Kamis, 11 November 2010

pengarahan dan pengembangan organisasi dalam komunikasi

Komunikas i ada di mana- mana, di r umah, dikampus, di Mesjid, di Kantor dan
sebagainya. Komunikas i menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian
(Applboum, 1974 : 63) menyebutkan bahwa tiga perempat (70%) waktu bangun kita
digunakan untuk berkomunikas i – membaca, menulis dan mendengar an
(We spend an
estimated three-fourths of our waking hours in some form of communications-reading,
writing, speaking and listening)
Komunikasi menentukan kualitas hidup kita.
Komunikas i memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan
dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikas i. Apalagi syarat seorang
pemimpin selain ia har us ber ilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat
jas mani dan rohani, ia juga har us memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers
(1969:180) mengatakan
“Leader ship is Communication.
Kemampuan berkomunikasi
akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap pemimpin
(leader)
memiliki pengikut
(flower)
guna meralisir gagasannya dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi
seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi pr ilaku orang lain.
Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam organisasi.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengor ganisasisan, pengarahan dan
pengawasan dengan memberdayakan anggota organisas i dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan or ganisasi yang telah ditetapkan (Handoko,
2003: 8). Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan s uatu
pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara
mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diper lukan untuk
mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7)
Manajemen dibutuhkan oleh semua or ganisasi, karena tanpa manajemen, semua
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan
utama mengapa manajemen itu dibutuhkan.
Pertama
: Untuk mencapai tujuan.
Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisas i dan pr ibadi;
kedua :
1

Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran- sasaran dan kegiatan-
kegiatan dari pihak yang berkepentinga n dalam or ganisasi, seperti pemilik dan karyawan,
maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat ker ja, assos iasi perdagangan,
mas yarakat dan pemerintah.
Ketiga :
Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. S uatu
kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang
umum adalah efis iensi dan efektivitas.
B. Komunikas i Dalam Organisas i
Komunikas i dalam organisasi adalah : Komunikas i di suatu or ganisasi yang
dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada
kaitannya dengan or ganisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang seras i untuk
mencapai tujuan dan sasar an or ganisasi (Effendy,1989: 214).
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikas i. Padahal
komunikas i yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan,
pertama,
komunikas i adalah proses melalui mana fungsi- fungsi manajemen mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai;
kedua,
komunikas i adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi
waktu mereka.
Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas -tugas
mereka. I nformas i harus dikomunikas ikan kepada s tafnya agar mereka mempunyai dasar
perencanaan, agar rencana- rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan
komunikas i dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan
manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai.
Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi- fungsi manajemen melalui
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
Sebahagian besar waktu seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi,
baik tatap muka atau melalui media seper ti Telephone, Hand Phone dengan bawahan,
staf, langganan dsb. Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo,
surat dan laporan- laporan.
2

C. Model Komunikas i dalam Organisasi
Model komunikasi yang paling seder hana adalah adanya pengir im, ber ita (pesan)
dan penerima seperti gambar berikut ini :
Pengirim Pesan Pener ima
Model ini menunjukkan 3 unsur esens i komunikasi. Bila salah satu unsur hilang,
komunikas i tidak dapat ber langsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan,
tetapi bila tidak ada yang mener ima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi.
Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur -uns ur penting dalam suatu
organisasi yaitu :
1.
Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang
2.
diter jemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol- simbol, kemudian
3.
disampaikan atau dikir imkan sebagai pesan kepada penerima
4.
penerima menangkap symbol-simbol dan
5.
diter jemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan
6.
mengir imkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.
Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikir im,
susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan
tersebut.
Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-s imbol verbal atau nonverbal
yang mampu memindahkan pengertian, seper ti kata- kata percakapan atau tulisan, angka,
berakan dsb.
Langkah ketiga sumber mengir imkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi
silan. Manfaat komunikasi lisan, antar pr ibadi adalah kesempatan untuk ber interaksi
antara sumber dan pener ima, memungkinkan komunikasi nonverba l (gerakan tubuh,
intonas i s uara, dll) disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan bali
diproleh. Sedangkan komunikas i terulis dapat disampaikan melalui media seperti :memo,
3

