarakat hanyalah sebuah ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide manusia.
Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah seorang uskup inggris yang bernama George Berkeley (1684-1753 M), menurut Berkeley segala, sesuatu yang tertangkap oleh sensasi/perasaan kita itu bukanlah bukanlah materiil yang riil dan ada secara obyektif. Sesuatu yang materiil misalkan jeruk, dianggapnya hanya sebagai sensasi-sensasi atau kumpulan perasaan/konsepsi tertentu (“bundles of conception” David Hume (1711-1776 M), -ed), yaitu perasaan / konsepsi dari rasa jeruk, berat, bau, bentuk dsb. Dengan demikianBerkeley dan Hume menyangkal adanya materi yang ada secara obyektif, dan hanya mengakui adanya materi atau dunia yang riil didalam fikirannya atau idenya sendiri saja.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari filsafat ini adalah, kecenderungan untuk bersifat egoistis “Aku-isme” yang hanya mengakui yang riil adalah dirinya sendiri yang ada hanya “Aku”, segala sesuatu yang ada diluar selain “Aku” itu hanya sensasi atau konsepsi-konsepsi dari “Aku”. Untuk berkelit dari tuduhan egoistis dan mengedepankan “Aku-isme/solipisme” Berkeley menyatakan hanya Tuhan yang berada tanpa tergantung pada sensasi.
Filsafat Berkeley dan Hume ini adalah filsafat Borjuasi besar Inggris pada abad ke-18, yang merupakan kekuatan reaksioner menentang materialisme klasik Perancis, sebagai manifestasi dari kekuatiran atas revolusi di Inggris pada waktu itu.
Pada abad ke-19, Idealisme subyektif mengambil bentuknya yang baru yang terkenal dengan nama “Positivisme”, yang di kemukakan pertama kali olehAguste Comte (1798-1857 M), menurutnya hanya “pengalaman”-lah yang merupakan kenyataan yang sesungguhnya , selain dari pada itu tidak ada lagi kenyataan, dunia adalah hasil ciptaan dari pengalaman, dan ilmu hanya bertugas untuk menguraikan pengalaman itu. Dan masih banyak lagi pemikir-pemikir yang lainnya dalam filsafat ini, misalnya saja William Jones (1842-1910 M) dan John Dewey (1859-1952), keduanya berasal dari Amerika Serikat dan pencetus ide “pragmatisme”, menurut mereka Pragmatisme adalah suatu filsafat yang menggunakan akibat-akibat praktis dari ide-ide atau keyakinan-keyakinan sebagai suatu ukuran untuk menetapkan nilai dan kebenarannya. Filsafat seperti ini sangat menekankan pada pandangan individualistic, yang mengedepankan sesuatu yang mempunyai keuntungan atau “cash-value”(nilai kontan)-lah yang dapat diterima oleh akal si “Aku” tsb. Pragmatisme berkembang di Amerika dan adalah filsafat yang mewakili kaum borjuasi besar di negeri yang katanya “the biggest of all”. Sebab dari pandangan filsafat seperti ini Imperialisme, tindakan eksploitasi dan penindasan dapat dibenarkan selama dapat mendapatkan keuntungan untuk si “Aku”.
D. Realisme.
Aliran Realisme, yang menggambarkan bahwa ajaran materialis dan idealisme yang bertentangn itu, tidak sesuai debngan kanyataan. Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda ( materi ) semata – mata. Realitas adalah perpaduan benda ( materi dan jasmaniah ) dengan yang nonmateri ( spiritual, jiwa, dan rohani) .
Aliran Filsafat Realisme ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang idea, jiwa dan proses mengenal. Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian dunia ini pada inderawi yang selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah berubah. Idea merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya memberikam dua pengenalan. Pertama pengenalan tentang idea; inilah pengenalan yang sebenarnya. Pengenalan yang dapat dicapai oleh rasio ini disebut episteme (pengetahuan) dan bersifat, teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian Plato menolak relatifisme kaum sofis. Kedua, pengenalan tentang benda-benda disebut doxa (pendapat), dan bersifat tidak tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat dicapai dengan panca indera. Dengan dua dunianya ini juga Plato bisa mendamaikan persoalan besar filsafat pra-socratik yaitu pandangan panta rhei-nya Herakleitos dan pandangan yang ada-ada-nya Parmenides. Keduanya benar, dunia inderawi memang selalu berubah sedangkan dunia idea tidak pernah berubah dan abadi. Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jika itu baka, lantaran terdapat kesamaan antara jiwa dan idea. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada sebelum hidup di bumi.
Sebelum bersatu dengan badan, jiwa sudah mengalami pra eksistensi dimana ia memandang idea-idea. Berdasarkan pandangannya ini, Plato lebih lanjut berteori bahwa pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah pengingatan (anamnenis) terhadap idea-idea yang telah dilihat pada waktu pra-eksistansi. Ajaran Plato tentang jiwa manusia ini bisa disebut penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana manusia, jagat raya juga memiliki jiwa dan jiwa dunia diciptakan sebelum jiwa-jiwa manusia. Plato juga membuat uraian tentang negara. Tetapi jasanya terbesar adalah usahanya membuka sekolah yang bertujuan ilmiah. Sekolahnya diberi nama “Akademia” yang paling didedikasikan kepada pahlawan yang bernama
Cabang- cabang Filsafat
A. Etika.
Filsafat juga memiliki cabang yang kiranya cukup penting bagi perkembangan ilmu psikologi, yakni etika. Yang dimaksud etika disini adalah ilmu tentang moral. Sementara, moral sendiri berarti segala sesuatu yang terkait dengan baik dan buruk. Di dalam praktek ilmiah, para ilmuwan membutuhkan etika sebagai panduan, sehingga penelitiannya tidak melanggar nilai-nilai moral dasar, seperti kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Sebagai praktisi, seorang psikolog membutuhkan panduan etis di dalam kerja-kerja mereka. Panduan etis ini biasanya diterjemahkan dalam bentuk kode etik profesi psikologi. Etika, atau yang banyak dikenal sebagai filsafat moral, hendak memberikan konsep berpikir yang jelas dan sistematis bagi kode etik tersebut, sehingga bisa diterima secara masuk akal. Perkembangan ilmu, termasuk psikologi, haruslah bergerak sejalan dengan perkembangan kesadaran etis para ilmuwan dan praktisi. Jika tidak, ilmu akan menjadi penjajah manusia. Sesuatu yang tentunya tidak kita inginkan.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; watak; perasaan, sikap, cara berpikir. dalam bentuk jamak ta etha artinya adat kebiasaan. Dalam arti terakhir inilah terbentuknya istilah etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Ada juga kata moral dari bahasa Latin yang artinya sama dengan etika.
Secara istilah etika memunyai tiga arti: pertama, nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini bisa disebut sistem nilai. Misalnya etika Protestan, etika Islam, etika suku Indoan. Kedua, etika berarti kumpulan asas atau nilai moral (kode etik). Misalnya kode etik kedokteran, kode etik peneliti, dll.Ketiga, etika berati ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis menjadi bahan refleksi bagi suau penelitian sistematis dan metodis. Di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Amoral berarti tidak berkaitan dengan moral, netral etis. Immoral berarti tidak bermoral, tidak etis. Etika berbeda dengan etiket. Yang terakhir ini berasal dari kata Inggris etiquette, yang berarti sopan santun. Perbedaan keduanya cukup tajam, antara lain: etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan, etika menunjukkan norma tentang perbuatan itu. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, etika berlaku baik baik saat sendiri maupun dalam kaitannya dengan lingkup sosial. etiket bersifat relatif, tergantung pada kebudayaan, etika lebih absolut. Etiket hanya berkaitan dengan segi lahiriyah, etika menyangkut segi batiniah.
Moralitas merupakan suatu fenomena manusiawi yang universal, menjadi ciri yang membedakan manusia dari binatang. Pada binatang tidak ada kesadaran tentang baik dan buruk, yang boleh dan yang dilarang, tentang yang harus dan tidak pantas dilakukan. Keharusan memunyai dua macam arti: keharusan alamiah (terjadi dengan sendirinya sesuai hukum alam) dan keharusan moral (hukum yang mewajibkan manusia melakukan atau tidak melakukan sesuatu).
Macam-macam etika
a. Etika deskriptif
Hanya melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan suatu kelompok, tanpa memberikan penilaian. Etika deskriptif memelajari moralitas yang terdapat pada kebudayaan tertentu, dalam periode tertentu. Etika ini dijalankan oleh ilmu-ilmu sosial: antropologi, sosiologi, psikologi, dll, jadi termasuk ilmu empiris, bukan filsafat.
b. Etika normatif
Etika yang tidak hanya melukiskan, melainkan melakukan penilaian (preskriptif: memerintahkan). Untuk itu ia mengadakan argumentasi, alasan-alasan mengapa sesuatu dianggap baik atau buruk. Etika normatif dibagi menjadi dua, etika umum yang memermasalahkan tema-tema umum, dan etika khusus yang menerapkan prinsip-prinsip etis ke dalam wilayah manusia yang khusus, misalnya masalah kedokteran, penelitian. Etika khusus disebut juga etika terapan.
c. Metaetika
Meta berati melampaui atau melebihi. Yang dibahas bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan kita di bidang moralitas. Metaetika bergerak pada tataran bahasa, atau memelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Metaetika dapat ditempatkan dalam wilayah filsafat analitis, dengan pelopornya antara lain filsuf Inggris George Moore (1873-1958). Filsafat analitis menganggap analisis bahasa sebagai bagian terpenting, bahkan satu-satunya, tugas filsafat.
B. Moral - Etika.
Imanuel Kant, terkenal dengan filsafat kritisnya yang lebih banyak berbicara tentang filsafat moral dan etika. Dia merupakan tokoh penting karena dia bisa disebut sebagai pemersatu antara filsafat Rasionalisme dan Emipirisme. Tapi ternyata usahanya untuk menyatukan keduanya terpecah kembali sehingga sekarang kita kenal filsafat positivisme --logis-- dan idealisme. Tulisan ini hanya sedikit rangkuman tentang filsafat etika dan moral Imanuel Kant, karena saya sendiri masih 'mau' belajar tentang filsafatnya, dan selalu tidak ada waktu saja untuk itu :-( Tapi lain kali akan saya update tulisan ini. Du kannst, denn du sollst! Kita wajib, karena kita bisa (melakukannya)! Filsafat kritis adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan rasio dan batas-batasnya. Filsafat sebelum kritisme harus dianggap sebagai dogmatisme, sebab filsafat itu percaya ,mentah mentah pada kemampuan rasaio tanpa penyelidikan terlebih dahulu.
Pemutarbalikan Kopernikan (Kopernikanische Wende): "Sebelum Kant: kebenaran dimengerti sebagai "pencocokan intelek terhadap realitas" (adaequatio intellectus ad rem), sejak Kant kebenaran itu lebih merupakan "pencocokan realitas terhadap intelek" (adaequatio rei ad intellectum) "Objeklah yang mengarahkan diri kepada subjek untuk diproses menjadi pengetahuan, bukan subjek (manusia, "aku") mengarahkan diri pada objek (benda, "dunia") Inggris: Englightenment Perancis: Illuminism (?) Jerman: Aufkl Arung Semboyan: Sapere Aude! (Beranilah berfikir sendiri) Horace, filsuf Romawi Gerakan Pietisme di Jerman Doa tidak perlu karena toh Tuhan sudah tau kebutuhan dan isi hati kita. Gereja sejati tidak berada dalam organisasi mamna pun atau dalam ajaran-ajaran teologi, melainkan dio dalam hati orang yang percaya dan shaleh. Tingkah laku shaleh (baik) daripada ajaran teologis. Adanya Allah, berkehendak bebas, dan kebaaan jiwa tidak bisa dibuktikan secara teoritis, melainkan perlu diterima sebagai postulat budi praktis (praktishen vernunft)-yakni sebagai Idea-yang menyangkut kewajiban kita menaati hukum moral (Sittengesetz) Rasionalisme: Leibniz & Wolff Adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan sejati adalah akal budi (rasio).
Pengalaman hanya dapat dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang telah didapatkan akal budi; akal budi sendiri tidak memerlukan pengalaman. Akal budi dapat menurunkan kebenaran2 dari dirinya sendiri, yakni berdasarkan azas-azas yang pertama dan pasti. Metode kerjanya bersifat deduktif. Monade: bersifat metafisik, 3 macam monade Empirisme: Hume (empeiria=pengalaman nyata, bhs.Yunani) Pengalamanlah yang menjadi sumber utama pengetahuan, baik pengalaman lahirian maupun pengalaman batiniah. Akal budi bukan sumber pengetahuan, tetapi ia bertugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman menjadi pengetahuan. Metodenya bersifat induktif. Kesan-kesan (impression) Pengertian-pengertian atu idea-idea (ideas) ' diperoleh secara tidak langsung daripengalaman "kepercayaan" (belief) ' skepsisisme Hume: tidak pernah dicapai suatu kepastian, yang ada kemungkinan Pandangan Hume thd manusia: "Aku" bukanlah substansi, melainkan "serangkaian atau kumpulan kesan-kesan yang silih berganti dengan kecepatan yang tak terbayangkan". Tidak ada "Aku" yang berdiri sendiri; yang bisa dijumpai adalah "Aku yang marah", "Aku yang sakit", "Aku yang kedinginan" Kausalitas (prinsip sebab-akibat): pengulangan berkali-kali pengalaman serupa, hanya memperlihatkan urutan-urutan gejala Critique of Pure Reason 3 macam putusan:
1. Putusan analitis: di sini predikat tidak menambah sesuatu yang baru pada subjek, karena sudah termuat didalamnya (misalnya: lingkaran adalah bulat).
2. Putusan sistesis aposteriori: di sini predkat dihubungkan dengan subjek berdasarkan pengalaman indrawi, misalnya pernyataan "Meja itu bagus".
3. Putusan sistesis a priori: di sini dipakai suatu sumber [engetahuan yang kendati bersifat sistensis, namun toh bersifat a priori juga. Misalnya, putusan berbunyi "segala kejadian mempunyai sebabnya" Hirarki proses pengetahuan manusia:
1. Tingkat penyerapan inderawi (Sinneswahrnehmung), tingkat yang paling rendah Ruang dan waktu adalah a priori sensibilitas, sudah berakar dalam struktur subjek
2. Tingkat akal budi (Verstand) yang berhubungan dengan realitas empiris 12 kategori2 yang merupakan ide-ide baawaan/ bersifat asasi, yang menunjukan Kuantitas (kesatuan, kejamakan, keutuhan) Kualitas (realitas, negasi, pembatasan) Relasi (substansi dan aksidens, sebabakibat atau kausalitas, interaksi) Modalitas (mungkin/mustahil, ada.tiada, keperluan/kebetulan)
3. Tingkat budi atau intelek (Verfnunft) Idea (Idee) paham metafisik yang absolut yang sama sekali lebas dari unsur2 empiris 3 Idea transendenta, tidak bisa diketahui oleh pengalaman karena berada dalam dunia noumenal (noumenon, bukan pahinomenon, bhs. Yunani), merupakan postulat-postulat atau aksioma-aksioma epistemologis yang berada diluar jangkauan pembuktian teoritis-empiris:
1. Idea psikologis (jiwa)
2. Idea kosmologis (dunia)
3. Idea teologis (Allah)
C. Norma.
Sejarah perjalanan perkembangan keyakinan dan pemikiran umat manusia tentang pendidikan telah melahirkan sejumlah ajaran filsafat yang melandasinya. Ajaran filsafat adalah hasil pemikiran sesorang atau beberapa ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental. Dalam memecahkan suatu masalah terdapat pebedaan di dalam penggunaan cara pendekatan, hal ini melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula, walaupun masalah yang dihadapi sama. Perbedaan ini dapat disebabkan pula oleh faktor-faktor lain seperti latar belakang pribadi para ahli tersebut, pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat.
Ajaran filsafat yang berbada-beda tersebut, oleh para peneliti disusun dalam suatu sistematika dengan kategori tertentu, sehingga menghasilkan klasifikasi. Dari sinilah kemudian lahir apa yang disebut aliran filsafat. Banyak pemikiran-pemikiran dari para ahli filsafat masa lampau yang menghasilkan banyak aliran dalam filsafat. Semua aliran yang didasari atas pemikiran yang mendalam tersebut adalah sebagai berikut:
A. Naturalisme.
Aliran filsafat naturalisme lahir sebagai reaksi terhadap aliran filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik, dengan tokohnya antara lain. J.J. Rousseau (1712-1778) dan Schopenhauer (1788-1860 M). Naturalisme lahir pada abad ke 17 dan mengalami perkembangan pada abad ke 18. Naturalisme berkembang dengan cepat di bidang sains. Ia berpandangan bahwa “Learned heavily on the knowledge reported by man’s sense” .
Secara definitif naturalisme berasal dari kata “nature.” Kadang pendefinisikan “nature” hanya dalam makna dunia material saja, sesuatu selain fisik secara otomatis menjadi “supranatural.” Tetapi dalam realita, alam terdiri dari alam material dan alam spiritual, masing-masing dengan hukumnya sendiri. Era Pencerahan, misalnya, memahami alam bukan sebagai keberadaan benda-benda fisik tetapi sebagai asal dan fondasi kebenaran. Ia tidak memperlawankan material dengan spiritual, istilah itu mencakup bukan hanya alam fisik tetapi juga alam intelektual dan moral .
Salah satu ciri yang paling menakjubkan dari alam semesta adalah keteraturan. Benak manusia sejak dulu menangkap keteraturan ini. Terbit dan tenggelamnya Matahari, peredaran planet-planet dan susunan bintang-bintang yang bergeser teratur dari malam ke malam sejak pertama kali manusia menyadari keberadaannya di dalam alam semesta, hanya merupakan contoh-contoh sederhana. Ilmu pengetahuan itu sendiri hanya menjadi mungkin karena keteraturan tersebut yang kemudian dibahasakan lewat hukum-hukum matematika. Tugas ilmu pengetahuan umumnya dapat dikatakan sebagai menelaah, mengkaji, menghubungkan semua keteraturan yang teramati. Ilmu pengetahuan bertujuan menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Namun khusus untuk kosmologi, pertanyaan ‘mengapa’ ini di titik tertentu mengalami kesulitan yang luar biasa.
Naturalisme merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah “nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam.
Aliran filsafat naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu realisme, empirisme dan rasionalisme. Pada dasarnya, semua penganut naturalisme merupakan penganut realisme, tetapi tidak semua penganut realisme merupakan penganut naturalisme. Imam Barnadib menyebutkan bahwa realisme merupakan anak dari naturalisme. Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran realisme sejalan dengan naturalisme. Salah satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh dari alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut.
TOKOH DAN PANDANGAN ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
1. Plato. (427 – 347 SM)
Salah satu anasir dasar adalah perbedaan yang nyata antara gejala (fenomena) dan bentuk ideal (eidos), dimana plato berpandangan bahwa, disamping dunia fenomen yang kelihatan, terdapat suatu dunia lain, yang tidak kelihatan yakni dunia eidos. Dunia yang tidak kelihatan itu tercapai melalui pengertian (theoria). Apa arti eidos dan hubungannya dengan dunia fenomena bahwa memang terdapat bentuk-bentuk yang ideal untuk segala yang terdapat dibumi ini. Tetapi asalnya tidak lain daripada dari sumber segala yang ada, yakni yang tidak berubah dan kekal, yang sungguh-sungguh indah dan baik yakni budi Ilahi (nous), yang menciptakan eidos-eidos itu dan menyampaikan kepada kita sebagai pikiran. Sehinnga dunia eidos merupakan contoh dan ideal bagi dunia fenomena.
2. Aristoteles (384 – 322 SM).
Aristoteles menyatakan bahwa mahluk-mahluk hidup didunia ini terdiri atas dua prinsip :
• Prinsip formal, yakni bentuk atau hakekat adalah apa yang mewujudkan mahluk hidup tertentu dan menentukan tujuannya.
• Prinsip material, yakni materi adalah apa yang merupaakn dasar semua mahluk.
Sesudah mengetahui sesuatu hal menurut kedua prinsip intern itu pengetahuan tentang hal itu perlu dilengkapi dengan memandang dua prinsip lain, yang berada diluar hal itu sendiri, akan tetapi menentukan adanya juga. Prinsip ekstern yang pertama adalah sebab yang membuat, yakni sesuatu yang menggerakan hal untuk mendapat bentuknya. Prinsip ekstern yang kedua adalah sebab yang merupakan tujuan, yakni sesuatu hal yang menarik hal kearah tertentu. Misalnya api adalah untuk membakar, jadi membakar merupakan prinsip final dari api. Ternyata pandangan tentang prisnip ekstern keuda ini diambil dari hidup manusia, dimana orang bertindak karena dipengaruhi oleh tujuan tertentu, pandangan ini diterapkan pada semau mahluk alam. Seperti semua mahluk manusia terdiri atas dua prinsip, yaitu materi dan bentuk.
Materi adalah badan, karena badan material itu manusia harus mati, yang memberikan bentuk kepada materi adalah jiwa. Jiwa manusia mempunyai beberapa fungsi yaitu memberikan hidup vegetatif (seperti jiwa tumbuh-tumbuhan), lalu memberikan hidup sensitif (seperti jiwa binatang) akhirnya membentuk hidup intelektif. Oleh karena itu jiwa intelektif manusia mempunyai hubungan baik dengan dunia materi maupun dengan dunia rohani, maka Aristoteles membedakan antara bagian akal budi yang pasif dan bagian akal budi yang aktif. Bagian akal budi yang pasif berhubungan dengan materi, dan bagian akal budi yang yang aktif berhubungan dengan rohani. Bagian akal budi yang aktif itu adalah bersifat murni dan Illahi. Akal budi yang aktif menjalankan dua tugas. Tugas yang pertama adalah memandanf yang Illahi untuk mencari pengertian tentang mahluk-mahluk menurut bentuknya masing-masing. Tugas yang kedua dari akal budi manusia yang aktif adalah memberikan bimbingan kepada hidup praktis. Disini diperlukan sifat keberanian, keadilan dan kesederhanaan.
3. William R. Dennes. (Filsuf Modern)
Beberapa pandangan pandangannya menyatakan bahwa:
• Kejadian dianggap sebagai ketegori pokok, bahwa kejadian merupakan hakekat terdalam dari kenyataan, artinya apapun yang bersifat nyata pasti termasuk dalam kategori alam.
• Yang nyata ada pasti bereksistensi, sesuatu yang dianggap terdapat diluar ruang dan waktu tidak mungkin merupakan kenyataan dan apapun yang dianggap tidak mungkin ditangani dengan menggunakan metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam tidak mungkin merupakan kenyataan.
• Analisa terhadap kejadian-kejadian, bahwa faktor-faktor penyusun seganap kejadian ialah proses, kualitas, dan relasi.
• Masalah hakekat terdalam merupakan masalah ilmu, bahwa segenap kejadian baik kerohanian, kepribadian, dan sebagainya dapat dilukiskan berdasarkan kategori kategori proses, kualitas dan relasi. Pengetahuan ialah memahami kejadian-kejadian yang saling berhubungan, pemahaman suatu kejadian, atau bahkan kenyataan, manakala telah mengetahui kualitasnya, seginya, susunanya, satuan penyusunnya, sebabnya, serta akibat-akibatnya.
B. Pragmatisme.
Konsep pragmatisme mula-mula dikemukan oleh Charles Sandre Peirce pada tahun 1839. Dalam konsep tersebut ia menyatakan bahwa, sesuatu dikatakan berpengaruh bila memang memuat hasil yang praktis. Pada kesempatan yang lain ia juga menyatakan bahwa, pragmatisme sebenarnya bukan suatu filsafat, bukan metafisika, dan bukan teori kebenaran, melainkan suatu teknik untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah . Dari kedua pernyataan itu tampaknya Pierce ingin menegaskan bahwa, pragmatisme tidak hanya sekedar ilmu yang bersifat teori dan dipelajari hanya untuk berfilsafat serta mencari kebenaran belaka, juga bukan metafisika karena tidak pernah memikirkan hakekat dibalik realitas, tetapi konsep pragmatisme lebih cenderung pada tataran ilmu praktis untuk membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi manusia.
Jika ditelusuri dari akar kata, pragmatisme berasal dari perkataan “pragma” yang berarti praktek atau aku berbuat. Maksud dari perkataan itu adalah, makna segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan. Diulas dalam buku Pengantar Filsafat bahwa, tampaknya jalan pikiran Pierce tak lebih dari sebuah keinginan untuk mewujudkan pragmatisme sebagai ilmu yang mengorientasikan diri kepada makna praktis dari konsekuensi yang ditimbulkan oleh sebuah tindakan. Jika tidak menimbulkan konskuensi yang praktis maka tidak ada makna yang dikandungnya. Karena itu,munculah sebuah semboyan bahwa, “Apa yang tidak mengakibatkan perbedaan tidak mengandung makna” .
Sebagian penganut pragmatisme yang lain mengatakan bahwa, suatu ide atau tanggapan dianggap benar, jika ide atau tanggapan tersebut menghasilkan sesuatu, yakni jalan yang dapat membawa manusia ke arah penyelesaian masalah secara tepat (berhasil). Seseorang yang ingin membuat hari depan, ia harus membuat kebenaran, karena masa depan bukanlah sesuatu yang sepenuhnya ditentukan oleh masa lalu . Bahkan, Budi Darma mengatakan bahwa, masa depan itu tidak ada, masa lalu juga tidak ada, yang ada adalah masa sekarang maka berjuanglah untuk saat ini . Inti dari peryataan tersebut adalah, kebenaran pragmatik merupakan kebenaran yang bersifat fungsional, berguna atau praktis. Segala sesuatu dianggap benar jika ada konsekuensi yang bersifat manfaat bagi hidup manusia. Sebuah tindakan akan memiliki makna jika ada konsekuensi praktis atau hasil nyata yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Masa lalu dan masa depan adalah sesuatu yang telah dan belum terjadi. Sementara itu, masa sekarang adalah fakta, maka hadapilah kenyataan sekarang dengan penuh perjuangan.
Pada abad ke-20 ada aliran filsafat yang pengaruhnya dalam dunia cukup besar, yaitu aliran filsafat pragmatisme. Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika yang menjadi terkenal selama satu abad terakhir. Aliran filsafat ini merupakan suatu sikap, metode dan filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai ukuran untuk menetapkan nilai kebenaran.
Kelompok pragmatisme bersikap kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya seperti bentuk-bentuk aliran materialisme, idealisme dan realisme. Mereka mengatakan bahwa pada masa lalu filsafat telah keliru karena mencari hal-hal mutlak, yang ultimate, esensi-esensi abadi, substansi, prinsip yang tetap dan sistem kelompok empiris, dunia yang berubah serta problema-problemanya, dan alam sebagai sesuatu dan manusia tidak dapat melangkah keluar dari padanya.
Salah seorang tokoh Pragmatisme adalah William James (1842-1910), ia memandang pemikirannya sendiri sebagai kelanjutan empirisme inggris, namun empirismenya bukan merupakan upaya untuk menyusun kenyataan berdasar atas fakta-fakta lepas sebagai hasil pengamatan. James membedakan dua macam bentuk pengetahuan :
• Pengetahuan yang langsung diperoleh dengan jalan pengamatan.
• Pengetahuan tidak langsung yang diperoleh dengan melalui pengertian.
Kebenaran itu suatu proses, suatu ide dapat menjadi benar apabila didukung oleh peristiwa-peristiwa sebagai akibat atau buah dari ide itu. Oleh karena kebenaran itu hanya suatu yang potensial, baru setelah verifikasi praktis (berdasarkan hasil/buah pemikiran), kebenaran potensial menjadi real.
C. Idealisme.
Idealisme ialah filsafat yang pandangan yang menganggap atau memandang ide itu primer dan materi adalah sekundernya, dengan kata lain menganggap materi berasal dari ide atau diciptakan oleh ide. Jadi pengertian idealisme itu bukanlah seperti yang dianggap orang bahwa kaum Idealis adalah orang-orang yang menjunjung tinggi kesucian, lebih mementingkan berpikir dari pada makan, dll. Aliran Idealisme/Spritualisme, yang mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Idealisme adalah aliran filsafat yang menekankan “idea" (dunia roh) sebagai objek pengertian dan sumber pengetahuan. Idealisme berpandangan bahwa segala sesuatu yg dilakukan oleh manusia tidaklah selalu harus berkaitan dengan hal-hal yang bersifat lahiriah, tetapi harus berdasarkan prinsip kehorhanian (idea). Oleh sebab itu, Idealiseme sangat mementingkan perasaan dan fantasi manusia sebagai sumber pengetahuan.
Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.
Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang cukup dapat menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke bawah. Misalnya, dari atas ke bawah, dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan norahi yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam yang nyata. Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan dunia daya hidup yang kreatif (Peursen, 1978:36). Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki.
Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan tumpuan yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan Tuhan, arche, sifatnya kekal dan sedikit pun tidak mengalami perubahan.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia. Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh karena itu, adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban baru (Bakry, 1992:56). Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita, di mana manusia berpikir bahwa sumber pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga kepuasaan hanya bisa dicapai dan dirasakan dengan memiliki nilai-nilai kerohanian yang dalam idealisme disebut dengan idea.
Memang para filosof ideal memulai sistematika berpikir mereka dengan pandangan yang fundamental bahwa realitas yang tertinggi adalah alam pikiran . Sehingga, rohani dan sukma merupakan tumpuan bagi pelaksanaan dari paham ini. Karena itu alam nyata tidak mutlak bagi aliran idealisme. Namun pada porsinya, para filosof idealisme mengetengahkan berbagai macam pandangan tentang hakikat alam yang sebenarnya adalah idea. Idea ini digali dari bentuk-bentuk di luar benda yang nyata sehingga yang kelihatan apa di balik nyata dan usaha-usaha yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengenal alam raya. Walaupun katakanlah idealisme dipandang lebih luas dari aliran yang lain karena pada prinsipnya aliran ini dapat menjangkau hal-ihwal yang sangat pelik yang kadang-kadang tidak mungkin dapat atau diubah oleh materi, Sebagaimana Phidom mengetengahkan, dua prinsip pengenalan dengan memungkinkan alat-alat inderawi yang difungsikan di sini adalah jiwa atau sukma. Dengan demikian, dunia pun terbagi dua yaitu dunia nyata dengan dunia tidak nyata, dunia kelihatan (boraton genos) dan dunia yang tidak kelihatan (cosmos neotos). Bagian ini menjadi sasaran studi bagi aliran filsafat idealisme (Van der Viej, 2988:19).
Plato dalam mencari jalan melalui teori aplikasi di mana pengenalan terhadap idea bisa diterapkan pada alam nyata seperti yang ada di hadapan manusia. Sedangkan pengenalan alam nyata belum tentu bisa mengetahui apa di balik alam nyata. Memang kenyataannya sukar membatasi unsur-unsur yang ada dalam ajaran idealisme khususnya dengan Plato. Ini disebabkan aliran Platonisme ini bersifat lebih banyak membahas tentang hakikat sesuatu daripada menampilkannya dan mencari dalil dan keterangan hakikat itu sendiri. Oleh karena itu dapat kita katakan bahwa pikiran Plato itu bersifat dinamis dan tetap berlanjut tanpa akhir. Tetapi betapa pun adanya buah pikiran Plato itu maka ahli sejarah filsafat tetap memberikan tempat terhormat bagi sebagian pendapat dan buah pikirannya yang pokok dan utama.
Antara lain Betran Russel berkata: Adapun buah pikiran penting yang dibicarakan oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan idea yang belum pernah dikenal dan dikemukakan orang sebelumnya. Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan buah pikiran utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh persoalan itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga, pembahasan dan dalil yang dikemukakannya tentang keabadian. Yang keempat, buah pikiran tentang alam/cosmos, yang kelima, pandangannya tentang ilmu pengetahuan (Ali, 1990:28).
Aliran-aliran dalam filsafat Idealisme
1. Idealisme Obyektif
Idealisme obyektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan idealismenya itu bertitik tolak dari ide universil (Absolute Idea- Hegel / LOGOS-nya Plato) ide diluar ide manusia. Menurut idealisme obyektif segala sesuatu baik dalam alam atau masyarakat adalah hasil dari ciptaan ide universil.
Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu yang bukan materiil, yang ada secara abadi diluar manusia, sesuatu yang bukan materiil itu ada sebelum dunia alam semesta ini ada, termasuk manusia dan segala pikiran dan perasaannya. Dalam bentuknya yang amat primitif pandangan ini menyatakan bentuknya dalam penyembahan terhadap pohon, batu dsb-nya.
Akan tetapi sebagai suatu system filsafat, pandangan dunia ini pertama-tama kali disistimatiskan oleh Plato (427-347 S.M), menurut Plato dunia luar yang dapat di tangkap oleh panca indera kita bukanlah dunia yang riil, melainkan bayangan dari dunia “idea” yang abadi dan riil. Pandangan dunia Plato ini mewakili kepentingan klas yang berkuasa pada waktu itu di Eropa yaitu klas pemilik budak. Dan ini jelas nampak dalam ajarannya tentang masyarakat “ideal”.
Pada jaman feodal, filsafat idealisme obyektif ini mengambil bentuk yang dikenal dengan nama Skolastisisme, system filsafat ini memadukan unsur idealisme Aristoteles (384-322 S.M), yaitu bahwa dunia kita merupakan suatu tingkatan hirarki dari seluruh system hirarki dunia semesta, begitupun yang hirarki yang berada dalam masyarakat feodal merupakan kelanjutan dari dunia ke-Tuhanan. Segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia ini maupun dalam alam semesta merupakan “penjelmaan” dari titah Tuhan atau perwujudan dari ide Tuhan. Filsafat ini membela para bangsawan atau kaum feodal yang pada waktu itu merupakan tuan tanah besar di Eropa dan kekuasaan gereja sebagai “wakil” Tuhan didunia ini. Tokoh-tokoh yang terkenal dari aliran filsafat ini adalah: Johannes Eriugena (833 M), Thomas Aquinas (1225-1274 M), Duns Scotus (1270-1308 M), dsb.
Kemudian pada jaman modern sekitar abad ke-18 muncullah sebuah system filsafat idealisme obyektif yang baru, yaitu system yang dikemukakan olehGeorge.W.F Hegel (1770-1831 M). Menurut Hegel hakekat dari dunia ini adalah “ide absolut”, yang berada secara absolut dan “obyektif” didalam segala sesuatu, dan tak terbatas pada ruang dan waktu. “Ide absolut” ini, dalam prosesnya menampakkan dirinya dalam wujud gejala alam, gejala masyarakat, dan gejala fikiran. Filsafat Hegel ini mewakili klas borjuis Jerman yang pada waktu itu baru tumbuh dan masih lemah, kepentingan klasnya menghendaki suatu perubahan social, menghendaki dihapusnya hak-hak istimewa kaum bangsawan Junker. Hal ini tercermin dalam pandangan dialektisnya yang beranggapan bahwa sesuatu itu senantiasa berkembang dan berubah tidak ada yang abadi atau mutlak, termasuk juga kekuasaan kaum feodal. Akan tetapi karena kedudukan dan kekuatannya masih lemah itu membuat mereka tidak berani terang-terangan melawan filsafat Skolatisisme dan ajaran agama yang berkuasa ketika itu.
Pikiran filsafat idealisme obyektif ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam bentuk. Perwujudan paling umum antara lain adalah formalisme dan doktriner-isme. Kaum doktriner dan formalis secara membuta mempercayai dalil-dalil atau teori sebagai kekuatan yang maha kuasa , sebagai obat manjur buat segala macam penyakit, sehingga dalam melakukan tugas-tugas atau menyelesaikan persoalan-persoalan praktis mereka tidak bisa berfikir atau bertindak secara hidup berdasarkan situasi dan syarat yang kongkrit, mereka adalah kaum “textbook-thingking”.
2. Idealisme Subyektif
Idealisme subyektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik tolak pada ide manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu yang timbul dan terjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide manusia atau idenya sendiri, atau dengan kata lain alam dan masyarakat hanyalah sebuah ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide manusia.
Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah seorang uskup inggris yang bernama George Berkeley (1684-1753 M), menurut Berkeley segala, sesuatu yang tertangkap oleh sensasi/perasaan kita itu bukanlah bukanlah materiil yang riil dan ada secara obyektif. Sesuatu yang materiil misalkan jeruk, dianggapnya hanya sebagai sensasi-sensasi atau kumpulan perasaan/konsepsi tertentu (“bundles of conception” David Hume (1711-1776 M), -ed), yaitu perasaan / konsepsi dari rasa jeruk, berat, bau, bentuk dsb. Dengan demikianBerkeley dan Hume menyangkal adanya materi yang ada secara obyektif, dan hanya mengakui adanya materi atau dunia yang riil didalam fikirannya atau idenya sendiri saja.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari filsafat ini adalah, kecenderungan untuk bersifat egoistis “Aku-isme” yang hanya mengakui yang riil adalah dirinya sendiri yang ada hanya “Aku”, segala sesuatu yang ada diluar selain “Aku” itu hanya sensasi atau konsepsi-konsepsi dari “Aku”. Untuk berkelit dari tuduhan egoistis dan mengedepankan “Aku-isme/solipisme” Berkeley menyatakan hanya Tuhan yang berada tanpa tergantung pada sensasi.
Filsafat Berkeley dan Hume ini adalah filsafat Borjuasi besar Inggris pada abad ke-18, yang merupakan kekuatan reaksioner menentang materialisme klasik Perancis, sebagai manifestasi dari kekuatiran atas revolusi di Inggris pada waktu itu.
Pada abad ke-19, Idealisme subyektif mengambil bentuknya yang baru yang terkenal dengan nama “Positivisme”, yang di kemukakan pertama kali olehAguste Comte (1798-1857 M), menurutnya hanya “pengalaman”-lah yang merupakan kenyataan yang sesungguhnya , selain dari pada itu tidak ada lagi kenyataan, dunia adalah hasil ciptaan dari pengalaman, dan ilmu hanya bertugas untuk menguraikan pengalaman itu. Dan masih banyak lagi pemikir-pemikir yang lainnya dalam filsafat ini, misalnya saja William Jones (1842-1910 M) dan John Dewey (1859-1952), keduanya berasal dari Amerika Serikat dan pencetus ide “pragmatisme”, menurut mereka Pragmatisme adalah suatu filsafat yang menggunakan akibat-akibat praktis dari ide-ide atau keyakinan-keyakinan sebagai suatu ukuran untuk menetapkan nilai dan kebenarannya. Filsafat seperti ini sangat menekankan pada pandangan individualistic, yang mengedepankan sesuatu yang mempunyai keuntungan atau “cash-value”(nilai kontan)-lah yang dapat diterima oleh akal si “Aku” tsb. Pragmatisme berkembang di Amerika dan adalah filsafat yang mewakili kaum borjuasi besar di negeri yang katanya “the biggest of all”. Sebab dari pandangan filsafat seperti ini Imperialisme, tindakan eksploitasi dan penindasan dapat dibenarkan selama dapat mendapatkan keuntungan untuk si “Aku”.
D. Realisme.
Aliran Realisme, yang menggambarkan bahwa ajaran materialis dan idealisme yang bertentangn itu, tidak sesuai debngan kanyataan. Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda ( materi ) semata – mata. Realitas adalah perpaduan benda ( materi dan jasmaniah ) dengan yang nonmateri ( spiritual, jiwa, dan rohani) .
Aliran Filsafat Realisme ada tiga ajaran pokok dari Plato yaitu tentang idea, jiwa dan proses mengenal. Menurut Plato realitas terbagi menjadi dua yaitu contoh (paradigma) bagi benda konkret. Pembagian dunia ini pada inderawi yang selalu berubah dan dunia idea yang tidak pernah berubah. Idea merupakan sesuatu yang obyektif, tidak diciptakan oleh pikiran dan justru sebaliknya memberikam dua pengenalan. Pertama pengenalan tentang idea; inilah pengenalan yang sebenarnya. Pengenalan yang dapat dicapai oleh rasio ini disebut episteme (pengetahuan) dan bersifat, teguh, jelas, dan tidak berubah. Dengan demikian Plato menolak relatifisme kaum sofis. Kedua, pengenalan tentang benda-benda disebut doxa (pendapat), dan bersifat tidak tetap dan tidak pasti; pengenalan ini dapat dicapai dengan panca indera. Dengan dua dunianya ini juga Plato bisa mendamaikan persoalan besar filsafat pra-socratik yaitu pandangan panta rhei-nya Herakleitos dan pandangan yang ada-ada-nya Parmenides. Keduanya benar, dunia inderawi memang selalu berubah sedangkan dunia idea tidak pernah berubah dan abadi. Memang jiwa Plato berpendapat bahwa jika itu baka, lantaran terdapat kesamaan antara jiwa dan idea. Lebih lanjut dikatakan bahwa jiwa sudah ada sebelum hidup di bumi.
Sebelum bersatu dengan badan, jiwa sudah mengalami pra eksistensi dimana ia memandang idea-idea. Berdasarkan pandangannya ini, Plato lebih lanjut berteori bahwa pengenalan pada dasarnya tidak lain adalah pengingatan (anamnenis) terhadap idea-idea yang telah dilihat pada waktu pra-eksistansi. Ajaran Plato tentang jiwa manusia ini bisa disebut penjara. Plato juga mengatakan, sebagaimana manusia, jagat raya juga memiliki jiwa dan jiwa dunia diciptakan sebelum jiwa-jiwa manusia. Plato juga membuat uraian tentang negara. Tetapi jasanya terbesar adalah usahanya membuka sekolah yang bertujuan ilmiah. Sekolahnya diberi nama “Akademia” yang paling didedikasikan kepada pahlawan yang bernama
Cabang- cabang Filsafat
A. Etika.
Filsafat juga memiliki cabang yang kiranya cukup penting bagi perkembangan ilmu psikologi, yakni etika. Yang dimaksud etika disini adalah ilmu tentang moral. Sementara, moral sendiri berarti segala sesuatu yang terkait dengan baik dan buruk. Di dalam praktek ilmiah, para ilmuwan membutuhkan etika sebagai panduan, sehingga penelitiannya tidak melanggar nilai-nilai moral dasar, seperti kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Sebagai praktisi, seorang psikolog membutuhkan panduan etis di dalam kerja-kerja mereka. Panduan etis ini biasanya diterjemahkan dalam bentuk kode etik profesi psikologi. Etika, atau yang banyak dikenal sebagai filsafat moral, hendak memberikan konsep berpikir yang jelas dan sistematis bagi kode etik tersebut, sehingga bisa diterima secara masuk akal. Perkembangan ilmu, termasuk psikologi, haruslah bergerak sejalan dengan perkembangan kesadaran etis para ilmuwan dan praktisi. Jika tidak, ilmu akan menjadi penjajah manusia. Sesuatu yang tentunya tidak kita inginkan.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; watak; perasaan, sikap, cara berpikir. dalam bentuk jamak ta etha artinya adat kebiasaan. Dalam arti terakhir inilah terbentuknya istilah etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Ada juga kata moral dari bahasa Latin yang artinya sama dengan etika.
Secara istilah etika memunyai tiga arti: pertama, nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini bisa disebut sistem nilai. Misalnya etika Protestan, etika Islam, etika suku Indoan. Kedua, etika berarti kumpulan asas atau nilai moral (kode etik). Misalnya kode etik kedokteran, kode etik peneliti, dll.Ketiga, etika berati ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis menjadi bahan refleksi bagi suau penelitian sistematis dan metodis. Di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Amoral berarti tidak berkaitan dengan moral, netral etis. Immoral berarti tidak bermoral, tidak etis. Etika berbeda dengan etiket. Yang terakhir ini berasal dari kata Inggris etiquette, yang berarti sopan santun. Perbedaan keduanya cukup tajam, antara lain: etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan, etika menunjukkan norma tentang perbuatan itu. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, etika berlaku baik baik saat sendiri maupun dalam kaitannya dengan lingkup sosial. etiket bersifat relatif, tergantung pada kebudayaan, etika lebih absolut. Etiket hanya berkaitan dengan segi lahiriyah, etika menyangkut segi batiniah.
Moralitas merupakan suatu fenomena manusiawi yang universal, menjadi ciri yang membedakan manusia dari binatang. Pada binatang tidak ada kesadaran tentang baik dan buruk, yang boleh dan yang dilarang, tentang yang harus dan tidak pantas dilakukan. Keharusan memunyai dua macam arti: keharusan alamiah (terjadi dengan sendirinya sesuai hukum alam) dan keharusan moral (hukum yang mewajibkan manusia melakukan atau tidak melakukan sesuatu).
Macam-macam etika
a. Etika deskriptif
Hanya melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan suatu kelompok, tanpa memberikan penilaian. Etika deskriptif memelajari moralitas yang terdapat pada kebudayaan tertentu, dalam periode tertentu. Etika ini dijalankan oleh ilmu-ilmu sosial: antropologi, sosiologi, psikologi, dll, jadi termasuk ilmu empiris, bukan filsafat.
b. Etika normatif
Etika yang tidak hanya melukiskan, melainkan melakukan penilaian (preskriptif: memerintahkan). Untuk itu ia mengadakan argumentasi, alasan-alasan mengapa sesuatu dianggap baik atau buruk. Etika normatif dibagi menjadi dua, etika umum yang memermasalahkan tema-tema umum, dan etika khusus yang menerapkan prinsip-prinsip etis ke dalam wilayah manusia yang khusus, misalnya masalah kedokteran, penelitian. Etika khusus disebut juga etika terapan.
c. Metaetika
Meta berati melampaui atau melebihi. Yang dibahas bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan kita di bidang moralitas. Metaetika bergerak pada tataran bahasa, atau memelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Metaetika dapat ditempatkan dalam wilayah filsafat analitis, dengan pelopornya antara lain filsuf Inggris George Moore (1873-1958). Filsafat analitis menganggap analisis bahasa sebagai bagian terpenting, bahkan satu-satunya, tugas filsafat.
B. Moral - Etika.
Imanuel Kant, terkenal dengan filsafat kritisnya yang lebih banyak berbicara tentang filsafat moral dan etika. Dia merupakan tokoh penting karena dia bisa disebut sebagai pemersatu antara filsafat Rasionalisme dan Emipirisme. Tapi ternyata usahanya untuk menyatukan keduanya terpecah kembali sehingga sekarang kita kenal filsafat positivisme --logis-- dan idealisme. Tulisan ini hanya sedikit rangkuman tentang filsafat etika dan moral Imanuel Kant, karena saya sendiri masih 'mau' belajar tentang filsafatnya, dan selalu tidak ada waktu saja untuk itu :-( Tapi lain kali akan saya update tulisan ini. Du kannst, denn du sollst! Kita wajib, karena kita bisa (melakukannya)! Filsafat kritis adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan rasio dan batas-batasnya. Filsafat sebelum kritisme harus dianggap sebagai dogmatisme, sebab filsafat itu percaya ,mentah mentah pada kemampuan rasaio tanpa penyelidikan terlebih dahulu.
Pemutarbalikan Kopernikan (Kopernikanische Wende): "Sebelum Kant: kebenaran dimengerti sebagai "pencocokan intelek terhadap realitas" (adaequatio intellectus ad rem), sejak Kant kebenaran itu lebih merupakan "pencocokan realitas terhadap intelek" (adaequatio rei ad intellectum) "Objeklah yang mengarahkan diri kepada subjek untuk diproses menjadi pengetahuan, bukan subjek (manusia, "aku") mengarahkan diri pada objek (benda, "dunia") Inggris: Englightenment Perancis: Illuminism (?) Jerman: Aufkl Arung Semboyan: Sapere Aude! (Beranilah berfikir sendiri) Horace, filsuf Romawi Gerakan Pietisme di Jerman Doa tidak perlu karena toh Tuhan sudah tau kebutuhan dan isi hati kita. Gereja sejati tidak berada dalam organisasi mamna pun atau dalam ajaran-ajaran teologi, melainkan dio dalam hati orang yang percaya dan shaleh. Tingkah laku shaleh (baik) daripada ajaran teologis. Adanya Allah, berkehendak bebas, dan kebaaan jiwa tidak bisa dibuktikan secara teoritis, melainkan perlu diterima sebagai postulat budi praktis (praktishen vernunft)-yakni sebagai Idea-yang menyangkut kewajiban kita menaati hukum moral (Sittengesetz) Rasionalisme: Leibniz & Wolff Adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan sejati adalah akal budi (rasio).
Pengalaman hanya dapat dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang telah didapatkan akal budi; akal budi sendiri tidak memerlukan pengalaman. Akal budi dapat menurunkan kebenaran2 dari dirinya sendiri, yakni berdasarkan azas-azas yang pertama dan pasti. Metode kerjanya bersifat deduktif. Monade: bersifat metafisik, 3 macam monade Empirisme: Hume (empeiria=pengalaman nyata, bhs.Yunani) Pengalamanlah yang menjadi sumber utama pengetahuan, baik pengalaman lahirian maupun pengalaman batiniah. Akal budi bukan sumber pengetahuan, tetapi ia bertugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman menjadi pengetahuan. Metodenya bersifat induktif. Kesan-kesan (impression) Pengertian-pengertian atu idea-idea (ideas) ' diperoleh secara tidak langsung daripengalaman "kepercayaan" (belief) ' skepsisisme Hume: tidak pernah dicapai suatu kepastian, yang ada kemungkinan Pandangan Hume thd manusia: "Aku" bukanlah substansi, melainkan "serangkaian atau kumpulan kesan-kesan yang silih berganti dengan kecepatan yang tak terbayangkan". Tidak ada "Aku" yang berdiri sendiri; yang bisa dijumpai adalah "Aku yang marah", "Aku yang sakit", "Aku yang kedinginan" Kausalitas (prinsip sebab-akibat): pengulangan berkali-kali pengalaman serupa, hanya memperlihatkan urutan-urutan gejala Critique of Pure Reason 3 macam putusan:
1. Putusan analitis: di sini predikat tidak menambah sesuatu yang baru pada subjek, karena sudah termuat didalamnya (misalnya: lingkaran adalah bulat).
2. Putusan sistesis aposteriori: di sini predkat dihubungkan dengan subjek berdasarkan pengalaman indrawi, misalnya pernyataan "Meja itu bagus".
3. Putusan sistesis a priori: di sini dipakai suatu sumber [engetahuan yang kendati bersifat sistensis, namun toh bersifat a priori juga. Misalnya, putusan berbunyi "segala kejadian mempunyai sebabnya" Hirarki proses pengetahuan manusia:
1. Tingkat penyerapan inderawi (Sinneswahrnehmung), tingkat yang paling rendah Ruang dan waktu adalah a priori sensibilitas, sudah berakar dalam struktur subjek
2. Tingkat akal budi (Verstand) yang berhubungan dengan realitas empiris 12 kategori2 yang merupakan ide-ide baawaan/ bersifat asasi, yang menunjukan Kuantitas (kesatuan, kejamakan, keutuhan) Kualitas (realitas, negasi, pembatasan) Relasi (substansi dan aksidens, sebabakibat atau kausalitas, interaksi) Modalitas (mungkin/mustahil, ada.tiada, keperluan/kebetulan)
3. Tingkat budi atau intelek (Verfnunft) Idea (Idee) paham metafisik yang absolut yang sama sekali lebas dari unsur2 empiris 3 Idea transendenta, tidak bisa diketahui oleh pengalaman karena berada dalam dunia noumenal (noumenon, bukan pahinomenon, bhs. Yunani), merupakan postulat-postulat atau aksioma-aksioma epistemologis yang berada diluar jangkauan pembuktian teoritis-empiris:
1. Idea psikologis (jiwa)
2. Idea kosmologis (dunia)
3. Idea teologis (Allah)
C. Norma.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK
A. Pengertian
Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang terjadi secara terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan – tuntutan tugas biologis individual dan juga lingkungan.
Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan individu pada tingkat fungsional. Sedangkan dalm domain psikomotorik, kognitif dan afektif, tingkat fungsional yang dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan,dan pengalaman sebagai pengaruh dari lingkungan.
Secara konseptual, perkembangan anak didasarkan pada tiga domain yaitu psikomotorik, kognitif dan afektif. Domain psikomotorik terdiri atas kemampuan fisik dan motorik yang didasarkan pada proses biologis ( pertumbuhan ) dan motorik (fungsional ).
Perkembangan Psikomotorik merupakan seluruh kemampuan pokok dalam memfungsikan keterampilan motorik. Dalam perkembangan psikomotorik terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pertumbuhan dan perkembangan motorik dan pengembangan persepsi motorik serta kesegaran jasmani.
Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot.
B. Perkembangan Psikomotorik
Dalam pertumbuhan terdapat istilah Cephalocaudal dan Proximodistal. Cephalocaudal adalah perkembangan fisik yang terjadi secara longitudinal dari kepala hingga kaki. Ini perkembangan yang terjadi secara bertahap khususnya terhadap peningkatan pengendalian otot yang dimulai dari otot kepala dan leher kebagian togok.
Fenomena ini terjadi pada masa fetus ( bayi dalam kandungan ). Pertama kepala dibentuk dan kemudian kepala dan lengan terakhir tungkai. Sedangkan yang dimaksud dengan proximosdistal adalah perkembangan yang dimulai dari bagian tengah tubuh ke bagian tepi yaitu pengendalian pertumbuhan pada otot yang terjadi pada tonggok dan bahu sebelum pergelangan tangan, tangan, dan jari tangan.
Pengendalian motorik kasar kehalus anak-anak melalui pengendalian yang bersifat umum dan halus pada anak –anak dapat diartikan sebagai pengendalian yang dilakukan pertama kali oleh sekelompok otot besar dan selanjutnya anak mampu membedakan bagian-bagian otot yang lebih halus untuk bergerak secara sendiri-sendiri.
Kecendrungan bilateral dan unilateral.Pada saat perkembangan awal dalam mengendalikan motorik, gerakan yang dilakukan masih bersifat lateral yaitu kecendrungan ank- anak untuk memanifulasi suatu benda. Secara bertahap anak-anak akan memulai memilih menggunakan kakinya secara bersamaan dengan tangannya.
Pembedaan dan penyatuan (differentiation dan Integration ). Kedua jenis proses ini yang terkait dengan meningkatnya fungsi motorik yang bersumber dari perkembangan system syaraf. Differentiation berkaitan dengan perkembangan bertahap dari pengendalian motorik umum atau gross ke pengendalian motorik yang lebih halus. Sedangkan Intergration adalah suatu kegiatan motorik yang banyak melibatkan fungsi kedalam integrasi yang terkordinasi satu sama lain. Perkembangan motorik akan dipengaruhi oleh kematangn dan pengalamannya seperti melalui pengajaran, latihan dan juga peralatan dalam menguasai keterampilan motorik. Pylogenetic dan ontogenetic. Keterampilan pylogenetic adalah tingkah laku yang cenderung terjadi secara otomatis serta dengan urutan yang dapat diperkirakan sebelumnya seperti pada gerakan meraih, menjangkau dan juga mampu bertahan terhadap pengaruh ingkungan sekitarnya.Perilaku ontogenetic adalh perilaku yang dipengaruhi melalui belajar dan lingkungan sekitar seperti berenang, bersepeda dan sejenisnya.
C. Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik motorik.
Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini hingga dewasa.Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot..
Perkembangan Sistem Syaraf
Sistem saraf otak merupakan sistem pusat dan komunikasi bagi tubuh manusia. Sistem syaraf meliputi otak, sumsum tulang belakang, serta syaraf –syaraf ferifer. Melalui pembedaan dan penyatuan, sel akan berkembang dan membesar ,dilapisi jaringan lemak berwarna putih yang disebut myline yang memiliki fungsi untuk meningkatkan efektifitas transmisi rangsang syaraf dan juga sekaligus sebagai insulator terhadap rangsangan syaraf yang salah.
Cerebral Cortex adalah bagian otak yang berfungsi mengontrol respon gerak yang disadari serta diperlukan untuk penguasaan bahasa ,berpikir abstrak dan semua proses kogntif. Perkembangan ini hampir sempurna pada saat anak berusia 4 tahun.
Cerebblum merupakan bagian otak yang berkembang paling akhirdan berfungsi dalm control temporal ( timing ), pengaturan gerak, terampil yang disadari serta untuk mempertahankan keseimbngan tubuh. Fungsi ini disempurnakan oleh vestibular lainnya, dimana informasi datang akan di transmit ke berbagai otot yang bertanggung jawab utnuk mempertahankan keseimbangan.
Perkembangan Tulang dan Berat Badan.
Tulang memiliki fungi pada tubuh sebagai penyokong berat badan serta menyiapkan sistem gerak dan tuas untuk melakukan gerakan. Pada orang dewasa ada 206 tulang yang sangat kuat yang dikembangkan dari tulang lunak sampai menjadi mudah retak pada usia anak –anak dan remaja.Percepatan dan pertumbuhan pada anak perempuan dimulai sejak usia 9tahun dan mencapai puncaknya pada usia 12 atau 13 tahun. Jadi sedikit lebih tinggi dari pada anak laki laki yang berusia 12 sampai 14 tahun. Tetapi setelah ini anak laki –laki akan mulai lebih tumbuh lebih tinggi daripada anak perempuan.
Perkembangan Otot.
Ada tiga jenis otot yaitu otot halus, jantung, dan rangka. Jaringan otot halus membangun bagian otot dari organ- organ internal dan berfungsi secara otomatis, otot jantung berfungsi tanpa sadar dibawah kendali otak. Sedangkan Otot rangka merupakan organ yang dapat berkontraksi secara sadar berdasarkan rangsangan dari otak – otak melalui syaraf – syaraf gerak yang mempengaruhi otot.Peningkatan ukuran otot secara normal oleh latihan dan obat – obatan disebut hipertrofi. Berat otot meningkat rata- rata 40 kali dari saat dilahirkan sampai usia dewasa Ini berarti bahwa anak usia 12 tahun memiliki jumlah rata –rata jaringan otot 2 kali lipat dari anak usia 6 tahun.
D. Tahapan Perkembangan Fisik Motorik
Manusia adalah makhluk yang selalu berkembang. Bermula dari dalam kandungan, lahir kemudian menjadi dewasa, tua dan meninggal.
1) Masa natal
Adalah masa dimana manusia memasuki tahap dalam kandungan sampai 1 bulan. Natal terbagi menjadi 2 tahap,yaitu :
• Preonatal (dalam kandungan sampai dengan dilahirkan)
• Neonatal (Masa lahir sampai 1 bulan)
` Aktifitas gerak pada masa ini meliputi gerak reflex sederhana,seperti :
a. Gosok-menggosok
b. Menggenggam
c. Membengkok
d. Meluruskan
e. Mengatur sikap.
2) Masa bayi ( Infancy )
Masa bayi adalah masa sejak individu dilahirkan sampai berusia 1 tahun atau 2 tahun.Tingkah laku meliputi tingkah laku yang disadari serta dikendalikan dengan otot secara bertahap berkembang kearah cephacaudal-proximodistal yaitu bagian kepala, leher, togok sampai kekaki dan juga dari togok kebagian samping belakang.Beberapa tingkah laku ini meliputi merangkak, menggulung, berjalan,serta menggenggam yang disadari.
Pada masa ini gerakan yang terjadi,meliputi:
a. Menggangkat bahu ( 1 Bulan )
b. Menggangkat dada ( 2 Bulan )
c. Duduk dengan bantuan (4 bulan )
d. Duduk di pangkuan ( 5 Bulan )
e. Duduk Sendiri (7 Bulan )
f. Berdiri dengan bantuan (8 Bulan )
g. Berdiri dengan berpegangan ( 9 BUlan )
h. Merangkak ( 10 bulan )
i. Berjalan di bombing (11 bulan )
j. Berdiri sendiri ( 14 Bulan )
k. Berjalan sendiri (15 BUlan )
3) Chidhood
pertumbuhan pada usia kanak- kanak ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan relative stabil. Bagaimanapun juga tulangnya masih lemah. Pola gerakannya meliputi:
Berjalan kesamping
Berlari dengan pelan
Berjalan
Meloncat kira-kira 40-80 cm
4) Children ( Masa Kecil ) dan 5 Child ( Masa Anak – Anak )
Pada masa ini ,anak kecil perkembangna fisiknya berada pada suatu tingkatan dimana secara organisme telah memungkinkan untuk melakukan beberapa maam gerakan dasar dengan beberapa variasinya.
Gerakan berjalan dan memegang yang telah dilakukan pada masa bayi dan dikuasai pada saat anak kecil.Selain makin dikuasai pada saat anak kecil,hasil ini merupakan hasil dari pengembangan gerkan berjalan dan memegang :
• Berjalan
• Mendaki
• Meloncat
• Menyepak
• Melempar
• Menangkap
• Memantulkan bola
• Memukul
• Berenang
• Memanjat
5) Prapuberty
6) Puber & Adolisence ( Masa Puber dan Remja (12- 25 tahun ))
Pada masa ini merupakan waktu yang tepat untuk mengikuti beragam pertandingan atau kegiatan olahraga .Mereka memiliki perhatian, kemauan, motivasi untuk meningkatkan penampilan yang didapat pada masa kanak-kanak kecil hingga anak-anak.
7) Adult
Perkembangan gerak orang dewasa merupakan periode penigkatan yang terhenti. Peningkatan kemapuan fisik orang dewasa bukan lagi merupakan peningkatan yang ditunjang oleh pertumbuhan yang menyertai bertambahnya usia. Masa dewasa sekitar 30-45 tahun.
8) Old Age & Middle Age
Pertambahan umur secara berkelompok umur 45 tahun atau lebih adalah menua. Bentuk olahraganya meliputi : Jogging pagi atau jalan pagi,Senam jantung sehat, Sering bergerak sehingga tidak terjadi penyumbatan pembuluh darah.
9) Oldest Age
Pada masa inin aktivitas olahraga sangat menurun ,adapaun bentuk aktifitas untuk masa ini sangat tua ini.:
a. Melakukan gerakan mudah contohnya berjalan
b. Senam jantung sehat (kalau memungkinkan)
A. Pengertian
Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang terjadi secara terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan – tuntutan tugas biologis individual dan juga lingkungan.
Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan individu pada tingkat fungsional. Sedangkan dalm domain psikomotorik, kognitif dan afektif, tingkat fungsional yang dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan,dan pengalaman sebagai pengaruh dari lingkungan.
Secara konseptual, perkembangan anak didasarkan pada tiga domain yaitu psikomotorik, kognitif dan afektif. Domain psikomotorik terdiri atas kemampuan fisik dan motorik yang didasarkan pada proses biologis ( pertumbuhan ) dan motorik (fungsional ).
Perkembangan Psikomotorik merupakan seluruh kemampuan pokok dalam memfungsikan keterampilan motorik. Dalam perkembangan psikomotorik terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pertumbuhan dan perkembangan motorik dan pengembangan persepsi motorik serta kesegaran jasmani.
Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot.
B. Perkembangan Psikomotorik
Dalam pertumbuhan terdapat istilah Cephalocaudal dan Proximodistal. Cephalocaudal adalah perkembangan fisik yang terjadi secara longitudinal dari kepala hingga kaki. Ini perkembangan yang terjadi secara bertahap khususnya terhadap peningkatan pengendalian otot yang dimulai dari otot kepala dan leher kebagian togok.
Fenomena ini terjadi pada masa fetus ( bayi dalam kandungan ). Pertama kepala dibentuk dan kemudian kepala dan lengan terakhir tungkai. Sedangkan yang dimaksud dengan proximosdistal adalah perkembangan yang dimulai dari bagian tengah tubuh ke bagian tepi yaitu pengendalian pertumbuhan pada otot yang terjadi pada tonggok dan bahu sebelum pergelangan tangan, tangan, dan jari tangan.
Pengendalian motorik kasar kehalus anak-anak melalui pengendalian yang bersifat umum dan halus pada anak –anak dapat diartikan sebagai pengendalian yang dilakukan pertama kali oleh sekelompok otot besar dan selanjutnya anak mampu membedakan bagian-bagian otot yang lebih halus untuk bergerak secara sendiri-sendiri.
Kecendrungan bilateral dan unilateral.Pada saat perkembangan awal dalam mengendalikan motorik, gerakan yang dilakukan masih bersifat lateral yaitu kecendrungan ank- anak untuk memanifulasi suatu benda. Secara bertahap anak-anak akan memulai memilih menggunakan kakinya secara bersamaan dengan tangannya.
Pembedaan dan penyatuan (differentiation dan Integration ). Kedua jenis proses ini yang terkait dengan meningkatnya fungsi motorik yang bersumber dari perkembangan system syaraf. Differentiation berkaitan dengan perkembangan bertahap dari pengendalian motorik umum atau gross ke pengendalian motorik yang lebih halus. Sedangkan Intergration adalah suatu kegiatan motorik yang banyak melibatkan fungsi kedalam integrasi yang terkordinasi satu sama lain. Perkembangan motorik akan dipengaruhi oleh kematangn dan pengalamannya seperti melalui pengajaran, latihan dan juga peralatan dalam menguasai keterampilan motorik. Pylogenetic dan ontogenetic. Keterampilan pylogenetic adalah tingkah laku yang cenderung terjadi secara otomatis serta dengan urutan yang dapat diperkirakan sebelumnya seperti pada gerakan meraih, menjangkau dan juga mampu bertahan terhadap pengaruh ingkungan sekitarnya.Perilaku ontogenetic adalh perilaku yang dipengaruhi melalui belajar dan lingkungan sekitar seperti berenang, bersepeda dan sejenisnya.
C. Pertumbuhan Dan Perkembangan Fisik motorik.
Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini hingga dewasa.Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot..
Perkembangan Sistem Syaraf
Sistem saraf otak merupakan sistem pusat dan komunikasi bagi tubuh manusia. Sistem syaraf meliputi otak, sumsum tulang belakang, serta syaraf –syaraf ferifer. Melalui pembedaan dan penyatuan, sel akan berkembang dan membesar ,dilapisi jaringan lemak berwarna putih yang disebut myline yang memiliki fungsi untuk meningkatkan efektifitas transmisi rangsang syaraf dan juga sekaligus sebagai insulator terhadap rangsangan syaraf yang salah.
Cerebral Cortex adalah bagian otak yang berfungsi mengontrol respon gerak yang disadari serta diperlukan untuk penguasaan bahasa ,berpikir abstrak dan semua proses kogntif. Perkembangan ini hampir sempurna pada saat anak berusia 4 tahun.
Cerebblum merupakan bagian otak yang berkembang paling akhirdan berfungsi dalm control temporal ( timing ), pengaturan gerak, terampil yang disadari serta untuk mempertahankan keseimbngan tubuh. Fungsi ini disempurnakan oleh vestibular lainnya, dimana informasi datang akan di transmit ke berbagai otot yang bertanggung jawab utnuk mempertahankan keseimbangan.
Perkembangan Tulang dan Berat Badan.
Tulang memiliki fungi pada tubuh sebagai penyokong berat badan serta menyiapkan sistem gerak dan tuas untuk melakukan gerakan. Pada orang dewasa ada 206 tulang yang sangat kuat yang dikembangkan dari tulang lunak sampai menjadi mudah retak pada usia anak –anak dan remaja.Percepatan dan pertumbuhan pada anak perempuan dimulai sejak usia 9tahun dan mencapai puncaknya pada usia 12 atau 13 tahun. Jadi sedikit lebih tinggi dari pada anak laki laki yang berusia 12 sampai 14 tahun. Tetapi setelah ini anak laki –laki akan mulai lebih tumbuh lebih tinggi daripada anak perempuan.
Perkembangan Otot.
Ada tiga jenis otot yaitu otot halus, jantung, dan rangka. Jaringan otot halus membangun bagian otot dari organ- organ internal dan berfungsi secara otomatis, otot jantung berfungsi tanpa sadar dibawah kendali otak. Sedangkan Otot rangka merupakan organ yang dapat berkontraksi secara sadar berdasarkan rangsangan dari otak – otak melalui syaraf – syaraf gerak yang mempengaruhi otot.Peningkatan ukuran otot secara normal oleh latihan dan obat – obatan disebut hipertrofi. Berat otot meningkat rata- rata 40 kali dari saat dilahirkan sampai usia dewasa Ini berarti bahwa anak usia 12 tahun memiliki jumlah rata –rata jaringan otot 2 kali lipat dari anak usia 6 tahun.
D. Tahapan Perkembangan Fisik Motorik
Manusia adalah makhluk yang selalu berkembang. Bermula dari dalam kandungan, lahir kemudian menjadi dewasa, tua dan meninggal.
1) Masa natal
Adalah masa dimana manusia memasuki tahap dalam kandungan sampai 1 bulan. Natal terbagi menjadi 2 tahap,yaitu :
• Preonatal (dalam kandungan sampai dengan dilahirkan)
• Neonatal (Masa lahir sampai 1 bulan)
` Aktifitas gerak pada masa ini meliputi gerak reflex sederhana,seperti :
a. Gosok-menggosok
b. Menggenggam
c. Membengkok
d. Meluruskan
e. Mengatur sikap.
2) Masa bayi ( Infancy )
Masa bayi adalah masa sejak individu dilahirkan sampai berusia 1 tahun atau 2 tahun.Tingkah laku meliputi tingkah laku yang disadari serta dikendalikan dengan otot secara bertahap berkembang kearah cephacaudal-proximodistal yaitu bagian kepala, leher, togok sampai kekaki dan juga dari togok kebagian samping belakang.Beberapa tingkah laku ini meliputi merangkak, menggulung, berjalan,serta menggenggam yang disadari.
Pada masa ini gerakan yang terjadi,meliputi:
a. Menggangkat bahu ( 1 Bulan )
b. Menggangkat dada ( 2 Bulan )
c. Duduk dengan bantuan (4 bulan )
d. Duduk di pangkuan ( 5 Bulan )
e. Duduk Sendiri (7 Bulan )
f. Berdiri dengan bantuan (8 Bulan )
g. Berdiri dengan berpegangan ( 9 BUlan )
h. Merangkak ( 10 bulan )
i. Berjalan di bombing (11 bulan )
j. Berdiri sendiri ( 14 Bulan )
k. Berjalan sendiri (15 BUlan )
3) Chidhood
pertumbuhan pada usia kanak- kanak ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan relative stabil. Bagaimanapun juga tulangnya masih lemah. Pola gerakannya meliputi:
Berjalan kesamping
Berlari dengan pelan
Berjalan
Meloncat kira-kira 40-80 cm
4) Children ( Masa Kecil ) dan 5 Child ( Masa Anak – Anak )
Pada masa ini ,anak kecil perkembangna fisiknya berada pada suatu tingkatan dimana secara organisme telah memungkinkan untuk melakukan beberapa maam gerakan dasar dengan beberapa variasinya.
Gerakan berjalan dan memegang yang telah dilakukan pada masa bayi dan dikuasai pada saat anak kecil.Selain makin dikuasai pada saat anak kecil,hasil ini merupakan hasil dari pengembangan gerkan berjalan dan memegang :
• Berjalan
• Mendaki
• Meloncat
• Menyepak
• Melempar
• Menangkap
• Memantulkan bola
• Memukul
• Berenang
• Memanjat
5) Prapuberty
6) Puber & Adolisence ( Masa Puber dan Remja (12- 25 tahun ))
Pada masa ini merupakan waktu yang tepat untuk mengikuti beragam pertandingan atau kegiatan olahraga .Mereka memiliki perhatian, kemauan, motivasi untuk meningkatkan penampilan yang didapat pada masa kanak-kanak kecil hingga anak-anak.
7) Adult
Perkembangan gerak orang dewasa merupakan periode penigkatan yang terhenti. Peningkatan kemapuan fisik orang dewasa bukan lagi merupakan peningkatan yang ditunjang oleh pertumbuhan yang menyertai bertambahnya usia. Masa dewasa sekitar 30-45 tahun.
8) Old Age & Middle Age
Pertambahan umur secara berkelompok umur 45 tahun atau lebih adalah menua. Bentuk olahraganya meliputi : Jogging pagi atau jalan pagi,Senam jantung sehat, Sering bergerak sehingga tidak terjadi penyumbatan pembuluh darah.
9) Oldest Age
Pada masa inin aktivitas olahraga sangat menurun ,adapaun bentuk aktifitas untuk masa ini sangat tua ini.:
a. Melakukan gerakan mudah contohnya berjalan
b. Senam jantung sehat (kalau memungkinkan)
Perkembangan Otak
Perkembangan Otak
A. Pertumbuhan Dan diferensiasi otak hewan vertebrata
Pada manusia, system saraf mulai terbenrtuk ketika embrio masih berumur 2 minggu. Permukaan dorsal melebar, kemudian dinding tipis yang panjang tumbuh melengkung dan melebur sehingga membentuk tabung neuron yang mengelilingin rongga berisi cairan. Seiring dengan masuknya tabung neuron ke dalam kulit, bagian ujjung depan tabung membesar dan berdefrensiasi menjadi otak bagian belakang, tengah, dan depan, sisanya menjadi sumsum tulang belakang. Rerata berat otak manusia ketika baru dilahirkan adalah 350 gram. Ketika berumur mencapai 1 tahun, berat otak menjadi 1000 gram mendekati masa dewasa beratnya menjadi 1200 hingga 1400 gram.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Akson
Ini adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan system saraf. Ilmuwan neurosains membagi tahap perkembngan neuron menjadi 5 tahap, yaitu: proliferasi, migrasi, diferensiasi, nielinasi, dan sinaptogenesis.
Proliferasi adalah pembentukan neuron yang baru. Pada seluruh hewan vertebrata proses perkembangan yang terjadi kurang lebih sama dan hanya berbeda dalam 2 faktor, yaitu: berapa hari lamanya tahap proliferasi berlangsung dan jumlah neuron yang dibentuk perhari. Setelah sel-sel berdiferensiasi menjadi neuron dan glia, sel-sel tersebut melakukan migrasi (bergerak) menuju lokasi akhirnya di dalam otak. Tiap sel tersebut harus bermigrasi dalam jarak yang cukup jauh dengan mengikuti jalur kimiawi yang spesifik untuk mencapai lokasi akhirnya. Sebagian sel bergerak radial dari bagian dalam otak menuju bagian luar, sebagian bergerak melingkar pada permukaan otak, dan sebagian lagi melingkar laluber gerak radial. Zat kimia dari family immunoglobulin dan kemokines adalah zat kimia yang memandu perpindahan neuron. Apabila terjadi deficit, dapat menyebabkan terganggunya proses migrasi, penurunan ukuran otak, pertumbuhan pertumbuhan akson, dan keterbelakangan mental. Di sisi lain jika berlebihan akan dikaitkan dengan beberapa kasus skizofrenia.
Neuron melakukan diferensiasi secara bertahap, membentuk akson dan dendrite yang merupakan cirri khusus neuron. Akson tumbuh lebih dulu, terkadang saat neuron sedang berpindah. Pada kasus-kasus tersebut neuron berpindah sambil menarik aksonnya yang sedang bertumbuh, seperti buntut yang ditarik kesana kemari. Pada kasus yang berbeda, pertumbuhan akson harus mengarah ketargetnya, sehingga aksin tersebut mencari jalan dengan menembus rangkaian sel dan serat yang menghutan. Setelah akson mencapai target, maka dendrit mulai terbentuk yang lambat pada awalnya.
Tahap mielinasi tahap lanjutan yang lebih lambat. Mielinasi adalah proses dimana glia menghasilkan materi lemak insulasi yang mengakselerasi transmisi impuls pada sejumlah besar akson hewan vertebrata. Mielin pertama kali dibentuk di sumsum tulan belakang, kemudian otak bagian belakang, bagian tengah, dan bagian belakang. Tahap ini akan berlangsung terus menerus selama berpuluh-puluh tahun.
Sinaptogenesis, tahap ini berlanjut seumur hidup kita. Neuron terus membentuk sinapsis baru dan menyingkirkan sinapsis lama.
2. Neuron Baru di Masa Depan
Pendapat tradisonal yang mulai berkembang dari masa studi Cajal di akhir tahun 1800-an menyatakan bahwa otak hewan vertebrata telah menghasilkan seluruh neuron dalam masa perkembangan embrionik atau paling lambat sebelum masa batita. Setelah masa tersebut otak hanya dapat kehilangan neuron dan tidak ada penambahan neuron baru. Tetapi secara bertahap peneliti menemukan beberapa pengecualian.
Pengecualian pertama adalah receptor olfaktori. Reseptor tersebut terpapar ke dunia luar dan zat kimia racun yang ada, biasanya hanya dapat bertahan selama sebulan atau dua bulan. Neuron-neuron tertentu yang hidup di dalam hidung tetap dalam tahap belum berkembang sepanjang hidup kita. Secara berkala neuron tersebut membelah. Satu neuron hasil pembelahan akan tetap tidak berkembang, satu neuron lagi berkembang dan menggantikan reseptor olfaktori yang rusak. Neuron yang baru ini akan menumbuhkan aksonnya menuju lokasi yang tepat di otak.
Penelitian lanjutan juga menemukan adanya sel-sel di dalam otak yang tidak berkembang, disebut dengan sel induk. Terkadang sel induk menghasilkan sel baru yang akan berpindah ke bulbus olfaktori dan bertransformasi menjadi glia atau neuron.
Masih ada penelitian lanjutan lain dimana peneliti menemukan bukti pembentukan neuron baru di bagian otak yang berbeda. Neuron tua akan mati dan digantikan dengan yang baru. Pada bagian hipokampus mamalia, sel induk juga dapat berdiferensiasi menjadi neuron baru. Neuron pada hipokampus yang baru terbentuk melewati sebuah periode aktif pembentukan dan perubahan sinapsis, jadi neuron tersebut mungkin menjadi kontributor penting pada proses pembelajaran baru. Pembentukan neuron baru pada manusia dan primata lain pada masa dewasa masih menjadi hal yang kontroversial.
Pembentukan neuron baru pada mamalia dewasa sepertinya hanya terjadi pada neuron olfaktori dan hipokampus. Karena sel induk dapat ditemukan pada bagian lain, masalahnya adalah hampir di setiap bagian otak yang telah berkembang sempurna, neuron telah diselimuti oleh sinapsis sehingga neuron yang baru tidak memilki ruang untuk membentu sinapsis baru.
B. Pencarian Jejak Melalui Akson
1. Pencarian jejak kimiawi melalui akson
Paul Weiss (1924) adalah seorang biolog terkenal. Dia melakukan sebuah penelitian dengan mencangkok kaki tambahan pada seekor salamander dan menunggu ada akson yang tumbuh masuk ke dalamnya. Setelah akson tumbuh dalam kaki cangkokan kaki tersebut bergerak seirama dengan kaki yang ada di sebelahnya. Weiss menolak ide bahwa tiap akson mengembangkan satu cabang yang mengarah ke otot penggerak anggota badan tambahan. Dia justru mengajukan ide bahwa saraf melekat pada otot pada posisi acak dan melepaskan beragam pesan, dan tiap pesan sesuai untuk otot yang berbeda.
a. Kespesifikan hubungan akson
Weiss membuat kesalahan. Bukti lanjutan yang ditemukan ternyata mendukung intrepretasi yang sebelumnya ia tolak. Kaki tambahan pada salamander dapat bererak seirama dengan kaki di sebelahnya karena tiap akson menemukan otot yang tepat.
Pada studi yang dilakukan Roger Sperry (mantan murid Weiss), ia memotong saraf optik beberapa salamander. Saraf optik yang dirusak tumbuh kembali dan bersambung dengan tektum, yang merupakan area visual utama pada ikan, amfibi, reptil, dan burung.
Ketika sinapsis baru sudah terbentuk, penglihatan salamander tersebut kembali normal.
Sperry (1934) kembali mengulang percobaannya. Namun kali ini selain memotong saraf optik, ia juga memutar bola mata salamander sejauh 1800. Sperry menemukan fakta bahwa akson yang berasal dari sisi dorsal retina tumbuh kembali ke area ventral retina. Salamander tesebut melihat dunia jungkir balik dan bertukaran sisi.
b. Gradien kimia
Menurut perkiraan terbaru, manusia hanya memiliki jumlah gen total sekitar 30.000, jumlah yang terlalu sedikit untuk menghasilkan penanda bagi miliaran neuron. Walaupun demikian hampur semua akson tumbuh ke hampir semua target yang tepat. Tanpa adanya sistem penanda inividual yang ekstensif, neuron masih tetap dapat menemukan targetnya. Beberapa akson mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh satu zat kimia yang menimbulkan ketertarikan hibgga akson mencapai lokasi tengah di mana akson akan menjadi tak sensitif terhadap zat kimia tersebut dan mulai tertarik atraktan lain. Pada akhirnya akson mengatur dirinya sendiri pada permukaan area target mereka sesuai dengan gradien kimia.
2. Kompetisi Antar-akson: Sebuah Prinsip Umum
Awalnya, akson membentuk hubungan “percobaan” dengan banya neuron post sinaptik, neuron tersebut akan memperkuat sebagian sinapsis dan mengeliminasi lainnya. Bahkan, proses penyesuian tersebut tergantung dari pola input akson yang berusaha membangun hubungan. Bagi beberapa ahli teori tersebut memperlihatkan sebuah prinsip umum yang disebut darwinisme neuron.
Prinsip kompetisi antar-akson adalah hal yang penting, dan analogi dengan evolusi darwinisme harus digunakan dengan hati-hati.
C. Penentu Kesintasan Neuron
Mendapatkan jumlah neuron yang sesuai untuk tiap area pada sistem saraf merupakan hal yang sulit. Agar neuron menjadi bermanfaat, neuron harus menerima akson dari sumber yang tepat, kemudian menumbuhkannya ke sebuah sel pada area yang tepat. Pada area tersebut tidak berkembang dalam waktu yang sama. Jika kita memeriksa sistem saraf orang dewasa yang sehat kita tidak akan menemukan neuron sisa.
Di masa lalu, satu penjelasannya adalah otot mengirimkan pesan kimiawi kepada ganglion simpatetik, pesan tersebut berisi jumlah akson yang harus dibentuk oleh ganglion simpatetik.
Levy-montalchini menemukan fakta bahwa otot tidak menentukan berapa banyak akson yang dibentuk, tetapi otot menentukan berapa banyak akson yang sintas. Apabila salah satu neuron membentuk sinapsis ke sebuah otot, maka otot tersebut akan mengeluarkan sebuah protein yang diberi nama faktor pertumbuhan saraf (NGF) yang memicu kesintasan dan pertumbuhan akson. Akson yang tidak mendapatkan NGF akan berdegenerasi dan badan selnya mati. Jika akson sebuah neuron dalam umur tertentu tidak dapat membuat hubungan dengan sel post sinaptik, maka neuron akan bunuh diri melalui proses apoptosis, sebuah mekanisme kematian sela yang terpogram. NGF akan membatalkan program apoptosis, hal tersebut adalah cara penyampaian pesan sel post sinaptik kepada akson yang tumbuh ke arahnya, pesan tersebut kira-kira berbunyi “Aku akan menjadi pasanganmu,jangan bunuh diri”.
NGF adalah neurotrofin, yaitu senyawa yang menyokong kesintasan dan aktivitas neuron. Selain NGF sistem saraf juga merespon brain-derived neurotropic factor (BDNF) dan beberapa neurotrofin lain. BDNF adalah neurotrofin yang paling banyak ditemukan pada korteks cerebrum mamalia dewasa. Agar neuron yang belum berkembang sempurna dapat terhindar dari apoptosis dan sintas, maka neuron tersebut perlu mendapatkan neurotrofin bukan hanya dari sel target, tetapi juga dari akson yang tumbuh ke arahnya yang mengantarkan stimulus. Ketika neuron melepaskan neurotransmiter mereka juga melepaskan neurotrofin, apabila neuro tidak dapat melepaskan neurotransmitter makan mereka juga tidak melepaskan neurotrofin, sehingga sel target neuro tersebut akan mati. Hilangnya sel-sel tersebut bukanlah pertanda gangguan apapun, melainkan sebuah tahap alami dalam perkembangan. Bahkan hilangnya sel pada area otak tertentu menjadi indikator perkembangan da pendewasaan. Setelah proses pendewasaan neuron, mekanisme apoptosis menjadi dorman, kecuali pada kondisi traumatis seperti struk.
D. Rentannya Otak yang Sedang Berkembang
Menurut Lewis Wallper, apabila Anda mengalami gangguan pada tahap awal perkembangan, maka masalah akan muncul sejak saat itu. Tahap awal perkembangan adalah masa yang kritis terutama pada perkembangan otak. Otak yang sedang berkembang sangat rentan terhadap mal nutrisi, zat kimia, racun, dan infeksi karena semua hal itu menyebabkan gangguan ringan pada masa dewasa. Pada orang dewasa, demam hanya merupakan gangguan ringan, tapi pada janin dapat merusak tahap perbanyakan neuron. Pada orang dewasa, gula darah rendah hanya meyebabkan turunnya semangat, tetapi apabila terjadi pada saat janin dilahirkan akan menyebabkan kerusakan serius pada perkembangan otak. Otak janin sangat rentan terhadap alkohol. Ibu hamil yang mengkonsumsi alkohol akan melahirkan anak dengan sindrom alkohol pada janin (vetal alcohol syndrome), yaitu sebuah kondisi yang ditandai dengan sikap hiperaktif, impulsif, kesulitan mempertahankan perhatian, berbagai tingkat keterbelakangan mental, masalah dengan pergerakan, kelainan jantung, dan kelainan wajah. Akibat lain adalah terdapat banyak dendrit yang pendek dan cabangnya sedikit.
Anak yang menderita sindrom ini apabila dewasa akan berisiko tinggi menjadi pecandu alkohol, obat-obatan, depresi, dan gangguan jiwa lainnya.
Mekanisme sindrom alkohol pada janin mungkin berkaitan dengan apoptois. Untuk mencegah apoptosis neuron perlu mendapatkan neurotrofin bukan hanya dari sel target, tetapi juga dari akson yang tumbuh ke arahnya. Alkohol menurangi pelepasan glutamat yang merupakan neurotransmiter eksitator utama otak dan meningkatkan pelepasan GABA yang merupakan neurotransmiter inhibitor terutama otak.
Ibu hamil yang mnggunakan kokain akan melahirkan anak dengan kemampuan bahasa di bawah normal, penurunan nilai IQ, dan gangguan pendengaran.
Ibu hamil yang perokok akan melahirkan anak yang memiliki beberapa kecenderungan.
Ketika dilahirkan berat badannya rendah dan menderita banyak penyakit.
Sindrom kematian bayi mendadak
Gangguan perilaku kurangnya perhatian hiperaktif.
Kerusakan sistem imunitas.
Kenakalan dan tindak kriminal.
E. Penyesuaian Melalui Pengalaman
1. Pengalaman dan percabangan dendrit
Beberapa dekade lalu peneliti mengakui bahwa neuron tidak berubah bentuk. Sekarang kita mengetahui bahwa akson dan dendrit berubah bentuk sepanjang hidup kita. Dale Curves dan RD Halley telah mengembangkan suatu metode penyuntikan warna yang memungkinkan kita untuk mengamati struktur neuron hidup dalam waktu, hari, atau minggu yang berbeda. Mereka memperlihatkan bahwa dalam waktu yang berbeda ada percabangan dendrit yang bertambah panjang dan ada pula yang bertambah pendek atau hilang. Penelitian lanjutan mengungkapkan bahwa ketika dendrit menumbuhkan spina baru, beberapa spina hanya bertahan beberapa hari, dan sebagian lain bertahan lebih lama, mungkin seumur hidup. Ini berarti juga terjadu penambahan ataupun pengurangan sinapsis dan hal tersebut berkaitan dengan proses pengurangan informasi potensial. Pengalaman akan mengendalikan jumlah dan tipe perubahan yang terjadi pada neuron.
Penambahan ukuran neuron yang terukur juga telah diperlihatkan pada manusia sebagai akibat dari aktivitas fisik, seperti pada satu kasus berupa latihan juggling bola harian.
2. Pengaruh pengalaman khusus
Struktur dan fungsi detil otak dapat dimodifikasi melalui pengalaman.
3. Adaptasi otak pada individu yang buta sejak bayi
Salah satu cara untuk engajukan pernyataan ini adalah dengan merenungkan apa yang terjadi pada otak jika salah satu sistem sensorik hampir hilang atau tidak ada sama sekali. Kehilangan satu indra tidak mempengaruhi reseptor organ indra lain. Tetapi, kehilangan satu indra akan menignkatkan perhatian pada indra lain dan setelah ertahun-tahun perhatian tersebut teralihkan, maka otak akan memperlihatkan adaptasi yang terukur sehingga dapat merefleksikan dan meningkatkan perubahan perhatian yan terjadi. Singkatnya, individu buta memanfaatkan korteks oksipital mereka untuk mengenali apa yang mereka sentuh, sementara individu normal tidak melakukan hal tersebut. Satu kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa informasi sentuhan telah menginvasi korteks oksipital. Kesimpulan lain yang lebih luas sifatnya adalah bahwa area otak memodofikasi fungsinya berdasarkan jenis stimulus yang diterima.
Orang buta secara rata-rata mengungguli orang normal dalam banyak keterampilan verbal. Jadi korteks oksipital pada orang buta selain berperan dalam stimulus sentuhan juga berperan dalam kemampuan verbal tertentu.
4. Pengaruh latihan yang diperpanjang
Psikolog kognitif telah menemukan fakta bahwa latihan rutin keterampilan tertentu, seperti bermain catur atau mengerjakan teka-teki silang, membuat seseorang lebih mahir terhadap keterampilan tersebut, tetapi bukan keterampilan lain. Pengembangan keahlian mungkin mengubah otak sedemikian rupa sehingga meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan untuk keterampilan tersebut. Salah satu studi menggunakan magnetoensefalograf (MEG) untuk merekam respon korteks auditori terhadap nada murni. Kekuatan respon dari kelompok musisi profesional hampir dua kali lipat kelompok bukan musisi. Pemeriksaan menggunakan MRI terhadap kedua otak kelompok tersebut mengungkapakan bahwa salah sati area pada korteks area temporal kelompok musisi profesional 30% lebih besar.
5. Apabila pengorganisasian ulang otak bermasalah
Umumnya perluasan bagian korteks yang mencerminkan kemampuan pribadi akan menguntungkan. Walaupun begitu pengorganisasian ulang otak pada kasus-kasus ekstrem justru menimbulkan masalah. Pada sebagian kasus proses pembesaran otak tidak terjadi. Hal tersebut terjadi karena stimulasi pada satu jari akan mengeksitasi sebagian besar atau seluruh area korteks yang sama seperti pada stimulasi pada jari lain. Akibatnya individu tersebut akan kesulitan membedakan jari-jarinya, seseoran yang tidak dapat membedakan jari-jarinya akan kesulitan mengendalikan jari-jari tersebut secara terpisah. Kodisi seperti ini disebut dengan kram musisi (musision cram) atau nama formalnya adalah vocal hand dystonia. Kondisi tersebut menyebabkan jari-jari menjadi ceroboh, mudah lelah, dan bergerak di luar kehendak sehingga mengganggu kegiatan. Seseorang yang menghabiskan waktu seharian menulis juga dapat menderita yang sama dan disebut kram penulis (writer cram). Pada awalnya dokter menduga bahwa kram penulis dan musisi adalah gangguan pada tangan tetapi penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa penyebab kondisi tersebut adalah reorganisasi talamus dan korteks sensorik yang meluas sehingga respon sentuhan pada satu jati akan tumpang tindih dengan respon pada jarinya lainnya.
A. Pertumbuhan Dan diferensiasi otak hewan vertebrata
Pada manusia, system saraf mulai terbenrtuk ketika embrio masih berumur 2 minggu. Permukaan dorsal melebar, kemudian dinding tipis yang panjang tumbuh melengkung dan melebur sehingga membentuk tabung neuron yang mengelilingin rongga berisi cairan. Seiring dengan masuknya tabung neuron ke dalam kulit, bagian ujjung depan tabung membesar dan berdefrensiasi menjadi otak bagian belakang, tengah, dan depan, sisanya menjadi sumsum tulang belakang. Rerata berat otak manusia ketika baru dilahirkan adalah 350 gram. Ketika berumur mencapai 1 tahun, berat otak menjadi 1000 gram mendekati masa dewasa beratnya menjadi 1200 hingga 1400 gram.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Akson
Ini adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan system saraf. Ilmuwan neurosains membagi tahap perkembngan neuron menjadi 5 tahap, yaitu: proliferasi, migrasi, diferensiasi, nielinasi, dan sinaptogenesis.
Proliferasi adalah pembentukan neuron yang baru. Pada seluruh hewan vertebrata proses perkembangan yang terjadi kurang lebih sama dan hanya berbeda dalam 2 faktor, yaitu: berapa hari lamanya tahap proliferasi berlangsung dan jumlah neuron yang dibentuk perhari. Setelah sel-sel berdiferensiasi menjadi neuron dan glia, sel-sel tersebut melakukan migrasi (bergerak) menuju lokasi akhirnya di dalam otak. Tiap sel tersebut harus bermigrasi dalam jarak yang cukup jauh dengan mengikuti jalur kimiawi yang spesifik untuk mencapai lokasi akhirnya. Sebagian sel bergerak radial dari bagian dalam otak menuju bagian luar, sebagian bergerak melingkar pada permukaan otak, dan sebagian lagi melingkar laluber gerak radial. Zat kimia dari family immunoglobulin dan kemokines adalah zat kimia yang memandu perpindahan neuron. Apabila terjadi deficit, dapat menyebabkan terganggunya proses migrasi, penurunan ukuran otak, pertumbuhan pertumbuhan akson, dan keterbelakangan mental. Di sisi lain jika berlebihan akan dikaitkan dengan beberapa kasus skizofrenia.
Neuron melakukan diferensiasi secara bertahap, membentuk akson dan dendrite yang merupakan cirri khusus neuron. Akson tumbuh lebih dulu, terkadang saat neuron sedang berpindah. Pada kasus-kasus tersebut neuron berpindah sambil menarik aksonnya yang sedang bertumbuh, seperti buntut yang ditarik kesana kemari. Pada kasus yang berbeda, pertumbuhan akson harus mengarah ketargetnya, sehingga aksin tersebut mencari jalan dengan menembus rangkaian sel dan serat yang menghutan. Setelah akson mencapai target, maka dendrit mulai terbentuk yang lambat pada awalnya.
Tahap mielinasi tahap lanjutan yang lebih lambat. Mielinasi adalah proses dimana glia menghasilkan materi lemak insulasi yang mengakselerasi transmisi impuls pada sejumlah besar akson hewan vertebrata. Mielin pertama kali dibentuk di sumsum tulan belakang, kemudian otak bagian belakang, bagian tengah, dan bagian belakang. Tahap ini akan berlangsung terus menerus selama berpuluh-puluh tahun.
Sinaptogenesis, tahap ini berlanjut seumur hidup kita. Neuron terus membentuk sinapsis baru dan menyingkirkan sinapsis lama.
2. Neuron Baru di Masa Depan
Pendapat tradisonal yang mulai berkembang dari masa studi Cajal di akhir tahun 1800-an menyatakan bahwa otak hewan vertebrata telah menghasilkan seluruh neuron dalam masa perkembangan embrionik atau paling lambat sebelum masa batita. Setelah masa tersebut otak hanya dapat kehilangan neuron dan tidak ada penambahan neuron baru. Tetapi secara bertahap peneliti menemukan beberapa pengecualian.
Pengecualian pertama adalah receptor olfaktori. Reseptor tersebut terpapar ke dunia luar dan zat kimia racun yang ada, biasanya hanya dapat bertahan selama sebulan atau dua bulan. Neuron-neuron tertentu yang hidup di dalam hidung tetap dalam tahap belum berkembang sepanjang hidup kita. Secara berkala neuron tersebut membelah. Satu neuron hasil pembelahan akan tetap tidak berkembang, satu neuron lagi berkembang dan menggantikan reseptor olfaktori yang rusak. Neuron yang baru ini akan menumbuhkan aksonnya menuju lokasi yang tepat di otak.
Penelitian lanjutan juga menemukan adanya sel-sel di dalam otak yang tidak berkembang, disebut dengan sel induk. Terkadang sel induk menghasilkan sel baru yang akan berpindah ke bulbus olfaktori dan bertransformasi menjadi glia atau neuron.
Masih ada penelitian lanjutan lain dimana peneliti menemukan bukti pembentukan neuron baru di bagian otak yang berbeda. Neuron tua akan mati dan digantikan dengan yang baru. Pada bagian hipokampus mamalia, sel induk juga dapat berdiferensiasi menjadi neuron baru. Neuron pada hipokampus yang baru terbentuk melewati sebuah periode aktif pembentukan dan perubahan sinapsis, jadi neuron tersebut mungkin menjadi kontributor penting pada proses pembelajaran baru. Pembentukan neuron baru pada manusia dan primata lain pada masa dewasa masih menjadi hal yang kontroversial.
Pembentukan neuron baru pada mamalia dewasa sepertinya hanya terjadi pada neuron olfaktori dan hipokampus. Karena sel induk dapat ditemukan pada bagian lain, masalahnya adalah hampir di setiap bagian otak yang telah berkembang sempurna, neuron telah diselimuti oleh sinapsis sehingga neuron yang baru tidak memilki ruang untuk membentu sinapsis baru.
B. Pencarian Jejak Melalui Akson
1. Pencarian jejak kimiawi melalui akson
Paul Weiss (1924) adalah seorang biolog terkenal. Dia melakukan sebuah penelitian dengan mencangkok kaki tambahan pada seekor salamander dan menunggu ada akson yang tumbuh masuk ke dalamnya. Setelah akson tumbuh dalam kaki cangkokan kaki tersebut bergerak seirama dengan kaki yang ada di sebelahnya. Weiss menolak ide bahwa tiap akson mengembangkan satu cabang yang mengarah ke otot penggerak anggota badan tambahan. Dia justru mengajukan ide bahwa saraf melekat pada otot pada posisi acak dan melepaskan beragam pesan, dan tiap pesan sesuai untuk otot yang berbeda.
a. Kespesifikan hubungan akson
Weiss membuat kesalahan. Bukti lanjutan yang ditemukan ternyata mendukung intrepretasi yang sebelumnya ia tolak. Kaki tambahan pada salamander dapat bererak seirama dengan kaki di sebelahnya karena tiap akson menemukan otot yang tepat.
Pada studi yang dilakukan Roger Sperry (mantan murid Weiss), ia memotong saraf optik beberapa salamander. Saraf optik yang dirusak tumbuh kembali dan bersambung dengan tektum, yang merupakan area visual utama pada ikan, amfibi, reptil, dan burung.
Ketika sinapsis baru sudah terbentuk, penglihatan salamander tersebut kembali normal.
Sperry (1934) kembali mengulang percobaannya. Namun kali ini selain memotong saraf optik, ia juga memutar bola mata salamander sejauh 1800. Sperry menemukan fakta bahwa akson yang berasal dari sisi dorsal retina tumbuh kembali ke area ventral retina. Salamander tesebut melihat dunia jungkir balik dan bertukaran sisi.
b. Gradien kimia
Menurut perkiraan terbaru, manusia hanya memiliki jumlah gen total sekitar 30.000, jumlah yang terlalu sedikit untuk menghasilkan penanda bagi miliaran neuron. Walaupun demikian hampur semua akson tumbuh ke hampir semua target yang tepat. Tanpa adanya sistem penanda inividual yang ekstensif, neuron masih tetap dapat menemukan targetnya. Beberapa akson mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh satu zat kimia yang menimbulkan ketertarikan hibgga akson mencapai lokasi tengah di mana akson akan menjadi tak sensitif terhadap zat kimia tersebut dan mulai tertarik atraktan lain. Pada akhirnya akson mengatur dirinya sendiri pada permukaan area target mereka sesuai dengan gradien kimia.
2. Kompetisi Antar-akson: Sebuah Prinsip Umum
Awalnya, akson membentuk hubungan “percobaan” dengan banya neuron post sinaptik, neuron tersebut akan memperkuat sebagian sinapsis dan mengeliminasi lainnya. Bahkan, proses penyesuian tersebut tergantung dari pola input akson yang berusaha membangun hubungan. Bagi beberapa ahli teori tersebut memperlihatkan sebuah prinsip umum yang disebut darwinisme neuron.
Prinsip kompetisi antar-akson adalah hal yang penting, dan analogi dengan evolusi darwinisme harus digunakan dengan hati-hati.
C. Penentu Kesintasan Neuron
Mendapatkan jumlah neuron yang sesuai untuk tiap area pada sistem saraf merupakan hal yang sulit. Agar neuron menjadi bermanfaat, neuron harus menerima akson dari sumber yang tepat, kemudian menumbuhkannya ke sebuah sel pada area yang tepat. Pada area tersebut tidak berkembang dalam waktu yang sama. Jika kita memeriksa sistem saraf orang dewasa yang sehat kita tidak akan menemukan neuron sisa.
Di masa lalu, satu penjelasannya adalah otot mengirimkan pesan kimiawi kepada ganglion simpatetik, pesan tersebut berisi jumlah akson yang harus dibentuk oleh ganglion simpatetik.
Levy-montalchini menemukan fakta bahwa otot tidak menentukan berapa banyak akson yang dibentuk, tetapi otot menentukan berapa banyak akson yang sintas. Apabila salah satu neuron membentuk sinapsis ke sebuah otot, maka otot tersebut akan mengeluarkan sebuah protein yang diberi nama faktor pertumbuhan saraf (NGF) yang memicu kesintasan dan pertumbuhan akson. Akson yang tidak mendapatkan NGF akan berdegenerasi dan badan selnya mati. Jika akson sebuah neuron dalam umur tertentu tidak dapat membuat hubungan dengan sel post sinaptik, maka neuron akan bunuh diri melalui proses apoptosis, sebuah mekanisme kematian sela yang terpogram. NGF akan membatalkan program apoptosis, hal tersebut adalah cara penyampaian pesan sel post sinaptik kepada akson yang tumbuh ke arahnya, pesan tersebut kira-kira berbunyi “Aku akan menjadi pasanganmu,jangan bunuh diri”.
NGF adalah neurotrofin, yaitu senyawa yang menyokong kesintasan dan aktivitas neuron. Selain NGF sistem saraf juga merespon brain-derived neurotropic factor (BDNF) dan beberapa neurotrofin lain. BDNF adalah neurotrofin yang paling banyak ditemukan pada korteks cerebrum mamalia dewasa. Agar neuron yang belum berkembang sempurna dapat terhindar dari apoptosis dan sintas, maka neuron tersebut perlu mendapatkan neurotrofin bukan hanya dari sel target, tetapi juga dari akson yang tumbuh ke arahnya yang mengantarkan stimulus. Ketika neuron melepaskan neurotransmiter mereka juga melepaskan neurotrofin, apabila neuro tidak dapat melepaskan neurotransmitter makan mereka juga tidak melepaskan neurotrofin, sehingga sel target neuro tersebut akan mati. Hilangnya sel-sel tersebut bukanlah pertanda gangguan apapun, melainkan sebuah tahap alami dalam perkembangan. Bahkan hilangnya sel pada area otak tertentu menjadi indikator perkembangan da pendewasaan. Setelah proses pendewasaan neuron, mekanisme apoptosis menjadi dorman, kecuali pada kondisi traumatis seperti struk.
D. Rentannya Otak yang Sedang Berkembang
Menurut Lewis Wallper, apabila Anda mengalami gangguan pada tahap awal perkembangan, maka masalah akan muncul sejak saat itu. Tahap awal perkembangan adalah masa yang kritis terutama pada perkembangan otak. Otak yang sedang berkembang sangat rentan terhadap mal nutrisi, zat kimia, racun, dan infeksi karena semua hal itu menyebabkan gangguan ringan pada masa dewasa. Pada orang dewasa, demam hanya merupakan gangguan ringan, tapi pada janin dapat merusak tahap perbanyakan neuron. Pada orang dewasa, gula darah rendah hanya meyebabkan turunnya semangat, tetapi apabila terjadi pada saat janin dilahirkan akan menyebabkan kerusakan serius pada perkembangan otak. Otak janin sangat rentan terhadap alkohol. Ibu hamil yang mengkonsumsi alkohol akan melahirkan anak dengan sindrom alkohol pada janin (vetal alcohol syndrome), yaitu sebuah kondisi yang ditandai dengan sikap hiperaktif, impulsif, kesulitan mempertahankan perhatian, berbagai tingkat keterbelakangan mental, masalah dengan pergerakan, kelainan jantung, dan kelainan wajah. Akibat lain adalah terdapat banyak dendrit yang pendek dan cabangnya sedikit.
Anak yang menderita sindrom ini apabila dewasa akan berisiko tinggi menjadi pecandu alkohol, obat-obatan, depresi, dan gangguan jiwa lainnya.
Mekanisme sindrom alkohol pada janin mungkin berkaitan dengan apoptois. Untuk mencegah apoptosis neuron perlu mendapatkan neurotrofin bukan hanya dari sel target, tetapi juga dari akson yang tumbuh ke arahnya. Alkohol menurangi pelepasan glutamat yang merupakan neurotransmiter eksitator utama otak dan meningkatkan pelepasan GABA yang merupakan neurotransmiter inhibitor terutama otak.
Ibu hamil yang mnggunakan kokain akan melahirkan anak dengan kemampuan bahasa di bawah normal, penurunan nilai IQ, dan gangguan pendengaran.
Ibu hamil yang perokok akan melahirkan anak yang memiliki beberapa kecenderungan.
Ketika dilahirkan berat badannya rendah dan menderita banyak penyakit.
Sindrom kematian bayi mendadak
Gangguan perilaku kurangnya perhatian hiperaktif.
Kerusakan sistem imunitas.
Kenakalan dan tindak kriminal.
E. Penyesuaian Melalui Pengalaman
1. Pengalaman dan percabangan dendrit
Beberapa dekade lalu peneliti mengakui bahwa neuron tidak berubah bentuk. Sekarang kita mengetahui bahwa akson dan dendrit berubah bentuk sepanjang hidup kita. Dale Curves dan RD Halley telah mengembangkan suatu metode penyuntikan warna yang memungkinkan kita untuk mengamati struktur neuron hidup dalam waktu, hari, atau minggu yang berbeda. Mereka memperlihatkan bahwa dalam waktu yang berbeda ada percabangan dendrit yang bertambah panjang dan ada pula yang bertambah pendek atau hilang. Penelitian lanjutan mengungkapkan bahwa ketika dendrit menumbuhkan spina baru, beberapa spina hanya bertahan beberapa hari, dan sebagian lain bertahan lebih lama, mungkin seumur hidup. Ini berarti juga terjadu penambahan ataupun pengurangan sinapsis dan hal tersebut berkaitan dengan proses pengurangan informasi potensial. Pengalaman akan mengendalikan jumlah dan tipe perubahan yang terjadi pada neuron.
Penambahan ukuran neuron yang terukur juga telah diperlihatkan pada manusia sebagai akibat dari aktivitas fisik, seperti pada satu kasus berupa latihan juggling bola harian.
2. Pengaruh pengalaman khusus
Struktur dan fungsi detil otak dapat dimodifikasi melalui pengalaman.
3. Adaptasi otak pada individu yang buta sejak bayi
Salah satu cara untuk engajukan pernyataan ini adalah dengan merenungkan apa yang terjadi pada otak jika salah satu sistem sensorik hampir hilang atau tidak ada sama sekali. Kehilangan satu indra tidak mempengaruhi reseptor organ indra lain. Tetapi, kehilangan satu indra akan menignkatkan perhatian pada indra lain dan setelah ertahun-tahun perhatian tersebut teralihkan, maka otak akan memperlihatkan adaptasi yang terukur sehingga dapat merefleksikan dan meningkatkan perubahan perhatian yan terjadi. Singkatnya, individu buta memanfaatkan korteks oksipital mereka untuk mengenali apa yang mereka sentuh, sementara individu normal tidak melakukan hal tersebut. Satu kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa informasi sentuhan telah menginvasi korteks oksipital. Kesimpulan lain yang lebih luas sifatnya adalah bahwa area otak memodofikasi fungsinya berdasarkan jenis stimulus yang diterima.
Orang buta secara rata-rata mengungguli orang normal dalam banyak keterampilan verbal. Jadi korteks oksipital pada orang buta selain berperan dalam stimulus sentuhan juga berperan dalam kemampuan verbal tertentu.
4. Pengaruh latihan yang diperpanjang
Psikolog kognitif telah menemukan fakta bahwa latihan rutin keterampilan tertentu, seperti bermain catur atau mengerjakan teka-teki silang, membuat seseorang lebih mahir terhadap keterampilan tersebut, tetapi bukan keterampilan lain. Pengembangan keahlian mungkin mengubah otak sedemikian rupa sehingga meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan untuk keterampilan tersebut. Salah satu studi menggunakan magnetoensefalograf (MEG) untuk merekam respon korteks auditori terhadap nada murni. Kekuatan respon dari kelompok musisi profesional hampir dua kali lipat kelompok bukan musisi. Pemeriksaan menggunakan MRI terhadap kedua otak kelompok tersebut mengungkapakan bahwa salah sati area pada korteks area temporal kelompok musisi profesional 30% lebih besar.
5. Apabila pengorganisasian ulang otak bermasalah
Umumnya perluasan bagian korteks yang mencerminkan kemampuan pribadi akan menguntungkan. Walaupun begitu pengorganisasian ulang otak pada kasus-kasus ekstrem justru menimbulkan masalah. Pada sebagian kasus proses pembesaran otak tidak terjadi. Hal tersebut terjadi karena stimulasi pada satu jari akan mengeksitasi sebagian besar atau seluruh area korteks yang sama seperti pada stimulasi pada jari lain. Akibatnya individu tersebut akan kesulitan membedakan jari-jarinya, seseoran yang tidak dapat membedakan jari-jarinya akan kesulitan mengendalikan jari-jari tersebut secara terpisah. Kodisi seperti ini disebut dengan kram musisi (musision cram) atau nama formalnya adalah vocal hand dystonia. Kondisi tersebut menyebabkan jari-jari menjadi ceroboh, mudah lelah, dan bergerak di luar kehendak sehingga mengganggu kegiatan. Seseorang yang menghabiskan waktu seharian menulis juga dapat menderita yang sama dan disebut kram penulis (writer cram). Pada awalnya dokter menduga bahwa kram penulis dan musisi adalah gangguan pada tangan tetapi penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa penyebab kondisi tersebut adalah reorganisasi talamus dan korteks sensorik yang meluas sehingga respon sentuhan pada satu jati akan tumpang tindih dengan respon pada jarinya lainnya.
Apa Itu Autis
Autis
Apa itu Autisme?
Autisme adalah suatu kelainan dimana seorang anak tidak bisa membangun hubungan sosial karena adanya kelainan kompulsif dan pengulangan yang biasanya disertai pula dengan kegagalan pembentukan intelegensia normal. Autisme berbeda dari retardasi mental atau cedera otak, walau pun beberapa penderita autisme juga mempunyai kelainan ini.
Apa penyebabnya?
Penyebab autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini tidak disebabkan oleh pola asuhan orang tua yang salah. Penelitian pada kembar identik menunjukkan adanya kemungkinan kelainan ini sebagian bersifat genetis karena cenderung terjadi pada kedua anak kembar. Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease), fenilketonuria (defisiensi enzim yang diturunkan) atau fragile X syndrome (kelainan kromosom).
Gejala klinis
Anak-anak autis adalah penyendiri, tidak bisa membangun hubungan dekat antarpersonal, tidak suka di sentuh, menghindari kontak mata, sulit menerima perubahan, tergantung pada benda-benda yang sering ditemui, dan melakukan gerakan atau ritual tertentu secara berulang-ulang.
Anak-anak ini biasanya terlambat bicara dibandingkan anak seusianya, menggunakan bahasa yang aneh bahkan tidak mau atau tidak bisa bicara sama sekali. Bila diajak bicara anak-anak ini mengalami kesulitan memahami isi pembicaraan. Mereka mungkin mengulangi kata-kata yang diucapkan pada mereka (echolalia) dan menggunakan kata ganti orang yang terbalik, terutama menyebut "kamu" sebagai pengganti "saya" untuk menyebut dirinya sendiri.
Sebuah varian dari autisme disebut kelainan perkembangan pervasive dengan onset pada masa kanak-kanak atau autisme atipikal. Kelainan ini dimulai pada usia yang lebih tua daripada autisme, sampai 12 tahun. Pada kasus ini penderita juga tidak bisa membangun hubungan sosial normal, mempunyai kebiasaan-kebiasaan aneh, dan pola bicara yang tidak umum. Penderita juga bisa menunjukkan kelainan obsesif-kompulsif dan hiperaktivitas. Pada umumnya dokter sulit membedakan kelainan ini dari autisme.
Gejala-gejala autisme pada seorang anak diikuti oleh observasi ketat memungkinkan dokter untuk memastikan diagnosa. Walaupun tidak ada tes tertentu untuk memeriksa autisme, bisa dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebabnya atau untuk melihat ada tidaknya kerusakan otak.
Kebanyakan anak autis mempunyai intelektualitas yang tidak stabil, sehingga sulit memeriksa intelegensianya. Tes sejenis ini harus dilakukan berulang-ulang. Anak-anak autis biasanya mempunyai nilai lebih baik pada kemampuan motorik dan spasial dibandingkan tes verbal pada tes IQ standar. Diduga sekitar 70% anak autis menderita retardasi mental ( IQ-nya kurang dari 70).
Sekitar 20 - 40% penderita autis dengan IQ kurang dari 50 akan mengalami kekejangan sebelum mencapai usia remaja. Beberapa penderita menampakkan pembesaran ruang otak yang disebut ventrikel pada pemeriksaan CT-scan. Pada orang dewasa dengan autisme akan terlihat kelainan otak tambahan pada pemeriksaan dengan MRI.
Faktor resiko
Gejala ini biasanya sudah timbul pada usia pertama kehidupan dan selalu sebelum 3 tahun. Kelainan ini 2 - 4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Pengobatan
Secara umum gejala autisme akan berlanjut seumur hidup. Banyak ahli yakin prognosa kelainan ini ditentukan oleh berapa banyak terapi bicara yang sudah diterima pada saat anak berusia 7 tahun. Autisme dengan kecerdasan subnormal (IQ < 50) harus mendapat terapi purna waktu. Penderita autisme dengan kecerdasan hampir normal atau di atas rata-rata bisa diberi psikoterapi atau pendidikan khusus. Terapi bicara dibicarakan bersamaan dengan terapi fisik dan okupasional. Bahasa isyarat bisa digunakan pada anak-anak yang tidak mau bicara. Terapi tingkah laku diberikan pada anak-anak yang menderita autisme berat agar dapat menyesuaikan diri di rumah dan di sekolah.
Kadang-kadang obat-obatan bisa membantu walaupun tidak bisa mengobati penyebabnya. Haloperidol diberikan untuk mengendalikan tingkah laku yang sangat agresif dan membahayakan diri sendiri. Obat-obat lain adalah fenfluramin, buspiron, risperidon, dan penghambat reuptake serotonin selektif ( fluoxetine, paroxetine, sertraline).
Apa itu Autisme?
Autisme adalah suatu kelainan dimana seorang anak tidak bisa membangun hubungan sosial karena adanya kelainan kompulsif dan pengulangan yang biasanya disertai pula dengan kegagalan pembentukan intelegensia normal. Autisme berbeda dari retardasi mental atau cedera otak, walau pun beberapa penderita autisme juga mempunyai kelainan ini.
Apa penyebabnya?
Penyebab autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini tidak disebabkan oleh pola asuhan orang tua yang salah. Penelitian pada kembar identik menunjukkan adanya kemungkinan kelainan ini sebagian bersifat genetis karena cenderung terjadi pada kedua anak kembar. Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease), fenilketonuria (defisiensi enzim yang diturunkan) atau fragile X syndrome (kelainan kromosom).
Gejala klinis
Anak-anak autis adalah penyendiri, tidak bisa membangun hubungan dekat antarpersonal, tidak suka di sentuh, menghindari kontak mata, sulit menerima perubahan, tergantung pada benda-benda yang sering ditemui, dan melakukan gerakan atau ritual tertentu secara berulang-ulang.
Anak-anak ini biasanya terlambat bicara dibandingkan anak seusianya, menggunakan bahasa yang aneh bahkan tidak mau atau tidak bisa bicara sama sekali. Bila diajak bicara anak-anak ini mengalami kesulitan memahami isi pembicaraan. Mereka mungkin mengulangi kata-kata yang diucapkan pada mereka (echolalia) dan menggunakan kata ganti orang yang terbalik, terutama menyebut "kamu" sebagai pengganti "saya" untuk menyebut dirinya sendiri.
Sebuah varian dari autisme disebut kelainan perkembangan pervasive dengan onset pada masa kanak-kanak atau autisme atipikal. Kelainan ini dimulai pada usia yang lebih tua daripada autisme, sampai 12 tahun. Pada kasus ini penderita juga tidak bisa membangun hubungan sosial normal, mempunyai kebiasaan-kebiasaan aneh, dan pola bicara yang tidak umum. Penderita juga bisa menunjukkan kelainan obsesif-kompulsif dan hiperaktivitas. Pada umumnya dokter sulit membedakan kelainan ini dari autisme.
Gejala-gejala autisme pada seorang anak diikuti oleh observasi ketat memungkinkan dokter untuk memastikan diagnosa. Walaupun tidak ada tes tertentu untuk memeriksa autisme, bisa dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebabnya atau untuk melihat ada tidaknya kerusakan otak.
Kebanyakan anak autis mempunyai intelektualitas yang tidak stabil, sehingga sulit memeriksa intelegensianya. Tes sejenis ini harus dilakukan berulang-ulang. Anak-anak autis biasanya mempunyai nilai lebih baik pada kemampuan motorik dan spasial dibandingkan tes verbal pada tes IQ standar. Diduga sekitar 70% anak autis menderita retardasi mental ( IQ-nya kurang dari 70).
Sekitar 20 - 40% penderita autis dengan IQ kurang dari 50 akan mengalami kekejangan sebelum mencapai usia remaja. Beberapa penderita menampakkan pembesaran ruang otak yang disebut ventrikel pada pemeriksaan CT-scan. Pada orang dewasa dengan autisme akan terlihat kelainan otak tambahan pada pemeriksaan dengan MRI.
Faktor resiko
Gejala ini biasanya sudah timbul pada usia pertama kehidupan dan selalu sebelum 3 tahun. Kelainan ini 2 - 4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Pengobatan
Secara umum gejala autisme akan berlanjut seumur hidup. Banyak ahli yakin prognosa kelainan ini ditentukan oleh berapa banyak terapi bicara yang sudah diterima pada saat anak berusia 7 tahun. Autisme dengan kecerdasan subnormal (IQ < 50) harus mendapat terapi purna waktu. Penderita autisme dengan kecerdasan hampir normal atau di atas rata-rata bisa diberi psikoterapi atau pendidikan khusus. Terapi bicara dibicarakan bersamaan dengan terapi fisik dan okupasional. Bahasa isyarat bisa digunakan pada anak-anak yang tidak mau bicara. Terapi tingkah laku diberikan pada anak-anak yang menderita autisme berat agar dapat menyesuaikan diri di rumah dan di sekolah.
Kadang-kadang obat-obatan bisa membantu walaupun tidak bisa mengobati penyebabnya. Haloperidol diberikan untuk mengendalikan tingkah laku yang sangat agresif dan membahayakan diri sendiri. Obat-obat lain adalah fenfluramin, buspiron, risperidon, dan penghambat reuptake serotonin selektif ( fluoxetine, paroxetine, sertraline).
Minggu, 15 Mei 2011
PROVINSI ACEH
Aceh
— Provinsi —
Motto: "Pancacita"
(dari bahasa Sansekerta yang artinya "Lima cita-cita")
Negara
Indonesia
Hari jadi 7 Desember 1959 (hari jadi)
Dasar hukum UU RI No. 24/1956
UU RI No. 44/1999
UU RI No. 18/2001
UU RI No. 11/2006 (Pemerintahan Aceh)
Ibu kota Banda Aceh (dahulu Koetaradja)
Koordinat
1º 40' - 6º 30' LU
94º 40' - 98º 30' BT
Pemerintahan
- Gubernur
drh. Irwandi Yusuf, M.Sc..
Luas
- Total 55.390 km2
Populasi (2010)
- Total 4.486.570
- Kepadatan
81/km²
Demografi
- Suku bangsa
Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai,Pakpak, Haloban, Lekon dan Nias.
- Agama
Islam (99,85%), Kristen (0,15%)
- Bahasa
Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai,Pakpak, Haloban, Lekon, Nias dan Indonesia.
Zona waktu
WIB
Kabupaten
18
Kota
5
Kecamatan
227
Desa/kelurahan
5.862
Lagu daerah
Bungong Jeumpa
Situs web http://www.acehprov.go.id/
Aceh yang sebelumnya pernah disebut dengan nama Daerah Istimewa Aceh (1959-2001) dan Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009) adalah provinsi paling barat di Indonesia. Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri, berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, karena alasan sejarah. Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.
Ibu kota Aceh ialah Banda Aceh. Pelabuhannya adalah Malahayati-Krueng Raya, Ulee Lheue, Sabang, Lhokseumawe dan Langsa. Aceh merupakan kawasan yang paling buruk dilanda gempa dan tsunami 26 Desember 2004. Beberapa tempat di pesisir pantai musnah sama sekali. Yang terberat adalah Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Singkil dan Simeulue.
Aceh mempunyai kekayaan sumber alam seperti minyak bumi dan gas alam. Sumber alam itu terletak di Aceh Utara dan Aceh Timur. Aceh juga terkenal dengan sumber hutannya, yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan, dari Kutacane, Aceh Tenggara, Seulawah, Aceh Besar, sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga terdapat di Aceh Tenggara
Sejarah Aceh
Aceh (bahasa Belanda: Atchin atau Acheh, bahasa Inggris: Achin, bahasa Perancis: Achen atau Acheh, bahasa Arab: Asyi, bahasa Portugis: Achen atau Achem, bahasa Tionghoa: A-tsi atau Ache) yang sekarang dikenal sebagai provinsi Aceh memiliki akar budaya bahasa dari keluarga bahasa Monk Khmer proto bahasa Melayu dengan pembagian daerah bahasa lain seperti bagian selatan menggunakan bahasa Aneuk Jame sedangkan bagian Tengah, Tenggara, dan Timur menggunakan bahasa Gayo untuk bagian tenggara menggunakan bahasa Alas seterusnya bagian timur lebih ke timur lagi menggunakan bahasa Tamiang demikian dengan kelompok etnis Klut yang berada bagian selatan menggunakan bahasa Klut sedangkan di Simeulue menggunakan bahasa Simeulue akan tetapi masing-masing bahasa setempat tersebut dapat dibagi pula menjadi dialek. Bahasa Aceh, misalnya, adalah berbicara dengan sedikit perbedaan di Aceh Besar, di Pidie, dan di Aceh Utara. Demikian pula, dalam bahasa Gayo ada Gayo Lut, Gayo Deret, dan dialek Gayo Lues dan kelompok etnis lainnya Singkil yang berada bagian tenggara (Tanoh Alas) menggunakan bahasa Singkil. sumber sejarah lainnya dapat diperoleh antara lain seperti dari hikayat Aceh, hikayat rajah Aceh dan hikayat prang sabii yang berasal dari sejarah narasi yang kemudian umumnya ditulis dalam naskah-naskah aksara Jawi (Jawoe). Namun sebagaimana kelemahan dari sejarah narasi yang berdasarkan pinutur ternyata menurut Prof. Ibrahim Alfian bahwa naskah Hikayat Perang Sabil mempunyai banyak versi dan satu dengan yang lain terdapat perbedaan demikian pula dengan naskah Hikayat Perang Sabil versi tahun 1710 yang berada di perpustakaan Universitas Leiden di negeri Belanda.
Bahasa Mon-Khmer:
Bahasa Brao, Bahasa Kreung, Bahasa Tampuan, Bahasa Bunong dan Bahasa Kui.
Awal Aceh dalam sumber antropologi disebutkan bahwa asal-usul Aceh berasal dari suku Mantir (atau dalam bahasa Aceh: Mantee) yang mempunyai keterkaitan dengan Mantera di Malaka yang merupakan bagian dari bangsa Mon Khmer (Monk Khmer).] Menurut sumber sejarah narasi lainnya disebutkan bahwa terutama penduduk Aceh Besar tempat kediamannya di kampung Seumileuk yang juga disebut kampung Rumoh Dua Blaih (desa Rumoh 12), letaknya di atas Seulimeum antara kampung Jantho dengan Tangse. Seumileuk artinya dataran yang luas dan Mantir kemudian menyebar ke seluruh lembah Aceh tiga segi dan kemudian berpindah-pindah ke tempat-tempat lain.
Kependudukan
Suku Aceh
Suku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami ujung utara Sumatra. Mereka beragama Islam. Bahasa yang dipertuturkan oleh mereka adalah bahasa Aceh yang masih berkerabat dengan bahasa Mon Khmer (wilayah Champa). Bahasa Aceh merupakan bagian dari bahasa Melayu-Polynesia barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia.
Suku Aceh memiliki sejarah panjang tentang kegemilangan sebuah kerajaan Islam hingga perjuangan atas penaklukan kolonial Hindia Belanda.
Banyak dari budaya Aceh yang menyerap budaya Hindu India, dimana kosakata bahasa Aceh banyak yang berbahasa Sanskerta. Suku Aceh merupakan suku di Indonesia yang pertama memeluk agama Islam dan mendirikan kerajaan Islam. Masyarakat Aceh mayoritas bekerja sebagai petani, pekerja tambang, dan nelayan.
Suku Gayo
Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Aceh.
Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih.
Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara.
Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.
Persebaran
Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih.
Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara.
Bahasa
Bahasa Gayo digunakan dalam percakapaan sehari-hari. Penggunaan bahasa Gayo dibedakan atas beberapa dialek, seperti dialek Gayo Lut yang terbagi lagi menjadi sub-dialek Lut dan Deret di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, dialek Blang Di Kabupaten Gayo Lues, Kalul di Kabupaten Aceh Tamiang, dan Lokop di Serbe Jadi Kabupaten Aceh Timur.
Mata pencaharian
Mata pencaharian utama adalah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kerajinan lain yang cukup mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas.
Sejarah
Kerajaan Lingga atau Linge (dalam bahasa gayo) di tanah Gayo, menurut M. Junus Djamil dalam bukunya "Gajah Putih" yang diterbitkan oleh Lembaga Kebudayaan Atjeh pada tahun 1959, Kutaraja, mengatakan bahwa sekitar pada abad ke-11 (Penahunan ini mungkin sangat relatif karena kerajaan Lamuri telah eksis sebelum abad ini, penahunan yang lebih tepat adalah antara abad ke 2-9 M), Kerajaan Lingga didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Machudum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kerajaan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesan dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang kedua-duanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda.
Raja Lingga I, disebutkan mempunyai 4 orang anak. Yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga (Ali Syah), Meurah Johan (Djohan Syah) dan Meurah Lingga(Malamsyah).
Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Karo dan membuka negeri di sana dia dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaannya yang bernama Lamkrak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamoeri dan Lamuri atau Kesultanan Lamuri atau Lambri. Ini berarti kesultanan Lamuri di atas didirikan oleh Meurah Johan sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Kesultanan Daya merupakan kesultanan syiah yang dipimpin orang-orang Persia dan Arab.
Meurah Mege sendiri dikuburkan di Wihni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge, Aceh Tengah. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk.
Penyebab migrasi tidak diketahui. Akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Lingga lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara.
Dinasti Lingga
1. Adi Genali Raja Lingga I di Gayo
• Raja Sebayak Lingga di Tanah Karo. Menjadi Raja Karo
• Raja Meurah Johan(pendiri Kesultanan Lamuri)
• Meurah Silu anak dari Meurah Sinabung (pendiri Kesultanan Samudera Pasai), dan
2. Raja Lingga II alias Marah Lingga di Gayo 3. Raja Lingga III-XII di Gayo 4. Raja Lingga XIII menjadi Amir al-Harb Kesultanan Aceh, pada tahun 1533 terbentuklah Kerajaan Johor baru di Malaysia yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Mansyur Syah. Raja Lingga XIII diangkat menjadi kabinet di kerajaan baru tersebut. Keturunannya mendirikan Kesultanan Lingga di kepulauan Riau, pulau Lingga, yang kedaulatannya mencakup Riau (Indonesia), Temasek (Singapura) dan sedikit wilayah Malaysia.
Raja-raja di Sebayak Lingga Karo tidak terdokumentasi. Pada era Belanda kembali diangkat raja-rajanya tapi hanya dua era 1. Raja Sendi Sibayak Lingga. (Pilihan Belanda) 2. Raja Kalilong Sibayak Lingga
Sistem pemerintahan
Rumah Adat Gayo Pitu Ruang
Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari:
• Reje
• Petue
• Imem
• Rayat
Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat.
Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klen (belah). Anggota-anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal (juelen) atau matrilokal (angkap).
Kelompok kekerabatan terkecil disebut saraine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah (klen). Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu orang Gayo terutama mengembangkan matapencaharian bertani di sawah dan beternak, dengan adat istiadat matapencaharian yang rumit. Selain itu ada penduduk yang berkebun, menangkap ikan, dan meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kini matapencaharian yang dominan adalah berkebun, terutama tanaman kopi. Kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah terancam punah, namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas.
Seni Budaya
Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian Seperti: Tari bines, Tari Guel, Tari munalu,sebuku(pepongoten),guru didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat), yang juga tidak terlupakan dari masa ke masa, Karena Orang Gayo kaya akan seni budaya.
Kubur tradisional orang Gayo
Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (mutentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.
Seni dan Tarian
• Didong
• Didong Niet
• Tari Saman
• Tari Bines
• Tari Guel
• Tari Munalu
• Tari Sining
• Tari Turun Ku Aih Aunen
• Tari Resam Berume
• Tuak Kukur
• Melengkan
• Dabus
Makanan Khas
• Masam Jaeng
• Gutel
• Lepat
• Pulut Bekuah
• Cecah
• Pengat
Bahasa Aceh
Bahasa Aceh adalah bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan di Aceh, dominan di sebagian besar wilayah pesisir ujung utara Sumatera. Bahasa Aceh memiliki hubungan erat dengan kelompok bahasa Cam di Kamboja dan Vietnam.
Literatur
Sampai saat ini manuskrip berbahasa Aceh tertua yang dapat ditemukan berasal dari tahun 1069 H (1658/1659 M) yaitu Hikayat Seuma'un.
Sebelum penjajahan Belanda (1873 - 1942), hampir semua literatur berbahasa Aceh berbentuk puisi yang dikenal dengan hikayat. Sedikit sekali yang berbentuk prosa dan salah satunya adalah Kitab Bakeu Meunan yang merupakan terjemahan kitab Qawaa'id al-Islaam.
Setelah kedatangan Belanda barulah muncul karya tulis berbahasa Aceh dalam bentuk prosa yaitu pada tahun 1930-an, seperti Lhee Saboh Nang yang ditulis oleh Aboe Bakar dan De Vries. Setelah itu barulah bermunculan berbagai karya tulis berbentuk prosa namun demikian masih tetap didominasi oleh karya tulis berbentuk hikayat.
Fonologi
Hikayat Prang Sabi
Hikayat Akhbarul Karim
Hikayat Banta Beuransah
Berikut adalah fonem-fonem bahasa Aceh.
Vokal[5]
Depan
Tengah
Belakang
mulut sengau
mulut sengau
mulut sengau
Tertutup
i ĩ ɨ ɨ̃ u ũ
Tengah tertutup
e ɛ̃ ə ʌ̃ o ɔ̃
Tengah terbuka
ɛ ʌ ɔ
Terbuka
a ã
Vokal biasanya berada di pasangan mulut/sengau, meskipun hanya ada tiga vokal sengau pertengahan dan ada vokal oral pertengahan yang jumlahnya dua kali lebih banyak. /ʌ/ tidak benar-benar di tengah, meskipun ditampilkan di sini karena alasan estetika. Demikian pula, /ɨ/ juga ditampilkan sebagai ([ɯ] yang lebih ke belakang.] Selain vokal monoftong di atas, bahasa Aceh juga memiliki 5 diftong oral, masing-masing dengan pasangan sengau:
• /iə ɨə uə ɛə ɔə/
• /ĩə ɨ̃ə ũə ɛ̃ə ɔ̃ə/
Konsonan
Bibir
Rongga-gigi
Langit-langit
Langit-langit
belakang
Glotis
Sengau
m n ɲ ŋ
Letup
p b t d c ɟ k g ʔ
Desis
s ʃ h
Hampiran
w l j
Getar
r
/s/ adalah alveodental laminal. /ʃ/ secara teknis berupa post-alveolar tapi dikelompokkan dalam kolom langit-langit untuk alasan estetika.
Ejaan
Kamus bahasa Aceh-Indonesia.
Bahasa Aceh telah mengalami berulang kali perubahan ejaan, mulai penggunaan huruf Arab, huruf Latin ejaan lama, dan sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan. Berikut adalah pedoman ejaannya:
• Ee ([ə]* dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "dekat"; contohnya: le (banyak).
• Èè ([ɛ]* ) dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "bebek"; contohnya: pèng (uang), pèh (pukul/tumbuk), dll.
• Éé ([e]* ) dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "kue"; contohnya: lé (oleh).
• Ëë, tidak ditemui padanannya dalam bahasa Indonesia.
• Öö ([ʌ]* ) dibaca seperti huruf vokal dasar /ɔ/, tetapi diucapkan dengan mulut terbuka; contohnya mantöng (masih), böh (buang),
• Ôô ([o]* ) dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "soto", "foto", "tato"; contohnya: bôh (taruh), sôh (tinju), tôh (mengeluarkan).
• Oo ([ɔ]* ) dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "tolong", "bom"; contohnya: boh (buah), soh (kosong), toh (mana)
Huruf vokal sengau:
• 'A 'a pengucapannya sengau seperti /a/ dalam kata “maaf”; contohnya: 'ap (suap), meu'ah (maaf)
• 'I 'i pengucapannya sengau seperti /i/ dalam kata “angin”; contohnya: ca’ië (laba-laba), kh’iëng (busuk), dll
• 'U 'u pengucapannya sengau; contohnya: meu'uë (bajak),
• 'È 'è pengucapannya sengau seperti /e/ dalam kata “pamer”; contohnya: pa‘è (tokek), meu‘èn (main)
• 'O 'o pengucapannya sengau; contohnya: ma’op (hantu/untuk menakuti anak-anak)
Contoh
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Aceh.
• Peue haba? = Apa kabar?
• Haba gèt = Kabar baik.
• Lôn piké geutanyoë han meureumpök lé = Saya kira kita takkan bersua lagi.
• Lôn jép ië u muda = Saya minum air kelapa muda.
• Agam ngön inöng = pria dan wanita
• Lôn = saya
• Kah, droë = kamu, anda
• H'an = tidak
• Na = ada
• Pajôh = makan
• Jih, dijih, gobnyan = dia, beliau
• Ceudah that gobnyan. = Tampan sekali dia.
• Lôn meu'en bhan bak blang thô. = Saya bermain bola di sawah kering.
Agama
Sebagian besar penduduk di Aceh menganut agama Islam. Dari ke 13 suku asli yang ada di Aceh hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama Islam.
Agama lain yang dianut oleh penduduk di Aceh adalah agama Kristen yang dianut oleh pendatang suku Batak dan sebagian warga Tionghoa yang kebanyakan bersuku Hakka. Sedangkan sebagian lainnya tetap menganut agama Konghucu.
Selain itu provinsi Aceh memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi yang lain, karena di provinsi ini Syariat Islam diberlakukan kepada sebagian besar warganya yang menganut agama Islam.
Pendidikan
Dalam hal pendidikan, sebenarnya provinsi ini mendapatkan status Istimewa selain dari D.I. Yogyakarta. Namun perkembangan yang ada tidak menunjukkan kesesuaian antara status yang diberikan dengan kenyataannya. Pendidikan di Aceh dapat dikatakan terpuruk. Salah satu yang menyebabkannya adalah konflik yang berkepanjangan dan penganaktirian dari RI, dengan sekian ribu sekolah dan institusi pendidikan lainnya menjadi korban. Pada UAN (Ujian Akhir Nasional) 2005 ada ribuan siswa yang tidak lulus dan terpaksa mengikuti ujian ulang.
Aceh juga memiliki sejumlah Perguruan Tinggi Negeri seperti
• Universitas Syiah Kuala
• IAIN Ar-Raniry
• Universitas Malikussaleh
• Politeknik Negeri Lhokseumawe
Perekonomian
Pra-tsunami 2004
Sebelum bencana tsunami 26 Desember 2004, perikanan merupakan salah satu pilar ekonomi lokal di Aceh, menyumbangkan 6,5 persen dari Pendapatan Daerah Bruto (PDB) senilai 1,59 triliun pada tahun 2004 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2005). Potensi produksi perikanan tangkap mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan budidaya mencapai 15.454 ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2004). Produksi perikanan tersebut merata, baik di Samudera Hindia maupun Selat Malaka.
Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen (87.783) di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan budidaya. Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama. Namun demikian, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu berukuran kecil. Dari sekitar 18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit yang mampu melaut ke lepas pantai. Armada perikanan tangkap berskala besar kebanyakan beroperasi di Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Barat dan Aceh Selatan.
Menurut Nurasa et al. (1993), nelayan Aceh sebagian besar menggunakan alat tangkap pancing (hook and line). Alat tangkap lain adalah pukat, jaring cincin (purse seine), pukat darat, jaring insang, jaring payang, jaring dasar, jala dan lain-lain.
Infrastruktur penunjang industri ini meliputi satu pelabuhan perikanan besar di Banda Aceh, 10 pelabuhan pelelangan ikan (PPI) utama di 7 kabupaten/kota dan sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) kecil di 18 kabupaten/kota. Selain itu terdapat 36.600 hektar tambak, sebagian besar tambak semi intensif yang dimiliki petambak bermodal kecil. Tambak-tambak ini tersebar di Aceh Utara, Pidie, Bireuen dan Aceh Timur.
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia mengelola sebuah pusat pendidikan dan latihan (Pusdiklat) budidaya, sebuah pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang) budidaya, sebuah laboratorium uji mutu perikanan dan sebuah kapal latih. Di tiap kabupaten/kota, terdapat dinas perikanan dan kelautan. Total aset di sektor perikanan pra-tsunami mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.
Pasca-tsunami 2004
Kerusakan akibat tsunami di Banda Aceh
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2005) memperkirakan 9563 unit perahu hancur atau tenggelam, termasuk 3969 (41,5%) perahu tanpa motor, 2369 (24,8%) perahu bermotor dan 3225 (33,7%) kapal motor besar (5-50 ton). Selain itu, 38 unit TPI rusak berat dan 14.523 hektar tambak di 11 kabupaten/kota rusak berat. Diperkirakan total kerugian langsung akibat bencana tsunami mencapai Rp 944.492,00 (50% dari nilai total aset), sedangkan total nilai kerugian tak langsung mencapai Rp 3,8 milyar. Sebagian besar kerugian berasal dari kerusakan tambak.
Kerusakan tambak budidaya tersebar merata. Bahkan di daerah yang tidak terlalu parah dampak tsunaminya (misalnya di Aceh Selatan), tambak-tambak yang tergenang tidaklah mudah diperbaiki dan digunakan kembali. Total kerugian mencapai Rp 466 milyar, sekitar 50 persen dari total kerugian sektor perikanan. Kerugian ekonomi paling besar berasal dari hilangnya pendapatan dari sektor perikanan (tangkap dan budidaya). Hilangnya sejumlah besar nelayan, hilang atau rusaknya sarana dan prasarana perikanan termasuk alat tangkap dan perahu serta kerusakan tambak menjadikan angka kerugian sedemikian besarnya.
Kapal PLTD Apung yang dibawa oleh tsunami sampai ke darat
Diperkirakan produksi perikanan di Aceh akan anjlok hingga 60 persen. Proses pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu paling sedikit 5 tahun. Di subsektor perikanan tangkap, bahkan diduga perlu waktu lebih lama (sekitar 10 tahun), karena banyaknya nelayan yang hilang atau meninggal selain rusaknya sejumlah besar perahu atau alat tangkap. Berdasarkan asumsi tersebut, total kerugian yang mungkin terjadi hingga sektor ini pulih total dan kembali ke kondisi pra-tsunami diperkirakan mencapai Rp 3,8 triliun.
Pariwisata
• Masjid Raya Baiturrahman
• Graveyard in Bitay Village
• Cut Nya Dien House
• Indonesian Airline Monument. Seulawah-Indonesian First Airplane
• Tsunami Monument & Garden
• The Museum Aceh
• Taman Putroe Phang
• Kuburan Kerkhoff
• Danau Laut Tawar
• Danau Aneuk Laot
• Iboih
KEBUDAYAAN,ADAT ISTIADAT,DAN HUKUM MASYARAKAT ACEH.
POLA KEHIDUPAN MASYARAKAT ACEH
Pola kehidupan masyarakat Aceh sejak zaman dahulu sudah diatur berdasarkan kaedah-kaedah hukum agama Islam. Pola kehidupan masyarakat Aceh di zaman dahulu dibagi dalam beberapa tingkat atau strata. Meskipun terbagi dalam strata-strata tidak berarti ada pemilahan pandangan hidup di antara strata tersebut. Rakyat Aceh menyebut strata itu dengan golongan. Adapaun golongan yang dimaksud adalah, golongan rakyat biasa, hartawan, ulama/ cendikiawan, dan kaum bangsawan.
Golongan Rakyat Biasa
Golongan ini dalam masyarakat Aceh disebut dengan ureung lé (orang banyak). Dikatakan demikian karena golongan ini merupakan golongan paling banyak dalam masyarakat adat Aceh.
Golongan Hartawan
Golongan ini merupakan golongan yang senang bekerja keras untuk meningkatkan pengembangan ekonomi pribadi. Dari pribadi-pribadi yang sudah memiliki harta itu dibentuklah suatu golongan yang disebut dengan golongan hartawan. Golongan ini cukup berperan dalam soal-soal kemasyarakat, terutama dalam hal menyumbang.
Golongan Ulama atau Cendikiawan
Golongan ini umumnya berasal dari rakyat biasa, tetapi mereka memiliki ilmu pengetahuan yang cukup menonjol. Dalam masyarakat Aceh golongan ini disebut juga sebagai orang alim. Orang-orang di golongan ini dalam kehidupan masyarakat Aceh dipanggil dengan gelar Teungku. Akan tetapi sapaan Teungku zaman sekarang ini sudah melebar menjadi sapaan hormat ke semua lelaki dewasa. Golongan ulama ini sangat berperan dalam masalah-masalah agama dan kemasyarakatan.
Golongan Bangsawan
Golongan bangsawan adalah golongan kerajaan. Zaman sekarang golongan bangsawan dapat dilihat dari garis keturunan Sultan Aceh. Dalam golongan ini dari garis keturunan perempuan disebut Cut dan garis keturunan lelaki disebut Teuku. Panggilan untuk teuku ini sering disebut dengan ampon.
Selain pembagian golongan di atas, sistem kemasyarakatan rakyat Aceh merupakan perwujudan dari beberapa keluarga inti. Keluarga inti yang dimaksud adalah kelompok masyarakat yang mendiami sebuah daerah yang disebut gampoeng. Sistem sosial masyarakat Aceh berpedoman pada keluarga inti tersebut. Dalam setiap keluarga inti atau gampoeng sudah tersusun lembaga-lembaga adat yang mengacu kepada mukim. Lembaga-lembaga adat itu sangat berperan penting dalam mengatur segala hal dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di gampoeng/ mukim tersebut.
Dalam kehidupan masyarakat Aceh ada yang namanya hukum adat, yaitu hukum yang bersendi kepada syariat Islam. Penerapan hukum adat dalam kehidupan masyarakat Aceh tidak terlepas dari sendi-sendi agama Islam. Oleh karena itu adat dan hukum tidak bisa dipisahkan seperi hadih maja, “Hukôm ngoen adat lagee zat ngoen sifeut.”
ADAT ISTIADAT DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT ACEH
Aceh adalah salah satu daerah yang paling awal menerima agama Islam. Dan sebagian besar masyarakat Aceh beragama Islam. Oleh karena itu propinsi ini dikenal dengan sebutan “Serambi Mekah”, maksudnya “pintu gerbang” yang paling dekat antara Indonesia dengan tempat dari mana agama tersebut berasal. Meskipun demikian kebudayaan asli Aceh tidak hilang begitu saja, sebaliknya beberapa unsur kebudayaan setempat mendapat pengaruh dan berbaur dengan kebudayaan Islam. Dengan demikian kebudayaan hasil akulturasi tersebut melahirkan corak kebudayaan Islam-Aceh yang khas. Di dalam kebudayaan tersebut masih terdapat sisa-sisa kepercayaan animisme dan dinamisme.
Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya galibnya wilayah Indonesia lainnya. Aceh mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:
• Didong (seni pertunjukan dari masyarakat Gayo)
• Meuseukee Eungkot (sebuah tradisi di wilayah Aceh Barat)
• Peusijuek (atau Tepung tawar dalam tradisi Melayu)
Sastra
• Bustanussalatin
• Hikayat Prang Sabi
• Hikayat Malem Diwa
• Legenda Amat Rhah manyang
• Legenda Putroe Neng
Senjata tradisional
Rencong adalah senjata tradisional Aceh, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger atau belati (bukan pisau ataupun pedang).
Selain rencong, bangsa Aceh juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti siwah, geuliwang dan peudeueng.
Rumah Tradisional
Rumah tradisional Aceh di Museum Aceh
Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur).
Tarian
Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb Meuseukat dan Tari Saman.
Tarian Suku Aceh
• Tari Laweut
• Tari Likok Pulo
• Tari Pho
• Tari Ranup Lampuan
• Tari Rapai Geleng
• Tari Rateb Meuseukat
• Tari Ratoh Duek
• Tari Seudati
• Tari Tarek Pukat
Tarian Suku Gayo
• Tari Saman
• Tari Bines
• Tari Didong
• Tari Guel
• Tari Munalu
• Tari Turun Ku Aih Aunen
Tarian Suku Lainnya
• Tari Ula-ula Lembing
• Tari Mesekat
•
Tari Seudati di Sama Langa tahun 1907
•
Tari Saman dari Gayo Lues
•
Tari Guel, khas Suku Gayo
•
Tari Didong
Makanan Khas
Aceh mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain timphan, gulai itik, kari kambing yang lezat, Gulai Pliek U dan meuseukat yang langka. Di samping itu emping melinjo asal kabupaten Pidie yang terkenal gurih, dodol Sabang yang dibuat dengan aneka rasa, ketan durian (boh drien ngon bu leukat), serta bolu manis asal Peukan Bada, Aceh Besar juga bisa jadi andalan bagi Aceh.
PAKAIAN ADAT ACEH
Pakaian adat Aceh yang digunakan kaum perempuan atau kaum lelaki, memiliki bentuk sendiri meskipun coraknya sama. Yang membedakannya adalah atribut, baik itu pakaian adat resmi maupun yang digunakan keseharian.
Untuk pakaian adat yang dikenakan kaum laki-laki berwana hitam. Warna hitam bagi masyarakat Acehbermakna kebesaran adat. Maka bila seseorang mengenakan baju dan celana hitam berarti orang tersebut dalam pandangan masyarakat Aceh sedang memakai pakaian kebesarannya. Ini bedanya dengan masyarakat di daerah lain, bila memakai pakaian warna hitam, itu bisa berarti mereka sedang berkabung karena sesuatu musibah yang dialaminya. Tetapi tidak untuk masyarakat Aceh. Di Aceh pengantin laki-laki wajib menggunaka pakaian berwarna hitam dan tidak boleh mengenakan pakaian warna lain. Begitu juga untuk upacara-upacara adat diwajibkan menggunakan pakian warna hitam
UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT ACEH
UPACARA PERKAWINAN ADAT ACEH
• Tahapan Melamar (Ba Ranub)
Untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak keluarga akan mengirim seorang yang bijak dalam berbicara (disebut theulangke) untuk mengurusi perjodohan ini. Jika theulangke telah mendapatkan gadis yang dimaksud maka terlabih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu.
Pada hari yang telah di sepakati datanglah rombongan orang2 yang dituakan dari pihak pria ke rumah orang tua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan berikut isinya seperti gambe, pineung reuk, gapu, cengkih, pisang raja, kain atau baju serta penganan khas Aceh. Setelah acara lamaran iini selesai, pihak pria akan mohon pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah dengan anak gadisnya mengenai diterima-tidaknya lamaran tersebut.
• Tahapan Pertunangan (Jakba Tanda)
Bila lamaran diterima, keluarga pihak pria akan datang kembali untuk melakukan peukeong haba yaitu membicarakan kapan hari perkawinan akan dilangsungkan, termasuk menetapkan berapa besar uang mahar (disebut jeunamee) yang diminta dan beberapa banyak tamu yang akan diundang. Biasanya pada acara ini sekaligus diadakan upacara pertunangan (disebut jakba tanda)
acara ini pihak pria akan mengantarkan berbagai makanan khas daerah Aceh, buleukat kuneeng dengan tumphou, aneka buah-buahan, seperangkat pakaian wanita dan perhiasan yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga pria. Namun bila ikatan ini putus ditengah jalan yang disebabkan oleh pihak pria yang memutuskan maka tanda emas tersebut akan dianggap hilang. Tetapi kalau penyebabnya adalah pihak wanita maka tanda emas tersebut harus dikembalikan sebesar dua kali lipat.
• Persiapan Menjelang Perkawinan
Seminggu menjelang akad nikah, masyarakat aceh secara bergotong royong akan mempersiapkan acara pesta perkawinan. Mereka memulainya dengan membuat tenda serta membawa berbagai perlengkapan atau peralatan yang nantinya dipakai pada saat upacara perkawinan. Adapun calon pengantin wanita sebelumnya akan menjalani ritual perawatan tubuh dan wajah serta melakukan tradisi pingitan. Selam masa persiapan ini pula, sang gadis akan dibimbing mengenai cara hidup berumah tangga serta diingatkan agar tekun mengaji.
Selain itu akan dialksanakan tradisi potong gigi (disebut gohgigu) yang bertujuan untuk meratakan gigi dengancara dikikir. Agar gigi sang calon pengantin terlihat kuat akan digunakan tempurung batok kelapa yang dibakar lalu cairan hitam yang keluar dari batok tersebut ditempelkan pada bagian gigi. Setelah itu calon pengantin melanjutkan dengan perawatan luluran dan mandi uap.
Selain tradisi merawat tubuh, calon pengantin wanita akan melakukan upacara kruet andam yaitu mengerit anak rambut atau bulu-bulu halus yang tumbuh agar tampak lebih bersih lalu dilanjutkan dengan pemakaian daun pacar (disebut bohgaca) yang akan menghiasi kedua tangan calon pengantin. Daun pacar ini akan dipakaikan beberapa kali sampai menghasilkan warna merah yang terlihat alami.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan mengadakan pengajian dan khataman AlQuran oleh calon pengantin wanita yang selanjutnya disebut calon dara baro (CBD).Sesudahnya, dengan pakaian khusus, CBD mempersiapkan dirinya untuk melakukan acara siraman (disebut seumano pucok) dan didudukan pad asebuah tikaduk meukasap.
Dalam acara ini akan terlihat beberapa orang ibu akan mengelilingi CBD sambil menari-nari dan membawa syair yang bertujuan untuk memberikan nasihat kepada CBD. Pada saat upacara siraman berlangsung, CBD akan langsung disambut lalu dipangku oleh nye’wanya atau saudara perempuan dari pihak orang tuanya. Kemudian satu persatu anggota keluarga yang dituakan akan memberikan air siraman yang telah diberikan beberapa jenis bunga-bungaan tertentu dan ditempatkan pada meundam atau wadah yang telah dilapisi dengan kain warna berbeda-beda yang disesuaikan dengan silsilah keluarga.
• Upacara Akad Nikah dan Antar Linto
Pada hari H yang telah ditentukan, akan dilakukan secara antar linto (mengantar pengantin pria). Namun sebelum berangkat kerumah keluarga CBD, calon pengantin pria yang disebut calon linto baro(CLB) menyempatkan diri untuk terlebih dahulu meminta ijin dan memohon doa restu pada orang tuanya. Setelah itu CLB disertai rombongan pergi untuk melaksanakan akad nikah sambil membawa mas kawin yang diminta dan seperangkat alat solat serta bingkisan yang diperuntukan bagi CDB.
Sementara itu sambil menunggu rombongan CLB tiba hingga acara ijab Kabul selesai dilakukan, CDB hanya diperbolehkan menunggu di kamarnya. Selain itu juga hanya orangtua serta kerabat dekat saja yang akan menerima rombongan CLB. Saat akad nikah berlangsung, ibu dari pengantin pria tidak diperkenankan hadir tetapi dengan berubahnya waktu kebiasaan ini dihilangkan sehingga ibu pengantin pria bisa hadir saat ijab kabul. Keberadaan sang ibu juga diharapkan saat menghadiri acara jamuan besan yang akan diadakan oleh pihak keluarga wanita.
Setelah ijab kabul selesai dilaksanakan, keluarga CLB akan menyerahkan jeunamee yaitu mas kawin berupa sekapur sirih, seperangkat kain adat dan paun yakni uang emas kuno seberat 100 gram. Setelah itu dilakukan acara menjamu besan dan seleunbu linto/dara baro yakin acara suap-suapan di antara kedua pengantin. Makna dari acara ini adalah agar keduanya dapat seiring sejalan ketika menjalani biduk rumah tangga.
• Upacara Peusijeuk
Yaitu dengan melakukan upacara tepung tawar, memberi dan menerima restu dengan cara memerciki pengantin dengan air yang keluar dari daun seunikeuk, akar naleung sambo, maneekmano, onseukee pulut, ongaca dan lain sebagainya minimal harus ada tiga yang pakai. Acara ini dilakukan oleh beberapa orang yang dituakan(sesepuh) sekurangnya lima orang.
Tetapi saat ini bagi masyarakat Aceh kebanyakan ada anggapan bahwa acara ini tidak perlu dilakukan lagi karena dikhawatirkan dicap meniru kebudayaan Hindu. Tetapi dikalangan ureungchik (orang yang sudah tua dan sepuh) budaya seperti ini merupakan tata cara adat yang mutlak dilaksanakan dalam upacara perkawinan. Namun kesemuanya tentu akan berpulang lagi kepada pihak keluarga selaku pihak penyelenggara.
UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT ACEH GAYO
“ Tradisi pembasuhan kaki pengantin pria dalam perkawinan masyarakat Gayo Tidak dilakukan oleh pengantin wanita, tetapi oleh adik perempuan pengantin wanita “
Secara garis besar, kebudayaan Gayo, terdiri dari beberapa unsur yaitu kebudayaan Gayo Lues, yang berpusat disekitar Aceh Tenggara, kebudayaan Gayo Serbejadi di kawasan Aceh Timur, kebudayaan Gayo Linge dan kebudayaan Lut di Aceh Tengah. Setiap unsur kebudayaan dari tiap suku bangsa tersebut tentu saja memiliki keunikan dan kekayaan tradisi masing – masing dimana di dalamnya juga terkandung nilai – nilai luhur untuk kemuliaan hidup. Tak terkecuali kebudayaan masyarakat Gayo yang berada di sekitar kawasan Takengon Aceh Tengah ( Gayo Lut ) saat mempersiapkan sebuah hajat besar seperti upacara perkawinan yang harus melewati beberapa tahapan adat, yang tiap tahapannya tersimpan makna yang sakral untuk kebahagiaan hidup rumah tangga pasangan pengantin. Berikut adalah beberapa tahapan prosesi upacara perkawinana masyarakat Gayo :
• RISIK KONO ( Perkenalan Keluarga )
Acara ini merupakan ajang perkenalan keluarga calon pengantin. Orang tua pengantin pria, biasanya di wakilkan oleh ibunya, akan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka untuk berbesan dengan orang tua pengantin wanita. Biasanya acara akan di mulai dengan ramah tamah serta senda gurau sebagai awal perkenalan dan barulah selanjutnya mengarah pada pembicaraan seriuz mengenai kemungkinan kedua keluarga ini bisa saling berbesan.
• MUNGINTE ( Meminang / Melamar )
Tahapan peminangan ini tidak dilakukan oleh orang tua pengantin pria secara langsung tetapi diwakilkan oleh utusan yang disebut telangkai atau telangke. Biasanya mereka terdiri dari tiga atau lima pasang suami – istri yang masih berkerabat dekat dengan orang tua pengantin pria.
Dalam acara ini yang banyak berperan adalah kaum ibu. Mereka datang sambil membawa bawaan yang antara lain berisi beras, tempat sirih lengkap dengan isinya, sejumlah uang, jarum dan benang. Barang bawaan ini disebut Penampong ni kuyu yang bermakna sebagai tanda pengikat agar keluarga pengantin wanita tidak menerima lamaran dari pihak lain.
Selanjutnya barang bawaan ini diserahkan dan ditinggal di rumah pengantin wanita sampai ada kepastian bahwa lamaran tersebut diterima atau tidak. Keluarga pengantin wanita diberi waktu sekitar 2-3 hari untuk memutuskan hal tersebut. Dalam waktu tersebut biasanya keluarga pengantin wanita akan mencari sebanyak mungkin tentang informasi calon pengantin pria mulai dari bagaimana pribadinya, pendidikannya, agama, tingkah laku samapi ke soal bibit, bobot dan bebetnya. Jika lamaran diterima maka barang bawaan tersebut tidak dikembalikan lagi tetapi sebaliknya jika tidak, maka Penampong kayu akan dikembalikan pada pengantin pria lagi.
Setelah mendapat kepastian lamaran diterima selanjutnya akan dilakukan pembicaraan antara dua pihak keluarga mengenai kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga masing – masing, termasuk membicarakan mengenai barang dan jumlah uang yang diminta oleh keluarga penganti wanita yang disebut sebagai acara Muno sah nemah ( Menetapkan bawaan )
Dalam pembicaraan ini keluarga pengantin pria akan diwakili oleh talangke yang harus pandai melakukan tawar menawar atau negosiasi dengan keluarga pengantin wanita. Sementara untuk mahar yang menentuakan adalah calon mempelai wanita sendiri dan mahar yang diminta tidak boleh ditawar lagi.
• TURUN CARAM ( Mengantar Uang )
Acara mengantar uang ini biasa dilakukan pada saat matahari mulai naik antara pukul 09.00 – 12.00 dengan harapan agar nantinya kehidupan rumah tangga pasangan pengantin ini, termasuk rezekinya akan selamanya bersinar.
• SEGENAP dan BEGENAP ( Musyawarah dan Keluarga )
Dalam acara ini akan dilakukan pembagian tugas saat acara pernikahan berlangsung. Yang mendapat tugas melakukan berbagai persiapan pesta perkawinan adalah para kerabat serta tetangga dekat. Acara akan berlangsung pada malam hari.
Pada malam begenap acara akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok orang tua yang akan membicarakan mengenai tata cara serah terima calon pengantin kepada Imam ( Pemuka Agama ) sementara kelompok kedua yaitu para muda – mudi yang berkelompok membuat kue onde – onde untuk disantap bersama – sama. Setelah itu datanglah utusan dari kelompok orang tua ke kelompok anak muda tersebut sambil membawa batil ( cerana ) lalu mereka makan sirih bersama sebagai tanda permintaan orang tua pengantin wanita agar muda mudi itu rela melepas salah satu teman mereka untuk menikah.
• BEGURU ( Pemberian Nasihat )
Acara ini didiadakan sesudah acara malam begenap yaitu pada pagi hari sesudah salat subuh. Beguru artinya belajar, dimana calon pengantin akan diberi berbagai nasehat dan petunjuk tentang bagaimana nantinya mereka bersikap dan berprilaku dalam membina rumah tangga. Acara beguru di rumah calon mempelai wanita ini biasanya akan diiringi juga dengan acara bersebuku ( meretap ) yaitu pengantin wanita melakukan sungkeman kapada kedua orang tuanya untuk memohaon restu dan doa.
• JEGE UCE ( Berjaga – jaga )
Acara ini dilaksanakan menjelang hari pernikahan. Disini para kerabat dan tetangga dekat akan berjaga – jaga sepanjang malam dengan melakukan berbagai kegiatan adat seperti acara guru didong ( berbalas pantun ) serta tari tarian. Pada malam itu calon pengantin wanita akan diberi inai oleh pihak ralik ( keluarga pengantin wanita ).
• BELULUT dan BEKUNE ( Mandi dan Kerikan )
Dahi, pipi dan tengkuk calon pengantin wanita akan dikerik oleh juru rias atau wakil keluarga ibunya yang paling dekat setelah sebelumnya dilakukan acara mandi bersama di kediaman masing – masing yang disebuat acara belulut. Bekas bulu – bulu halus kerikan tadi selanjutnya akan ditaruh dalam sebuah wadah berisi air bersih dan dicampurkan dengan irisan jeruk purut untuk ditanam. Dipercayai nantinya rambut pengantin akan tumbuh subur dan lebat..
• MUNALO ( Menjemput Pengantin Pria )
Pada hari dan tempat yang telah disepakati rombongan pengantin wanita yang dipimpin oleh telangkai, selanjutnya disebut sebagai pihak beru, sambil menabuh canang yang dilakukan oleh para gadis bersiap menunggu kedatangan rombongan penantin pria yang disebut pihak bei. Sementara itu pengantin wanita di rumahnya telah didandani dan menanti dalam kamar pengantin. Canang akan semakin keras ditabuh dan terdengar bersahutan ketika pihak bei sudah mulai kelihatan dari kejauhan.
Saat pihak bei telah tiba, tabuhan canang dihentikan dan pihak beru akan membuka percakapan sebagai ucapan selamat datang dan permohonan maaf jika terdapat kekurangan dalam acara penyambutan tersebut. Setelah itu dilakukan tarian guel dan sining serta saling berpantun. Disini pengantin pria akan diajak ikut menari bersama. Setelah itu calon pengantin pria diarak beramai ramai menuju kediaman pengantin wanita.
• MAH BEI ( Mwengarak Pengantin Pria )
Sebelum rombongan pengantin pria sampai ke rumah pengantin wanita, mereka akan terlebih dahulu berhenti di rumah persinggahan yang disebut Umah selangan selama 30 – 60 menit. Ditempat ini rombongan akan menanti datangnya kiriman makanan yang dibawa oleh utusan pihak beru. Bila kiriman itu dianggap berkenan maka rombongan akan melanjutkan perjalanan menuju rumah pengantin wanita, setelah mendengar kabar bahwa kelurga pengantin wanita telah siap menerima kedatangan. Sebaliknya bla tidak berkenan maka acara bisa tertunda bahkan batal. Dalam perjalanan ini, pengantin pria diapit telangkai yang bisanya terdirri dari dua orang laki – laki yang sudah
menikah. Pada acara ini orang tua mempelai pria boleh tidak mendampingi karena tugas tersebut telah diwakilkan.
Setibanya rombongan bei di rumah pengantin wanita, tiga orang ibu akan langsung datang menyambut dan saling bertukar batil tempat sirih lalu diadakan acara basuh kidding ( cuci kaki ) di depan pintu masuk. Uniknya yang melakukan acara basuh kidding ini adalah adik perempuan pengantin wanita. Jika pengantin wanita tidak memiliki adik perempuan maka tugas ini bisa digantikan oleh anak pakciknya. Setelah itu sebagai tanda terima kasih, pengantin pria akan memberikan sejumlah uang kepada adik pengantin wanita tersebut.
Selanjutnya pengantin pria akan melakukan acara tepung tawar yang dilakukan oleh keluarga pengantin wanita. Sambil dibimbing masuk rumah, pengantin pria akan diserahkan oleh keluarganya dan didudukkan berhadapan dengan ayah pengantin wanita untuk acara akad nikah yang disebut acara Rempele ( Penyerahan ).
Sebelum akad nikah dimulai telah disiapkan satu gelas air putih, satu wadah kosong dan sepiring ketan kunung untuk melakukan tata acara adat. Selesai akad pengantin pria memberikan S apBatil Mangas kepada mertua laki – lakinya. Selama akad berlangsung pengantn wanita yang telah didandani tetap tinggal di dalam kamar sambil menunggu dipertemukan dengan suaminya. Acara inilah yang disebut kamar dalem.
• MUNENES ( Ngunduh Mantu )
Acara ini sebagai simbol perpisahan antara pengantin wanita dengan orang tuanya karena telah bersuami dan akan berpisah tempat tnggal, termasuk juga sebagai acara perpisahan di masa lajang ke kehidupan berkeluarga. Pengantin wanita akan diantar ke rumah pengantin pria sambil membawa barang – barangnya dari peralatan rumah tangga sampai bekal memulai hidup baru. Setelah itu diadakan acara makan bersama. Biasanya setelah tujuh hari pengantin wanita berada di rumah pengantin pria, orang tua pengantin pria akan dating ke rumah besannya sambil membawa nasi beserta lauk pauk. Acara yang disebut Mah Kero Opat Ingi ini bertujuan untuk lebih saling mengenal antar dua keluarga yang sudah bebesan.
Upacara Peutron Tanoh (Turun Tanah)
Upacara turun tanah (peutron tanoh) diadakan setelah bayi berumur tujuh hari atau 2 tahun. Dalam jangka waktu yang cukup untuk mempersiapkannya, lebih-lebih anak pertama yang sering diadakan upacara cukup besar, dengan memotong kerbau atau lembu. Pada upacara ini bayi digendong oleh seseorang yang terpandang, baik perangai dan budi pekertinya. Orang yang menggendong memakai pakaian yang bagus-bagus. Waktu turun dari tangga ditundungi dengan sehelai kain yang dipegang oleh empat orang pada setiap sisi kain itu. Di atas kain tersebut dibelah kelapa agar bayi tadi tidak takut terhadap suara petir. Belahan kelapa dilempar dan sebelah lagi dilempar kepada wali karong. Salah seorang keluarga dengan bergegas menyapu tanah dan yang lain menampi beras bila bayi itu perempuan, sedangkan bila bayi itu laki-laki salah seorang keluarga tersebut mencangkul tanah, mencencang batang pisang atau batang tebu. Kemudian sejenak bayi itu dijejakkan di atas tanah dan akhirnya dibawa berkeliling rumah atau mesjid sampai bayi itu dibawa pulang kembali ke rumah
Tradisi Makan dan Minum
Makanan pokok masyarakat Aceh adalah nasi. Perbedaan yang cukup menyolok di dalam tradisi makan dan minum masyarakat Aceh dengan masyarakat lain di Indonesia adalah pada lauk-pauknya. Lauk-pauk yang biasa dimakan oleh masyarakat Aceh sangat spesifik dan bercitra rasa seperti masakan India. Lauk-pauk utama masyarakat Aceh dapat berupa ikan, daging (kambing/sapi). Di antara makanan khas Aceh adalah gulai kambing (Kari Kambing), sie reboih, keumamah, eungkot paya (ikan Paya), mie Aceh, dan Martabak. Selain itu, juga ada nasi gurih yang biasa dimakan pada pagi hari. Sedangkan dalam tradisi minum pada masyarakat Aceh adalah kopi.
HUKUM ADAT MASYARAKAT ACEH
Aceh adalah salah satu provinsi di
Indonesia yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat dalam masyarakatnya. Hal ini terlihat dengan masih berfungsinya institusi-institusi adat di tingkat gampông atau mukim. Meskipun Undang-undang no 5 tahun 1975 berusaha menghilangkan fungsi mukim, keberadaan Imum Mukim di Aceh masih tetap diakui dan berjalan. Hukum adat di Aceh tetap masih memegang peranan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam masyarakat Aceh yang sangat senang menyebut dirinya dengan
Ureueng Aceh terdapat institusi-institusi adat di tingkat gampông dan mukim. Institusi ini juga merupakan lembaga pemerintahan. Jadi, setiap kejadian dalam kehidupan bermasyarakat,
Ureueng Aceh selalu menyelesaikan masalah tersebut secara adat yang berlaku dalam masyarakatnya. Pengelolaan sumber daya alam pun di atur oleh lembaga adat yang sudah terbentuk.
Lembaga-lembaga adat dimaksud seperti
Panglima Uteun, Panglima Laot, Keujruen Blang, Haria Pekan, Petua Sineubok. Semua lembaga ini berperan di posnya masing-masing sehingga pengelolaan sumberdaya alam di gampông trepelihara.
Misalnya, Panglima Laot yang bertugas mengelola segala hal berkaitan dengan laut dan hasilnya. Tentunya semua hal berkaitan dengan laut diatur oleh lembaga tersebut. Begitu pun dengan lembaga lainnya.
Lembaga-lembaga adat itu sekarang terkesan hilang dalam masyarakat Aceh, karena derasnya arus globalisasi dan westernisasi yang mencoba merobah peradaban masyarakat Aceh. Padahal, jika lembaga-lembaga adat tersebut dihidupkan pada suatu gampông, kampung tersebut akan tetap kokoh seperti jayanya masa-masa kesultanan Aceh.
Salah satu contoh kokohnya masyarakat dengan peranan lembaga adat seperti terlihat di Gampông Barô. Kampung yang dulunya berada di pinggir pantai, namun tsunami menelan kampung mereka. Berkat kepercayaan masyarakat kepada pemangku-pemangku adat di kampungnya, masyarakat Gampông Barô sekarang sudah memiliki perkampungan yang baru, yaitu di kaki bukit desa Durung, Aceh Besar.
Tak pernah terjadi kericuhan dalam masyarakatnya, sebab segala macam kejadian, sampai pada pembagian bantuan pun masyarakat percaya penuh kepada lembaga adat yang sudah terbentuk. Nilai musyawarah dalam masyarakat adat memegang peranan tertinggi dalam pengambilan keputusan.
Kasus lain pernah terjadi di tahun 1979. Ketika itu desa Lam Pu’uk selisih paham dengan desa Lam Lhom. Kasus itu terhitung rumit karena membawa nama desa, namun masalah dapat diselesaikan secara adat oleh Imum Mukim. Ini merupakan bukti kokohnya masyarakat yang menjunjung tinggi adat istiadat yang berlaku. Mereka tidak memerlukan polisi dalam menyelesaikan masalah sehingga segala macam bentuk masalah dapat diselesaikan dengan damai tanpa dibesar-besarkan oleh pihak luar.
Jika kita lihat hukum yang dipakai oleh aparatur negara (polisi), selalu berujung pada penjara dan denda. Penyalahgunaan hukum oleh aparatur penegak hukum itu pun sering kita dengar. Misalkan saja ketika seseorang silap tak memakai helm di jalan raya. Orang itu langsung dijatuhi denda sampai Rp 50 ribu. Hal ini pernah menimpa beberapa pengendara sepeda motor yang melintas di jalan depan Perpustakaan Daerah NAD. Ketika yang melakukan kesalahan adalah penegak hukum atau kerabatnya,
orang tersebut bisa bebas begitu saja. Artinya hukum yang dipakai tidak berlaku pada penegak hukum.
Dalam hukum adat semua jenis pelanggaran memiliki jenjang penyelesaian yang selalu dipakai dan ditaati masyarakat. Hukum dalam adat Aceh tidak langsung diberikan begitu saja meskipun dalam hukum adat juga mengenal istilah denda. Dalam hukum adat jenis penyelesaian masalah dan sanksi dapat dilakukan terlebih dahulu dengan menasihati. Tahap kedua teguran, lalu pernyataan maaf oleh yang bersalah di hadapan
orang banyak (biasanya di meunasah/ mesjid), kemudian baru dijatuhkan denda. Artinya, tidak langsung pada denda sekian rupiah. Jenjang penyelesaian ini berlaku pada siapa pun, juga perangkat adat sekalipun.
Menilik hukum yang diselenggarkan oleh aparatur hukum negara ini, apakah sudah sesuai dengan syariat Islam jika dengan segampangnya meminta uang denda kepada
orang yang silap tidak mengenakan helm tanpa menasihati dan memperingati terlebih dahulu? Oleh karena Aceh ini sudah diterapkan syariat Islam, hukum di Aceh hendaknya jangan bertentangan dengan hukum Islam. Islam tidak pernah memberatkan atau mempersulit penganutnya. Hukum adat di Aceh selalu berpedoman kepada alquran dan assunnah. Hal ini juga sesuai dengan qanun NAD nomor 7 tahun 2000 bab II pasal 2.
Lahirnya UU no.11 tahun 2006 memperlihatkan pemerintah
Indonesia telah mulai berpihak kepada rakyat Aceh. Di
sana mulai diakui keberadaan mukim dan gampông serta lembaga adat lainnya.
Dijelaskan dalam bab XIII pasal 98, bahwa lembaga adat berfungsi dan berperan sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan Aceh di bidang keamanan, ketenteraman, kerukunan, dan ketertiban masyarakat.
Lembaga-lembaga adat dimaksud ada yang di tingkat gampông dan ada yang di tingkat mukim. Jika lembaga adat ini diberikan wewenang sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat,
niscaya sumber daya alam di gampông tersebut lestari dan terjaga. Maka masyarakat Aceh akan kembali jaya seperti zaman kesultanan dahulu, karena hukum adat selalu pro rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com/provinsiaceh
www.kompas.com/upacaraperkawinanaceh
http://hermanrn.blogspot.com/hukumadatmasyarakataceh
www.wikipedia.com/sukuaceh
Aceh
— Provinsi —
Motto: "Pancacita"
(dari bahasa Sansekerta yang artinya "Lima cita-cita")
Negara
Indonesia
Hari jadi 7 Desember 1959 (hari jadi)
Dasar hukum UU RI No. 24/1956
UU RI No. 44/1999
UU RI No. 18/2001
UU RI No. 11/2006 (Pemerintahan Aceh)
Ibu kota Banda Aceh (dahulu Koetaradja)
Koordinat
1º 40' - 6º 30' LU
94º 40' - 98º 30' BT
Pemerintahan
- Gubernur
drh. Irwandi Yusuf, M.Sc..
Luas
- Total 55.390 km2
Populasi (2010)
- Total 4.486.570
- Kepadatan
81/km²
Demografi
- Suku bangsa
Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai,Pakpak, Haloban, Lekon dan Nias.
- Agama
Islam (99,85%), Kristen (0,15%)
- Bahasa
Aceh, Gayo, Aneuk Jamee, Singkil, Alas, Tamiang, Kluet, Devayan, Sigulai,Pakpak, Haloban, Lekon, Nias dan Indonesia.
Zona waktu
WIB
Kabupaten
18
Kota
5
Kecamatan
227
Desa/kelurahan
5.862
Lagu daerah
Bungong Jeumpa
Situs web http://www.acehprov.go.id/
Aceh yang sebelumnya pernah disebut dengan nama Daerah Istimewa Aceh (1959-2001) dan Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009) adalah provinsi paling barat di Indonesia. Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri, berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, karena alasan sejarah. Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.
Ibu kota Aceh ialah Banda Aceh. Pelabuhannya adalah Malahayati-Krueng Raya, Ulee Lheue, Sabang, Lhokseumawe dan Langsa. Aceh merupakan kawasan yang paling buruk dilanda gempa dan tsunami 26 Desember 2004. Beberapa tempat di pesisir pantai musnah sama sekali. Yang terberat adalah Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Singkil dan Simeulue.
Aceh mempunyai kekayaan sumber alam seperti minyak bumi dan gas alam. Sumber alam itu terletak di Aceh Utara dan Aceh Timur. Aceh juga terkenal dengan sumber hutannya, yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan, dari Kutacane, Aceh Tenggara, Seulawah, Aceh Besar, sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga terdapat di Aceh Tenggara
Sejarah Aceh
Aceh (bahasa Belanda: Atchin atau Acheh, bahasa Inggris: Achin, bahasa Perancis: Achen atau Acheh, bahasa Arab: Asyi, bahasa Portugis: Achen atau Achem, bahasa Tionghoa: A-tsi atau Ache) yang sekarang dikenal sebagai provinsi Aceh memiliki akar budaya bahasa dari keluarga bahasa Monk Khmer proto bahasa Melayu dengan pembagian daerah bahasa lain seperti bagian selatan menggunakan bahasa Aneuk Jame sedangkan bagian Tengah, Tenggara, dan Timur menggunakan bahasa Gayo untuk bagian tenggara menggunakan bahasa Alas seterusnya bagian timur lebih ke timur lagi menggunakan bahasa Tamiang demikian dengan kelompok etnis Klut yang berada bagian selatan menggunakan bahasa Klut sedangkan di Simeulue menggunakan bahasa Simeulue akan tetapi masing-masing bahasa setempat tersebut dapat dibagi pula menjadi dialek. Bahasa Aceh, misalnya, adalah berbicara dengan sedikit perbedaan di Aceh Besar, di Pidie, dan di Aceh Utara. Demikian pula, dalam bahasa Gayo ada Gayo Lut, Gayo Deret, dan dialek Gayo Lues dan kelompok etnis lainnya Singkil yang berada bagian tenggara (Tanoh Alas) menggunakan bahasa Singkil. sumber sejarah lainnya dapat diperoleh antara lain seperti dari hikayat Aceh, hikayat rajah Aceh dan hikayat prang sabii yang berasal dari sejarah narasi yang kemudian umumnya ditulis dalam naskah-naskah aksara Jawi (Jawoe). Namun sebagaimana kelemahan dari sejarah narasi yang berdasarkan pinutur ternyata menurut Prof. Ibrahim Alfian bahwa naskah Hikayat Perang Sabil mempunyai banyak versi dan satu dengan yang lain terdapat perbedaan demikian pula dengan naskah Hikayat Perang Sabil versi tahun 1710 yang berada di perpustakaan Universitas Leiden di negeri Belanda.
Bahasa Mon-Khmer:
Bahasa Brao, Bahasa Kreung, Bahasa Tampuan, Bahasa Bunong dan Bahasa Kui.
Awal Aceh dalam sumber antropologi disebutkan bahwa asal-usul Aceh berasal dari suku Mantir (atau dalam bahasa Aceh: Mantee) yang mempunyai keterkaitan dengan Mantera di Malaka yang merupakan bagian dari bangsa Mon Khmer (Monk Khmer).] Menurut sumber sejarah narasi lainnya disebutkan bahwa terutama penduduk Aceh Besar tempat kediamannya di kampung Seumileuk yang juga disebut kampung Rumoh Dua Blaih (desa Rumoh 12), letaknya di atas Seulimeum antara kampung Jantho dengan Tangse. Seumileuk artinya dataran yang luas dan Mantir kemudian menyebar ke seluruh lembah Aceh tiga segi dan kemudian berpindah-pindah ke tempat-tempat lain.
Kependudukan
Suku Aceh
Suku Aceh adalah nama sebuah suku yang mendiami ujung utara Sumatra. Mereka beragama Islam. Bahasa yang dipertuturkan oleh mereka adalah bahasa Aceh yang masih berkerabat dengan bahasa Mon Khmer (wilayah Champa). Bahasa Aceh merupakan bagian dari bahasa Melayu-Polynesia barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia.
Suku Aceh memiliki sejarah panjang tentang kegemilangan sebuah kerajaan Islam hingga perjuangan atas penaklukan kolonial Hindia Belanda.
Banyak dari budaya Aceh yang menyerap budaya Hindu India, dimana kosakata bahasa Aceh banyak yang berbahasa Sanskerta. Suku Aceh merupakan suku di Indonesia yang pertama memeluk agama Islam dan mendirikan kerajaan Islam. Masyarakat Aceh mayoritas bekerja sebagai petani, pekerja tambang, dan nelayan.
Suku Gayo
Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Aceh.
Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih.
Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara.
Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.
Persebaran
Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih.
Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara.
Bahasa
Bahasa Gayo digunakan dalam percakapaan sehari-hari. Penggunaan bahasa Gayo dibedakan atas beberapa dialek, seperti dialek Gayo Lut yang terbagi lagi menjadi sub-dialek Lut dan Deret di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, dialek Blang Di Kabupaten Gayo Lues, Kalul di Kabupaten Aceh Tamiang, dan Lokop di Serbe Jadi Kabupaten Aceh Timur.
Mata pencaharian
Mata pencaharian utama adalah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kerajinan lain yang cukup mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas.
Sejarah
Kerajaan Lingga atau Linge (dalam bahasa gayo) di tanah Gayo, menurut M. Junus Djamil dalam bukunya "Gajah Putih" yang diterbitkan oleh Lembaga Kebudayaan Atjeh pada tahun 1959, Kutaraja, mengatakan bahwa sekitar pada abad ke-11 (Penahunan ini mungkin sangat relatif karena kerajaan Lamuri telah eksis sebelum abad ini, penahunan yang lebih tepat adalah antara abad ke 2-9 M), Kerajaan Lingga didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Machudum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kerajaan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesan dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang kedua-duanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda.
Raja Lingga I, disebutkan mempunyai 4 orang anak. Yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga (Ali Syah), Meurah Johan (Djohan Syah) dan Meurah Lingga(Malamsyah).
Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Karo dan membuka negeri di sana dia dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaannya yang bernama Lamkrak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamoeri dan Lamuri atau Kesultanan Lamuri atau Lambri. Ini berarti kesultanan Lamuri di atas didirikan oleh Meurah Johan sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Kesultanan Daya merupakan kesultanan syiah yang dipimpin orang-orang Persia dan Arab.
Meurah Mege sendiri dikuburkan di Wihni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge, Aceh Tengah. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk.
Penyebab migrasi tidak diketahui. Akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Lingga lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara.
Dinasti Lingga
1. Adi Genali Raja Lingga I di Gayo
• Raja Sebayak Lingga di Tanah Karo. Menjadi Raja Karo
• Raja Meurah Johan(pendiri Kesultanan Lamuri)
• Meurah Silu anak dari Meurah Sinabung (pendiri Kesultanan Samudera Pasai), dan
2. Raja Lingga II alias Marah Lingga di Gayo 3. Raja Lingga III-XII di Gayo 4. Raja Lingga XIII menjadi Amir al-Harb Kesultanan Aceh, pada tahun 1533 terbentuklah Kerajaan Johor baru di Malaysia yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Mansyur Syah. Raja Lingga XIII diangkat menjadi kabinet di kerajaan baru tersebut. Keturunannya mendirikan Kesultanan Lingga di kepulauan Riau, pulau Lingga, yang kedaulatannya mencakup Riau (Indonesia), Temasek (Singapura) dan sedikit wilayah Malaysia.
Raja-raja di Sebayak Lingga Karo tidak terdokumentasi. Pada era Belanda kembali diangkat raja-rajanya tapi hanya dua era 1. Raja Sendi Sibayak Lingga. (Pilihan Belanda) 2. Raja Kalilong Sibayak Lingga
Sistem pemerintahan
Rumah Adat Gayo Pitu Ruang
Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari:
• Reje
• Petue
• Imem
• Rayat
Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat.
Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klen (belah). Anggota-anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal (juelen) atau matrilokal (angkap).
Kelompok kekerabatan terkecil disebut saraine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah (klen). Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu orang Gayo terutama mengembangkan matapencaharian bertani di sawah dan beternak, dengan adat istiadat matapencaharian yang rumit. Selain itu ada penduduk yang berkebun, menangkap ikan, dan meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kini matapencaharian yang dominan adalah berkebun, terutama tanaman kopi. Kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah terancam punah, namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas.
Seni Budaya
Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian Seperti: Tari bines, Tari Guel, Tari munalu,sebuku(pepongoten),guru didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat), yang juga tidak terlupakan dari masa ke masa, Karena Orang Gayo kaya akan seni budaya.
Kubur tradisional orang Gayo
Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (mutentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.
Seni dan Tarian
• Didong
• Didong Niet
• Tari Saman
• Tari Bines
• Tari Guel
• Tari Munalu
• Tari Sining
• Tari Turun Ku Aih Aunen
• Tari Resam Berume
• Tuak Kukur
• Melengkan
• Dabus
Makanan Khas
• Masam Jaeng
• Gutel
• Lepat
• Pulut Bekuah
• Cecah
• Pengat
Bahasa Aceh
Bahasa Aceh adalah bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan di Aceh, dominan di sebagian besar wilayah pesisir ujung utara Sumatera. Bahasa Aceh memiliki hubungan erat dengan kelompok bahasa Cam di Kamboja dan Vietnam.
Literatur
Sampai saat ini manuskrip berbahasa Aceh tertua yang dapat ditemukan berasal dari tahun 1069 H (1658/1659 M) yaitu Hikayat Seuma'un.
Sebelum penjajahan Belanda (1873 - 1942), hampir semua literatur berbahasa Aceh berbentuk puisi yang dikenal dengan hikayat. Sedikit sekali yang berbentuk prosa dan salah satunya adalah Kitab Bakeu Meunan yang merupakan terjemahan kitab Qawaa'id al-Islaam.
Setelah kedatangan Belanda barulah muncul karya tulis berbahasa Aceh dalam bentuk prosa yaitu pada tahun 1930-an, seperti Lhee Saboh Nang yang ditulis oleh Aboe Bakar dan De Vries. Setelah itu barulah bermunculan berbagai karya tulis berbentuk prosa namun demikian masih tetap didominasi oleh karya tulis berbentuk hikayat.
Fonologi
Hikayat Prang Sabi
Hikayat Akhbarul Karim
Hikayat Banta Beuransah
Berikut adalah fonem-fonem bahasa Aceh.
Vokal[5]
Depan
Tengah
Belakang
mulut sengau
mulut sengau
mulut sengau
Tertutup
i ĩ ɨ ɨ̃ u ũ
Tengah tertutup
e ɛ̃ ə ʌ̃ o ɔ̃
Tengah terbuka
ɛ ʌ ɔ
Terbuka
a ã
Vokal biasanya berada di pasangan mulut/sengau, meskipun hanya ada tiga vokal sengau pertengahan dan ada vokal oral pertengahan yang jumlahnya dua kali lebih banyak. /ʌ/ tidak benar-benar di tengah, meskipun ditampilkan di sini karena alasan estetika. Demikian pula, /ɨ/ juga ditampilkan sebagai ([ɯ] yang lebih ke belakang.] Selain vokal monoftong di atas, bahasa Aceh juga memiliki 5 diftong oral, masing-masing dengan pasangan sengau:
• /iə ɨə uə ɛə ɔə/
• /ĩə ɨ̃ə ũə ɛ̃ə ɔ̃ə/
Konsonan
Bibir
Rongga-gigi
Langit-langit
Langit-langit
belakang
Glotis
Sengau
m n ɲ ŋ
Letup
p b t d c ɟ k g ʔ
Desis
s ʃ h
Hampiran
w l j
Getar
r
/s/ adalah alveodental laminal. /ʃ/ secara teknis berupa post-alveolar tapi dikelompokkan dalam kolom langit-langit untuk alasan estetika.
Ejaan
Kamus bahasa Aceh-Indonesia.
Bahasa Aceh telah mengalami berulang kali perubahan ejaan, mulai penggunaan huruf Arab, huruf Latin ejaan lama, dan sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan. Berikut adalah pedoman ejaannya:
• Ee ([ə]* dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "dekat"; contohnya: le (banyak).
• Èè ([ɛ]* ) dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "bebek"; contohnya: pèng (uang), pèh (pukul/tumbuk), dll.
• Éé ([e]* ) dibaca seperti huruf /e/ dalam kata "kue"; contohnya: lé (oleh).
• Ëë, tidak ditemui padanannya dalam bahasa Indonesia.
• Öö ([ʌ]* ) dibaca seperti huruf vokal dasar /ɔ/, tetapi diucapkan dengan mulut terbuka; contohnya mantöng (masih), böh (buang),
• Ôô ([o]* ) dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "soto", "foto", "tato"; contohnya: bôh (taruh), sôh (tinju), tôh (mengeluarkan).
• Oo ([ɔ]* ) dibaca seperti huruf /o/ dalam kata "tolong", "bom"; contohnya: boh (buah), soh (kosong), toh (mana)
Huruf vokal sengau:
• 'A 'a pengucapannya sengau seperti /a/ dalam kata “maaf”; contohnya: 'ap (suap), meu'ah (maaf)
• 'I 'i pengucapannya sengau seperti /i/ dalam kata “angin”; contohnya: ca’ië (laba-laba), kh’iëng (busuk), dll
• 'U 'u pengucapannya sengau; contohnya: meu'uë (bajak),
• 'È 'è pengucapannya sengau seperti /e/ dalam kata “pamer”; contohnya: pa‘è (tokek), meu‘èn (main)
• 'O 'o pengucapannya sengau; contohnya: ma’op (hantu/untuk menakuti anak-anak)
Contoh
Terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Aceh.
• Peue haba? = Apa kabar?
• Haba gèt = Kabar baik.
• Lôn piké geutanyoë han meureumpök lé = Saya kira kita takkan bersua lagi.
• Lôn jép ië u muda = Saya minum air kelapa muda.
• Agam ngön inöng = pria dan wanita
• Lôn = saya
• Kah, droë = kamu, anda
• H'an = tidak
• Na = ada
• Pajôh = makan
• Jih, dijih, gobnyan = dia, beliau
• Ceudah that gobnyan. = Tampan sekali dia.
• Lôn meu'en bhan bak blang thô. = Saya bermain bola di sawah kering.
Agama
Sebagian besar penduduk di Aceh menganut agama Islam. Dari ke 13 suku asli yang ada di Aceh hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama Islam.
Agama lain yang dianut oleh penduduk di Aceh adalah agama Kristen yang dianut oleh pendatang suku Batak dan sebagian warga Tionghoa yang kebanyakan bersuku Hakka. Sedangkan sebagian lainnya tetap menganut agama Konghucu.
Selain itu provinsi Aceh memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi yang lain, karena di provinsi ini Syariat Islam diberlakukan kepada sebagian besar warganya yang menganut agama Islam.
Pendidikan
Dalam hal pendidikan, sebenarnya provinsi ini mendapatkan status Istimewa selain dari D.I. Yogyakarta. Namun perkembangan yang ada tidak menunjukkan kesesuaian antara status yang diberikan dengan kenyataannya. Pendidikan di Aceh dapat dikatakan terpuruk. Salah satu yang menyebabkannya adalah konflik yang berkepanjangan dan penganaktirian dari RI, dengan sekian ribu sekolah dan institusi pendidikan lainnya menjadi korban. Pada UAN (Ujian Akhir Nasional) 2005 ada ribuan siswa yang tidak lulus dan terpaksa mengikuti ujian ulang.
Aceh juga memiliki sejumlah Perguruan Tinggi Negeri seperti
• Universitas Syiah Kuala
• IAIN Ar-Raniry
• Universitas Malikussaleh
• Politeknik Negeri Lhokseumawe
Perekonomian
Pra-tsunami 2004
Sebelum bencana tsunami 26 Desember 2004, perikanan merupakan salah satu pilar ekonomi lokal di Aceh, menyumbangkan 6,5 persen dari Pendapatan Daerah Bruto (PDB) senilai 1,59 triliun pada tahun 2004 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2005). Potensi produksi perikanan tangkap mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan budidaya mencapai 15.454 ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2004). Produksi perikanan tersebut merata, baik di Samudera Hindia maupun Selat Malaka.
Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen (87.783) di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan budidaya. Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama. Namun demikian, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu berukuran kecil. Dari sekitar 18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit yang mampu melaut ke lepas pantai. Armada perikanan tangkap berskala besar kebanyakan beroperasi di Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Barat dan Aceh Selatan.
Menurut Nurasa et al. (1993), nelayan Aceh sebagian besar menggunakan alat tangkap pancing (hook and line). Alat tangkap lain adalah pukat, jaring cincin (purse seine), pukat darat, jaring insang, jaring payang, jaring dasar, jala dan lain-lain.
Infrastruktur penunjang industri ini meliputi satu pelabuhan perikanan besar di Banda Aceh, 10 pelabuhan pelelangan ikan (PPI) utama di 7 kabupaten/kota dan sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) kecil di 18 kabupaten/kota. Selain itu terdapat 36.600 hektar tambak, sebagian besar tambak semi intensif yang dimiliki petambak bermodal kecil. Tambak-tambak ini tersebar di Aceh Utara, Pidie, Bireuen dan Aceh Timur.
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia mengelola sebuah pusat pendidikan dan latihan (Pusdiklat) budidaya, sebuah pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang) budidaya, sebuah laboratorium uji mutu perikanan dan sebuah kapal latih. Di tiap kabupaten/kota, terdapat dinas perikanan dan kelautan. Total aset di sektor perikanan pra-tsunami mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.
Pasca-tsunami 2004
Kerusakan akibat tsunami di Banda Aceh
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2005) memperkirakan 9563 unit perahu hancur atau tenggelam, termasuk 3969 (41,5%) perahu tanpa motor, 2369 (24,8%) perahu bermotor dan 3225 (33,7%) kapal motor besar (5-50 ton). Selain itu, 38 unit TPI rusak berat dan 14.523 hektar tambak di 11 kabupaten/kota rusak berat. Diperkirakan total kerugian langsung akibat bencana tsunami mencapai Rp 944.492,00 (50% dari nilai total aset), sedangkan total nilai kerugian tak langsung mencapai Rp 3,8 milyar. Sebagian besar kerugian berasal dari kerusakan tambak.
Kerusakan tambak budidaya tersebar merata. Bahkan di daerah yang tidak terlalu parah dampak tsunaminya (misalnya di Aceh Selatan), tambak-tambak yang tergenang tidaklah mudah diperbaiki dan digunakan kembali. Total kerugian mencapai Rp 466 milyar, sekitar 50 persen dari total kerugian sektor perikanan. Kerugian ekonomi paling besar berasal dari hilangnya pendapatan dari sektor perikanan (tangkap dan budidaya). Hilangnya sejumlah besar nelayan, hilang atau rusaknya sarana dan prasarana perikanan termasuk alat tangkap dan perahu serta kerusakan tambak menjadikan angka kerugian sedemikian besarnya.
Kapal PLTD Apung yang dibawa oleh tsunami sampai ke darat
Diperkirakan produksi perikanan di Aceh akan anjlok hingga 60 persen. Proses pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu paling sedikit 5 tahun. Di subsektor perikanan tangkap, bahkan diduga perlu waktu lebih lama (sekitar 10 tahun), karena banyaknya nelayan yang hilang atau meninggal selain rusaknya sejumlah besar perahu atau alat tangkap. Berdasarkan asumsi tersebut, total kerugian yang mungkin terjadi hingga sektor ini pulih total dan kembali ke kondisi pra-tsunami diperkirakan mencapai Rp 3,8 triliun.
Pariwisata
• Masjid Raya Baiturrahman
• Graveyard in Bitay Village
• Cut Nya Dien House
• Indonesian Airline Monument. Seulawah-Indonesian First Airplane
• Tsunami Monument & Garden
• The Museum Aceh
• Taman Putroe Phang
• Kuburan Kerkhoff
• Danau Laut Tawar
• Danau Aneuk Laot
• Iboih
KEBUDAYAAN,ADAT ISTIADAT,DAN HUKUM MASYARAKAT ACEH.
POLA KEHIDUPAN MASYARAKAT ACEH
Pola kehidupan masyarakat Aceh sejak zaman dahulu sudah diatur berdasarkan kaedah-kaedah hukum agama Islam. Pola kehidupan masyarakat Aceh di zaman dahulu dibagi dalam beberapa tingkat atau strata. Meskipun terbagi dalam strata-strata tidak berarti ada pemilahan pandangan hidup di antara strata tersebut. Rakyat Aceh menyebut strata itu dengan golongan. Adapaun golongan yang dimaksud adalah, golongan rakyat biasa, hartawan, ulama/ cendikiawan, dan kaum bangsawan.
Golongan Rakyat Biasa
Golongan ini dalam masyarakat Aceh disebut dengan ureung lé (orang banyak). Dikatakan demikian karena golongan ini merupakan golongan paling banyak dalam masyarakat adat Aceh.
Golongan Hartawan
Golongan ini merupakan golongan yang senang bekerja keras untuk meningkatkan pengembangan ekonomi pribadi. Dari pribadi-pribadi yang sudah memiliki harta itu dibentuklah suatu golongan yang disebut dengan golongan hartawan. Golongan ini cukup berperan dalam soal-soal kemasyarakat, terutama dalam hal menyumbang.
Golongan Ulama atau Cendikiawan
Golongan ini umumnya berasal dari rakyat biasa, tetapi mereka memiliki ilmu pengetahuan yang cukup menonjol. Dalam masyarakat Aceh golongan ini disebut juga sebagai orang alim. Orang-orang di golongan ini dalam kehidupan masyarakat Aceh dipanggil dengan gelar Teungku. Akan tetapi sapaan Teungku zaman sekarang ini sudah melebar menjadi sapaan hormat ke semua lelaki dewasa. Golongan ulama ini sangat berperan dalam masalah-masalah agama dan kemasyarakatan.
Golongan Bangsawan
Golongan bangsawan adalah golongan kerajaan. Zaman sekarang golongan bangsawan dapat dilihat dari garis keturunan Sultan Aceh. Dalam golongan ini dari garis keturunan perempuan disebut Cut dan garis keturunan lelaki disebut Teuku. Panggilan untuk teuku ini sering disebut dengan ampon.
Selain pembagian golongan di atas, sistem kemasyarakatan rakyat Aceh merupakan perwujudan dari beberapa keluarga inti. Keluarga inti yang dimaksud adalah kelompok masyarakat yang mendiami sebuah daerah yang disebut gampoeng. Sistem sosial masyarakat Aceh berpedoman pada keluarga inti tersebut. Dalam setiap keluarga inti atau gampoeng sudah tersusun lembaga-lembaga adat yang mengacu kepada mukim. Lembaga-lembaga adat itu sangat berperan penting dalam mengatur segala hal dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di gampoeng/ mukim tersebut.
Dalam kehidupan masyarakat Aceh ada yang namanya hukum adat, yaitu hukum yang bersendi kepada syariat Islam. Penerapan hukum adat dalam kehidupan masyarakat Aceh tidak terlepas dari sendi-sendi agama Islam. Oleh karena itu adat dan hukum tidak bisa dipisahkan seperi hadih maja, “Hukôm ngoen adat lagee zat ngoen sifeut.”
ADAT ISTIADAT DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT ACEH
Aceh adalah salah satu daerah yang paling awal menerima agama Islam. Dan sebagian besar masyarakat Aceh beragama Islam. Oleh karena itu propinsi ini dikenal dengan sebutan “Serambi Mekah”, maksudnya “pintu gerbang” yang paling dekat antara Indonesia dengan tempat dari mana agama tersebut berasal. Meskipun demikian kebudayaan asli Aceh tidak hilang begitu saja, sebaliknya beberapa unsur kebudayaan setempat mendapat pengaruh dan berbaur dengan kebudayaan Islam. Dengan demikian kebudayaan hasil akulturasi tersebut melahirkan corak kebudayaan Islam-Aceh yang khas. Di dalam kebudayaan tersebut masih terdapat sisa-sisa kepercayaan animisme dan dinamisme.
Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya galibnya wilayah Indonesia lainnya. Aceh mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:
• Didong (seni pertunjukan dari masyarakat Gayo)
• Meuseukee Eungkot (sebuah tradisi di wilayah Aceh Barat)
• Peusijuek (atau Tepung tawar dalam tradisi Melayu)
Sastra
• Bustanussalatin
• Hikayat Prang Sabi
• Hikayat Malem Diwa
• Legenda Amat Rhah manyang
• Legenda Putroe Neng
Senjata tradisional
Rencong adalah senjata tradisional Aceh, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger atau belati (bukan pisau ataupun pedang).
Selain rencong, bangsa Aceh juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti siwah, geuliwang dan peudeueng.
Rumah Tradisional
Rumah tradisional Aceh di Museum Aceh
Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur).
Tarian
Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb Meuseukat dan Tari Saman.
Tarian Suku Aceh
• Tari Laweut
• Tari Likok Pulo
• Tari Pho
• Tari Ranup Lampuan
• Tari Rapai Geleng
• Tari Rateb Meuseukat
• Tari Ratoh Duek
• Tari Seudati
• Tari Tarek Pukat
Tarian Suku Gayo
• Tari Saman
• Tari Bines
• Tari Didong
• Tari Guel
• Tari Munalu
• Tari Turun Ku Aih Aunen
Tarian Suku Lainnya
• Tari Ula-ula Lembing
• Tari Mesekat
•
Tari Seudati di Sama Langa tahun 1907
•
Tari Saman dari Gayo Lues
•
Tari Guel, khas Suku Gayo
•
Tari Didong
Makanan Khas
Aceh mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain timphan, gulai itik, kari kambing yang lezat, Gulai Pliek U dan meuseukat yang langka. Di samping itu emping melinjo asal kabupaten Pidie yang terkenal gurih, dodol Sabang yang dibuat dengan aneka rasa, ketan durian (boh drien ngon bu leukat), serta bolu manis asal Peukan Bada, Aceh Besar juga bisa jadi andalan bagi Aceh.
PAKAIAN ADAT ACEH
Pakaian adat Aceh yang digunakan kaum perempuan atau kaum lelaki, memiliki bentuk sendiri meskipun coraknya sama. Yang membedakannya adalah atribut, baik itu pakaian adat resmi maupun yang digunakan keseharian.
Untuk pakaian adat yang dikenakan kaum laki-laki berwana hitam. Warna hitam bagi masyarakat Acehbermakna kebesaran adat. Maka bila seseorang mengenakan baju dan celana hitam berarti orang tersebut dalam pandangan masyarakat Aceh sedang memakai pakaian kebesarannya. Ini bedanya dengan masyarakat di daerah lain, bila memakai pakaian warna hitam, itu bisa berarti mereka sedang berkabung karena sesuatu musibah yang dialaminya. Tetapi tidak untuk masyarakat Aceh. Di Aceh pengantin laki-laki wajib menggunaka pakaian berwarna hitam dan tidak boleh mengenakan pakaian warna lain. Begitu juga untuk upacara-upacara adat diwajibkan menggunakan pakian warna hitam
UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT ACEH
UPACARA PERKAWINAN ADAT ACEH
• Tahapan Melamar (Ba Ranub)
Untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak keluarga akan mengirim seorang yang bijak dalam berbicara (disebut theulangke) untuk mengurusi perjodohan ini. Jika theulangke telah mendapatkan gadis yang dimaksud maka terlabih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu.
Pada hari yang telah di sepakati datanglah rombongan orang2 yang dituakan dari pihak pria ke rumah orang tua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan berikut isinya seperti gambe, pineung reuk, gapu, cengkih, pisang raja, kain atau baju serta penganan khas Aceh. Setelah acara lamaran iini selesai, pihak pria akan mohon pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah dengan anak gadisnya mengenai diterima-tidaknya lamaran tersebut.
• Tahapan Pertunangan (Jakba Tanda)
Bila lamaran diterima, keluarga pihak pria akan datang kembali untuk melakukan peukeong haba yaitu membicarakan kapan hari perkawinan akan dilangsungkan, termasuk menetapkan berapa besar uang mahar (disebut jeunamee) yang diminta dan beberapa banyak tamu yang akan diundang. Biasanya pada acara ini sekaligus diadakan upacara pertunangan (disebut jakba tanda)
acara ini pihak pria akan mengantarkan berbagai makanan khas daerah Aceh, buleukat kuneeng dengan tumphou, aneka buah-buahan, seperangkat pakaian wanita dan perhiasan yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga pria. Namun bila ikatan ini putus ditengah jalan yang disebabkan oleh pihak pria yang memutuskan maka tanda emas tersebut akan dianggap hilang. Tetapi kalau penyebabnya adalah pihak wanita maka tanda emas tersebut harus dikembalikan sebesar dua kali lipat.
• Persiapan Menjelang Perkawinan
Seminggu menjelang akad nikah, masyarakat aceh secara bergotong royong akan mempersiapkan acara pesta perkawinan. Mereka memulainya dengan membuat tenda serta membawa berbagai perlengkapan atau peralatan yang nantinya dipakai pada saat upacara perkawinan. Adapun calon pengantin wanita sebelumnya akan menjalani ritual perawatan tubuh dan wajah serta melakukan tradisi pingitan. Selam masa persiapan ini pula, sang gadis akan dibimbing mengenai cara hidup berumah tangga serta diingatkan agar tekun mengaji.
Selain itu akan dialksanakan tradisi potong gigi (disebut gohgigu) yang bertujuan untuk meratakan gigi dengancara dikikir. Agar gigi sang calon pengantin terlihat kuat akan digunakan tempurung batok kelapa yang dibakar lalu cairan hitam yang keluar dari batok tersebut ditempelkan pada bagian gigi. Setelah itu calon pengantin melanjutkan dengan perawatan luluran dan mandi uap.
Selain tradisi merawat tubuh, calon pengantin wanita akan melakukan upacara kruet andam yaitu mengerit anak rambut atau bulu-bulu halus yang tumbuh agar tampak lebih bersih lalu dilanjutkan dengan pemakaian daun pacar (disebut bohgaca) yang akan menghiasi kedua tangan calon pengantin. Daun pacar ini akan dipakaikan beberapa kali sampai menghasilkan warna merah yang terlihat alami.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan mengadakan pengajian dan khataman AlQuran oleh calon pengantin wanita yang selanjutnya disebut calon dara baro (CBD).Sesudahnya, dengan pakaian khusus, CBD mempersiapkan dirinya untuk melakukan acara siraman (disebut seumano pucok) dan didudukan pad asebuah tikaduk meukasap.
Dalam acara ini akan terlihat beberapa orang ibu akan mengelilingi CBD sambil menari-nari dan membawa syair yang bertujuan untuk memberikan nasihat kepada CBD. Pada saat upacara siraman berlangsung, CBD akan langsung disambut lalu dipangku oleh nye’wanya atau saudara perempuan dari pihak orang tuanya. Kemudian satu persatu anggota keluarga yang dituakan akan memberikan air siraman yang telah diberikan beberapa jenis bunga-bungaan tertentu dan ditempatkan pada meundam atau wadah yang telah dilapisi dengan kain warna berbeda-beda yang disesuaikan dengan silsilah keluarga.
• Upacara Akad Nikah dan Antar Linto
Pada hari H yang telah ditentukan, akan dilakukan secara antar linto (mengantar pengantin pria). Namun sebelum berangkat kerumah keluarga CBD, calon pengantin pria yang disebut calon linto baro(CLB) menyempatkan diri untuk terlebih dahulu meminta ijin dan memohon doa restu pada orang tuanya. Setelah itu CLB disertai rombongan pergi untuk melaksanakan akad nikah sambil membawa mas kawin yang diminta dan seperangkat alat solat serta bingkisan yang diperuntukan bagi CDB.
Sementara itu sambil menunggu rombongan CLB tiba hingga acara ijab Kabul selesai dilakukan, CDB hanya diperbolehkan menunggu di kamarnya. Selain itu juga hanya orangtua serta kerabat dekat saja yang akan menerima rombongan CLB. Saat akad nikah berlangsung, ibu dari pengantin pria tidak diperkenankan hadir tetapi dengan berubahnya waktu kebiasaan ini dihilangkan sehingga ibu pengantin pria bisa hadir saat ijab kabul. Keberadaan sang ibu juga diharapkan saat menghadiri acara jamuan besan yang akan diadakan oleh pihak keluarga wanita.
Setelah ijab kabul selesai dilaksanakan, keluarga CLB akan menyerahkan jeunamee yaitu mas kawin berupa sekapur sirih, seperangkat kain adat dan paun yakni uang emas kuno seberat 100 gram. Setelah itu dilakukan acara menjamu besan dan seleunbu linto/dara baro yakin acara suap-suapan di antara kedua pengantin. Makna dari acara ini adalah agar keduanya dapat seiring sejalan ketika menjalani biduk rumah tangga.
• Upacara Peusijeuk
Yaitu dengan melakukan upacara tepung tawar, memberi dan menerima restu dengan cara memerciki pengantin dengan air yang keluar dari daun seunikeuk, akar naleung sambo, maneekmano, onseukee pulut, ongaca dan lain sebagainya minimal harus ada tiga yang pakai. Acara ini dilakukan oleh beberapa orang yang dituakan(sesepuh) sekurangnya lima orang.
Tetapi saat ini bagi masyarakat Aceh kebanyakan ada anggapan bahwa acara ini tidak perlu dilakukan lagi karena dikhawatirkan dicap meniru kebudayaan Hindu. Tetapi dikalangan ureungchik (orang yang sudah tua dan sepuh) budaya seperti ini merupakan tata cara adat yang mutlak dilaksanakan dalam upacara perkawinan. Namun kesemuanya tentu akan berpulang lagi kepada pihak keluarga selaku pihak penyelenggara.
UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT ACEH GAYO
“ Tradisi pembasuhan kaki pengantin pria dalam perkawinan masyarakat Gayo Tidak dilakukan oleh pengantin wanita, tetapi oleh adik perempuan pengantin wanita “
Secara garis besar, kebudayaan Gayo, terdiri dari beberapa unsur yaitu kebudayaan Gayo Lues, yang berpusat disekitar Aceh Tenggara, kebudayaan Gayo Serbejadi di kawasan Aceh Timur, kebudayaan Gayo Linge dan kebudayaan Lut di Aceh Tengah. Setiap unsur kebudayaan dari tiap suku bangsa tersebut tentu saja memiliki keunikan dan kekayaan tradisi masing – masing dimana di dalamnya juga terkandung nilai – nilai luhur untuk kemuliaan hidup. Tak terkecuali kebudayaan masyarakat Gayo yang berada di sekitar kawasan Takengon Aceh Tengah ( Gayo Lut ) saat mempersiapkan sebuah hajat besar seperti upacara perkawinan yang harus melewati beberapa tahapan adat, yang tiap tahapannya tersimpan makna yang sakral untuk kebahagiaan hidup rumah tangga pasangan pengantin. Berikut adalah beberapa tahapan prosesi upacara perkawinana masyarakat Gayo :
• RISIK KONO ( Perkenalan Keluarga )
Acara ini merupakan ajang perkenalan keluarga calon pengantin. Orang tua pengantin pria, biasanya di wakilkan oleh ibunya, akan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka untuk berbesan dengan orang tua pengantin wanita. Biasanya acara akan di mulai dengan ramah tamah serta senda gurau sebagai awal perkenalan dan barulah selanjutnya mengarah pada pembicaraan seriuz mengenai kemungkinan kedua keluarga ini bisa saling berbesan.
• MUNGINTE ( Meminang / Melamar )
Tahapan peminangan ini tidak dilakukan oleh orang tua pengantin pria secara langsung tetapi diwakilkan oleh utusan yang disebut telangkai atau telangke. Biasanya mereka terdiri dari tiga atau lima pasang suami – istri yang masih berkerabat dekat dengan orang tua pengantin pria.
Dalam acara ini yang banyak berperan adalah kaum ibu. Mereka datang sambil membawa bawaan yang antara lain berisi beras, tempat sirih lengkap dengan isinya, sejumlah uang, jarum dan benang. Barang bawaan ini disebut Penampong ni kuyu yang bermakna sebagai tanda pengikat agar keluarga pengantin wanita tidak menerima lamaran dari pihak lain.
Selanjutnya barang bawaan ini diserahkan dan ditinggal di rumah pengantin wanita sampai ada kepastian bahwa lamaran tersebut diterima atau tidak. Keluarga pengantin wanita diberi waktu sekitar 2-3 hari untuk memutuskan hal tersebut. Dalam waktu tersebut biasanya keluarga pengantin wanita akan mencari sebanyak mungkin tentang informasi calon pengantin pria mulai dari bagaimana pribadinya, pendidikannya, agama, tingkah laku samapi ke soal bibit, bobot dan bebetnya. Jika lamaran diterima maka barang bawaan tersebut tidak dikembalikan lagi tetapi sebaliknya jika tidak, maka Penampong kayu akan dikembalikan pada pengantin pria lagi.
Setelah mendapat kepastian lamaran diterima selanjutnya akan dilakukan pembicaraan antara dua pihak keluarga mengenai kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga masing – masing, termasuk membicarakan mengenai barang dan jumlah uang yang diminta oleh keluarga penganti wanita yang disebut sebagai acara Muno sah nemah ( Menetapkan bawaan )
Dalam pembicaraan ini keluarga pengantin pria akan diwakili oleh talangke yang harus pandai melakukan tawar menawar atau negosiasi dengan keluarga pengantin wanita. Sementara untuk mahar yang menentuakan adalah calon mempelai wanita sendiri dan mahar yang diminta tidak boleh ditawar lagi.
• TURUN CARAM ( Mengantar Uang )
Acara mengantar uang ini biasa dilakukan pada saat matahari mulai naik antara pukul 09.00 – 12.00 dengan harapan agar nantinya kehidupan rumah tangga pasangan pengantin ini, termasuk rezekinya akan selamanya bersinar.
• SEGENAP dan BEGENAP ( Musyawarah dan Keluarga )
Dalam acara ini akan dilakukan pembagian tugas saat acara pernikahan berlangsung. Yang mendapat tugas melakukan berbagai persiapan pesta perkawinan adalah para kerabat serta tetangga dekat. Acara akan berlangsung pada malam hari.
Pada malam begenap acara akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok orang tua yang akan membicarakan mengenai tata cara serah terima calon pengantin kepada Imam ( Pemuka Agama ) sementara kelompok kedua yaitu para muda – mudi yang berkelompok membuat kue onde – onde untuk disantap bersama – sama. Setelah itu datanglah utusan dari kelompok orang tua ke kelompok anak muda tersebut sambil membawa batil ( cerana ) lalu mereka makan sirih bersama sebagai tanda permintaan orang tua pengantin wanita agar muda mudi itu rela melepas salah satu teman mereka untuk menikah.
• BEGURU ( Pemberian Nasihat )
Acara ini didiadakan sesudah acara malam begenap yaitu pada pagi hari sesudah salat subuh. Beguru artinya belajar, dimana calon pengantin akan diberi berbagai nasehat dan petunjuk tentang bagaimana nantinya mereka bersikap dan berprilaku dalam membina rumah tangga. Acara beguru di rumah calon mempelai wanita ini biasanya akan diiringi juga dengan acara bersebuku ( meretap ) yaitu pengantin wanita melakukan sungkeman kapada kedua orang tuanya untuk memohaon restu dan doa.
• JEGE UCE ( Berjaga – jaga )
Acara ini dilaksanakan menjelang hari pernikahan. Disini para kerabat dan tetangga dekat akan berjaga – jaga sepanjang malam dengan melakukan berbagai kegiatan adat seperti acara guru didong ( berbalas pantun ) serta tari tarian. Pada malam itu calon pengantin wanita akan diberi inai oleh pihak ralik ( keluarga pengantin wanita ).
• BELULUT dan BEKUNE ( Mandi dan Kerikan )
Dahi, pipi dan tengkuk calon pengantin wanita akan dikerik oleh juru rias atau wakil keluarga ibunya yang paling dekat setelah sebelumnya dilakukan acara mandi bersama di kediaman masing – masing yang disebuat acara belulut. Bekas bulu – bulu halus kerikan tadi selanjutnya akan ditaruh dalam sebuah wadah berisi air bersih dan dicampurkan dengan irisan jeruk purut untuk ditanam. Dipercayai nantinya rambut pengantin akan tumbuh subur dan lebat..
• MUNALO ( Menjemput Pengantin Pria )
Pada hari dan tempat yang telah disepakati rombongan pengantin wanita yang dipimpin oleh telangkai, selanjutnya disebut sebagai pihak beru, sambil menabuh canang yang dilakukan oleh para gadis bersiap menunggu kedatangan rombongan penantin pria yang disebut pihak bei. Sementara itu pengantin wanita di rumahnya telah didandani dan menanti dalam kamar pengantin. Canang akan semakin keras ditabuh dan terdengar bersahutan ketika pihak bei sudah mulai kelihatan dari kejauhan.
Saat pihak bei telah tiba, tabuhan canang dihentikan dan pihak beru akan membuka percakapan sebagai ucapan selamat datang dan permohonan maaf jika terdapat kekurangan dalam acara penyambutan tersebut. Setelah itu dilakukan tarian guel dan sining serta saling berpantun. Disini pengantin pria akan diajak ikut menari bersama. Setelah itu calon pengantin pria diarak beramai ramai menuju kediaman pengantin wanita.
• MAH BEI ( Mwengarak Pengantin Pria )
Sebelum rombongan pengantin pria sampai ke rumah pengantin wanita, mereka akan terlebih dahulu berhenti di rumah persinggahan yang disebut Umah selangan selama 30 – 60 menit. Ditempat ini rombongan akan menanti datangnya kiriman makanan yang dibawa oleh utusan pihak beru. Bila kiriman itu dianggap berkenan maka rombongan akan melanjutkan perjalanan menuju rumah pengantin wanita, setelah mendengar kabar bahwa kelurga pengantin wanita telah siap menerima kedatangan. Sebaliknya bla tidak berkenan maka acara bisa tertunda bahkan batal. Dalam perjalanan ini, pengantin pria diapit telangkai yang bisanya terdirri dari dua orang laki – laki yang sudah
menikah. Pada acara ini orang tua mempelai pria boleh tidak mendampingi karena tugas tersebut telah diwakilkan.
Setibanya rombongan bei di rumah pengantin wanita, tiga orang ibu akan langsung datang menyambut dan saling bertukar batil tempat sirih lalu diadakan acara basuh kidding ( cuci kaki ) di depan pintu masuk. Uniknya yang melakukan acara basuh kidding ini adalah adik perempuan pengantin wanita. Jika pengantin wanita tidak memiliki adik perempuan maka tugas ini bisa digantikan oleh anak pakciknya. Setelah itu sebagai tanda terima kasih, pengantin pria akan memberikan sejumlah uang kepada adik pengantin wanita tersebut.
Selanjutnya pengantin pria akan melakukan acara tepung tawar yang dilakukan oleh keluarga pengantin wanita. Sambil dibimbing masuk rumah, pengantin pria akan diserahkan oleh keluarganya dan didudukkan berhadapan dengan ayah pengantin wanita untuk acara akad nikah yang disebut acara Rempele ( Penyerahan ).
Sebelum akad nikah dimulai telah disiapkan satu gelas air putih, satu wadah kosong dan sepiring ketan kunung untuk melakukan tata acara adat. Selesai akad pengantin pria memberikan S apBatil Mangas kepada mertua laki – lakinya. Selama akad berlangsung pengantn wanita yang telah didandani tetap tinggal di dalam kamar sambil menunggu dipertemukan dengan suaminya. Acara inilah yang disebut kamar dalem.
• MUNENES ( Ngunduh Mantu )
Acara ini sebagai simbol perpisahan antara pengantin wanita dengan orang tuanya karena telah bersuami dan akan berpisah tempat tnggal, termasuk juga sebagai acara perpisahan di masa lajang ke kehidupan berkeluarga. Pengantin wanita akan diantar ke rumah pengantin pria sambil membawa barang – barangnya dari peralatan rumah tangga sampai bekal memulai hidup baru. Setelah itu diadakan acara makan bersama. Biasanya setelah tujuh hari pengantin wanita berada di rumah pengantin pria, orang tua pengantin pria akan dating ke rumah besannya sambil membawa nasi beserta lauk pauk. Acara yang disebut Mah Kero Opat Ingi ini bertujuan untuk lebih saling mengenal antar dua keluarga yang sudah bebesan.
Upacara Peutron Tanoh (Turun Tanah)
Upacara turun tanah (peutron tanoh) diadakan setelah bayi berumur tujuh hari atau 2 tahun. Dalam jangka waktu yang cukup untuk mempersiapkannya, lebih-lebih anak pertama yang sering diadakan upacara cukup besar, dengan memotong kerbau atau lembu. Pada upacara ini bayi digendong oleh seseorang yang terpandang, baik perangai dan budi pekertinya. Orang yang menggendong memakai pakaian yang bagus-bagus. Waktu turun dari tangga ditundungi dengan sehelai kain yang dipegang oleh empat orang pada setiap sisi kain itu. Di atas kain tersebut dibelah kelapa agar bayi tadi tidak takut terhadap suara petir. Belahan kelapa dilempar dan sebelah lagi dilempar kepada wali karong. Salah seorang keluarga dengan bergegas menyapu tanah dan yang lain menampi beras bila bayi itu perempuan, sedangkan bila bayi itu laki-laki salah seorang keluarga tersebut mencangkul tanah, mencencang batang pisang atau batang tebu. Kemudian sejenak bayi itu dijejakkan di atas tanah dan akhirnya dibawa berkeliling rumah atau mesjid sampai bayi itu dibawa pulang kembali ke rumah
Tradisi Makan dan Minum
Makanan pokok masyarakat Aceh adalah nasi. Perbedaan yang cukup menyolok di dalam tradisi makan dan minum masyarakat Aceh dengan masyarakat lain di Indonesia adalah pada lauk-pauknya. Lauk-pauk yang biasa dimakan oleh masyarakat Aceh sangat spesifik dan bercitra rasa seperti masakan India. Lauk-pauk utama masyarakat Aceh dapat berupa ikan, daging (kambing/sapi). Di antara makanan khas Aceh adalah gulai kambing (Kari Kambing), sie reboih, keumamah, eungkot paya (ikan Paya), mie Aceh, dan Martabak. Selain itu, juga ada nasi gurih yang biasa dimakan pada pagi hari. Sedangkan dalam tradisi minum pada masyarakat Aceh adalah kopi.
HUKUM ADAT MASYARAKAT ACEH
Aceh adalah salah satu provinsi di
Indonesia yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat dalam masyarakatnya. Hal ini terlihat dengan masih berfungsinya institusi-institusi adat di tingkat gampông atau mukim. Meskipun Undang-undang no 5 tahun 1975 berusaha menghilangkan fungsi mukim, keberadaan Imum Mukim di Aceh masih tetap diakui dan berjalan. Hukum adat di Aceh tetap masih memegang peranan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam masyarakat Aceh yang sangat senang menyebut dirinya dengan
Ureueng Aceh terdapat institusi-institusi adat di tingkat gampông dan mukim. Institusi ini juga merupakan lembaga pemerintahan. Jadi, setiap kejadian dalam kehidupan bermasyarakat,
Ureueng Aceh selalu menyelesaikan masalah tersebut secara adat yang berlaku dalam masyarakatnya. Pengelolaan sumber daya alam pun di atur oleh lembaga adat yang sudah terbentuk.
Lembaga-lembaga adat dimaksud seperti
Panglima Uteun, Panglima Laot, Keujruen Blang, Haria Pekan, Petua Sineubok. Semua lembaga ini berperan di posnya masing-masing sehingga pengelolaan sumberdaya alam di gampông trepelihara.
Misalnya, Panglima Laot yang bertugas mengelola segala hal berkaitan dengan laut dan hasilnya. Tentunya semua hal berkaitan dengan laut diatur oleh lembaga tersebut. Begitu pun dengan lembaga lainnya.
Lembaga-lembaga adat itu sekarang terkesan hilang dalam masyarakat Aceh, karena derasnya arus globalisasi dan westernisasi yang mencoba merobah peradaban masyarakat Aceh. Padahal, jika lembaga-lembaga adat tersebut dihidupkan pada suatu gampông, kampung tersebut akan tetap kokoh seperti jayanya masa-masa kesultanan Aceh.
Salah satu contoh kokohnya masyarakat dengan peranan lembaga adat seperti terlihat di Gampông Barô. Kampung yang dulunya berada di pinggir pantai, namun tsunami menelan kampung mereka. Berkat kepercayaan masyarakat kepada pemangku-pemangku adat di kampungnya, masyarakat Gampông Barô sekarang sudah memiliki perkampungan yang baru, yaitu di kaki bukit desa Durung, Aceh Besar.
Tak pernah terjadi kericuhan dalam masyarakatnya, sebab segala macam kejadian, sampai pada pembagian bantuan pun masyarakat percaya penuh kepada lembaga adat yang sudah terbentuk. Nilai musyawarah dalam masyarakat adat memegang peranan tertinggi dalam pengambilan keputusan.
Kasus lain pernah terjadi di tahun 1979. Ketika itu desa Lam Pu’uk selisih paham dengan desa Lam Lhom. Kasus itu terhitung rumit karena membawa nama desa, namun masalah dapat diselesaikan secara adat oleh Imum Mukim. Ini merupakan bukti kokohnya masyarakat yang menjunjung tinggi adat istiadat yang berlaku. Mereka tidak memerlukan polisi dalam menyelesaikan masalah sehingga segala macam bentuk masalah dapat diselesaikan dengan damai tanpa dibesar-besarkan oleh pihak luar.
Jika kita lihat hukum yang dipakai oleh aparatur negara (polisi), selalu berujung pada penjara dan denda. Penyalahgunaan hukum oleh aparatur penegak hukum itu pun sering kita dengar. Misalkan saja ketika seseorang silap tak memakai helm di jalan raya. Orang itu langsung dijatuhi denda sampai Rp 50 ribu. Hal ini pernah menimpa beberapa pengendara sepeda motor yang melintas di jalan depan Perpustakaan Daerah NAD. Ketika yang melakukan kesalahan adalah penegak hukum atau kerabatnya,
orang tersebut bisa bebas begitu saja. Artinya hukum yang dipakai tidak berlaku pada penegak hukum.
Dalam hukum adat semua jenis pelanggaran memiliki jenjang penyelesaian yang selalu dipakai dan ditaati masyarakat. Hukum dalam adat Aceh tidak langsung diberikan begitu saja meskipun dalam hukum adat juga mengenal istilah denda. Dalam hukum adat jenis penyelesaian masalah dan sanksi dapat dilakukan terlebih dahulu dengan menasihati. Tahap kedua teguran, lalu pernyataan maaf oleh yang bersalah di hadapan
orang banyak (biasanya di meunasah/ mesjid), kemudian baru dijatuhkan denda. Artinya, tidak langsung pada denda sekian rupiah. Jenjang penyelesaian ini berlaku pada siapa pun, juga perangkat adat sekalipun.
Menilik hukum yang diselenggarkan oleh aparatur hukum negara ini, apakah sudah sesuai dengan syariat Islam jika dengan segampangnya meminta uang denda kepada
orang yang silap tidak mengenakan helm tanpa menasihati dan memperingati terlebih dahulu? Oleh karena Aceh ini sudah diterapkan syariat Islam, hukum di Aceh hendaknya jangan bertentangan dengan hukum Islam. Islam tidak pernah memberatkan atau mempersulit penganutnya. Hukum adat di Aceh selalu berpedoman kepada alquran dan assunnah. Hal ini juga sesuai dengan qanun NAD nomor 7 tahun 2000 bab II pasal 2.
Lahirnya UU no.11 tahun 2006 memperlihatkan pemerintah
Indonesia telah mulai berpihak kepada rakyat Aceh. Di
sana mulai diakui keberadaan mukim dan gampông serta lembaga adat lainnya.
Dijelaskan dalam bab XIII pasal 98, bahwa lembaga adat berfungsi dan berperan sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan Aceh di bidang keamanan, ketenteraman, kerukunan, dan ketertiban masyarakat.
Lembaga-lembaga adat dimaksud ada yang di tingkat gampông dan ada yang di tingkat mukim. Jika lembaga adat ini diberikan wewenang sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat,
niscaya sumber daya alam di gampông tersebut lestari dan terjaga. Maka masyarakat Aceh akan kembali jaya seperti zaman kesultanan dahulu, karena hukum adat selalu pro rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com/provinsiaceh
www.kompas.com/upacaraperkawinanaceh
http://hermanrn.blogspot.com/hukumadatmasyarakataceh
www.wikipedia.com/sukuaceh
Langganan:
Postingan (Atom)