surat, lapor an, catatan, bulletin, s urat kabar dsb. Komunikas i tulisan mempunyai
kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting masa mendatang.
Langkah keempat adalah penerimaan pesan oleh pihak penerima. Pada umumnya
penerima menerima pesan melalu panca indera mereka.. banyak pesan penting yang
tidak diterima oleh seseor ang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan
dalam mememilih media yang tepat.
Langkah kelima adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami symbol- simbol
yang diper gunakan oleh pengirim (s umber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang,
kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam
komunikas i dua arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan
pimpinan dalam berkomunikas i menjadi factor penentu berhasil tidaknya orang lain
memahami ide, gagasan yang ia sampaikan.
Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan,
penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang berkes inambungan
dan tak pernah berakhir. I nilah yang dis ebut bahwak komunikas i yang efektif itu akan
menimbulkan interaksi yang baik pula dalam melaksanakan tujuan or ganisasi.
D. Hambatan-Hambatan Te rhadap Komunikasi yang Efektif
1. Hambatan Or ganisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajer ial dan
spesialisasi.
Tingkat khirarkhi bila suatu organisas i tumbh, dan str uktur nya berkembang, akan
menimbulkan berbagai masalah komunikas i. Karena pesan har us melalui tingkatan
(jenjang) tambahan, yang memer lukan waktu yang lebih lama bar ulah pesan itu sampai.
Wewenang Manajerial artinya, kekaburan wewenang bagi setiap tingkatan pada
jabatan ter tentu akan membuat pesan tidak sampai ke selur uh bagian yang ada dalam
organisasi tersebut.
Spesialisas i artinya adalah prins ip or ganisasi, tetapi juga menimbulkan masalah-
masalah komunikasi, apalagi mereka yang berbeda keahlian bekerja saling berdekatan.
Perbedaan fungsi dan kepentingan dan istilah- istilah dalam peker jaan mereka mas ing
dapat menghambat, dan membuat kesulitan dalam memahami, sehingga akan timbul
salah pengertian dan sebagainya.
4

2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi
Manejer selalu menghadapi bahwa pesan yang disampaikan akan berubah dan
menyimpang dari maks ud pertama. Manejer haruslah memperhatikan hambatan-
hambatan antar pr ibadi seper ti : Perseps i selektif, status atau kedudukan komunikator
(Sumber), Keadaaan membela dir i, Pendengaran lemah, dan ketidaktepatan dalam
penggunaan bahasa.
Persepsi selektif adalah suatu proses yang menyelur uh dengan mana seorang
menseleksi, mengor ganisasikan, dan mengartikan segala pesan yang ia ter ima. Perseps i
seseorang akan dipengar uhi oleh pengalaman masing- masing. Untuk itu diharapkan
seorang manejer memahami sebanyak mungkin tentang kerangka piker, keinginan,
kebutuhan, motif, tujuan dan tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar komunikas i
dalam organisasi yang ia pimpin menjadi efektif.
Status Komunikator artinya hambatan utama komunikas i adalah kecendr ungan
untuk menilai ter utama kredibilitas sumber. Kredibilitas didasarkan keahlian seseorang
dalam bidang yang ia komunikasikan dan tingkat keper cayaan seseorang bahwa
komunikator dapat dipercayai.
Keadaan membela dir i. Perasaan membela diri baik pada pengirim, maupun
penerima pesan, menimbulkan hambatan dalam proses komunikas i.
Pendengaran lemah. Manejer harus belajar untuk mendengar secara efektif agar
mampu mengatasi hambatan ini.
Ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Salah satu kes alahan terbesar yang
terjadi dalam proses komunikasi adalah salah dalam menggunakan bahasa. Sebagai
contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berar ti satu jam,
satu hari atau satu minggu. Disamping itu bahasa nonverbal yang tidak konsis ten seper ti
nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikas i.
E. Pedoman komunikas i yang baik
1.
Teliti tujuan sebenarnya dalam setiap berkomunikasi
2.
Pertimbangkan keadaan fisik dan fisikhis or ang lain dalam berkomunikasi
3.
Kons ultasikan dengan berbagai pihak setiap proses manejemen mulai dar i
merencanakan sampai evaluas i.
5

4.
Perhatikan tekanan nada dan eksperesi wajah sesuai dengan isi pesan yang
disampaikan.
5.
Perhatikan konsistensi dalam berkomunikasi
6.
Jadilah pendengar yang baik dalam berkomunikas i.
Rujukan
Applbaum, Ronald L, 1974,
Strategies for Persuasive Communication
, Char les E. Merr il
Publishing Company, Columbus, Ohio.
Effendy, 1989,
Kamus Komunikasi
, Mandar Maju, Bandung.
Handoko, T. Hani, 2003
, Manajemen
, BPFE,Jogyakar ta
Muhammad, Ar ni, 1995,
Komunikasi Organisasi
, Bumi Aksara, Jakarta.
Liliweri, Alo, 1997,
Sosiologi Organisasi
, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Stoner, James A.F., 1996,
Manajemen
, Erlangga, Jakarta
6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar